medcom.id, Jakarta: Selain memberi citarasa pada makanan, garam sebagai sumber yodium juga memiliki fungsi kesehatan. Namun, hal itu sepertinya tidak terlalu berlaku bagi penderita diabetes.
Menurut studi di Jepang, asupan tinggi garam dapat melipatgandakan resiko penyakit jantung pada penderita diabetes. Demikian informasi yang dilansir dari Fox News, Minggu (23/11/2014).
Untuk membuktikannya, para peneliti melakukan survei pada 1.600 pasien diabetes usia 40 sampai 60 tahun di seluruh Jepang selama delapan tahun. Dalam hal ini, peserta penelitian disuruh menjawab tentang asupan gizi mereka, termasuk soal konsumsi sodium dan natrium.
Hasilnya, peserta dengan asupan natrium tinggi (sekitar 6.000 miligram per hari) memiliki resiko dua kali lebih mungkin untuk terserang penyakit jantung dibanding mereka dengan asupan natrium rendah (sekitar 2.800 miligram per hari).
"Untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskular pada penderita diabetes tipe 2, penting bagi mereka untuk meningkatkan kontrol gula darah dan memperhatikan pola makan. Temuan ini menambah bukti, bahwa mengonsumsi sedikit garam dapat membantu mencegah komplikasi pada penderita diabetes," ujar Chika Horikawa, peneliti dari University of Niigata Prefecture, Jepang.
Sejak penelitian ini, efek negatif garam mulai disosialisasikan. Adapun garam yang harus dihindari, bukan hanya bubuk garam yang digunakan untuk memasak, tetapi juga garam natrium yang terdapat pada makanan olahan.
Pada orang muda sehat, panduan diet merekomendasikan untuk membatasi natrium kurang dari 2.300 mg per hari. Sementara 1.500 mg, merupakan takaran yang direkomendasikan untuk kelompok yang memiliki resiko tinggi penyakit jantung. Contohnya: orangtua diatas usia 51 tahun, mereka yang memiliki penyakit ginjal, darah tinggi dan diabetes, serta orang Amerika.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, orang Amerika rata-rata mengonsumsi 3.300 mg sodium per hari. Karena itulah, lebih dari 29 Juta orang di Amerika Serikat memiliki diabetes tipe 2, sementara 86 Juta lainnya, memiliki kadar gula darah tinggi yang bisa berkembang menjadi diabetes.
medcom.id, Jakarta: Selain memberi citarasa pada makanan, garam sebagai sumber yodium juga memiliki fungsi kesehatan. Namun, hal itu sepertinya tidak terlalu berlaku bagi penderita diabetes.
Menurut studi di Jepang, asupan tinggi garam dapat melipatgandakan resiko penyakit jantung pada penderita diabetes. Demikian informasi yang dilansir dari Fox News, Minggu (23/11/2014).
Untuk membuktikannya, para peneliti melakukan survei pada 1.600 pasien diabetes usia 40 sampai 60 tahun di seluruh Jepang selama delapan tahun. Dalam hal ini, peserta penelitian disuruh menjawab tentang asupan gizi mereka, termasuk soal konsumsi sodium dan natrium.
Hasilnya, peserta dengan asupan natrium tinggi (sekitar 6.000 miligram per hari) memiliki resiko dua kali lebih mungkin untuk terserang penyakit jantung dibanding mereka dengan asupan natrium rendah (sekitar 2.800 miligram per hari).
"Untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskular pada penderita diabetes tipe 2, penting bagi mereka untuk meningkatkan kontrol gula darah dan memperhatikan pola makan. Temuan ini menambah bukti, bahwa mengonsumsi sedikit garam dapat membantu mencegah komplikasi pada penderita diabetes," ujar Chika Horikawa, peneliti dari University of Niigata Prefecture, Jepang.
Sejak penelitian ini, efek negatif garam mulai disosialisasikan. Adapun garam yang harus dihindari, bukan hanya bubuk garam yang digunakan untuk memasak, tetapi juga garam natrium yang terdapat pada makanan olahan.
Pada orang muda sehat, panduan diet merekomendasikan untuk membatasi natrium kurang dari 2.300 mg per hari. Sementara 1.500 mg, merupakan takaran yang direkomendasikan untuk kelompok yang memiliki resiko tinggi penyakit jantung. Contohnya: orangtua diatas usia 51 tahun, mereka yang memiliki penyakit ginjal, darah tinggi dan diabetes, serta orang Amerika.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, orang Amerika rata-rata mengonsumsi 3.300 mg sodium per hari. Karena itulah, lebih dari 29 Juta orang di Amerika Serikat memiliki diabetes tipe 2, sementara 86 Juta lainnya, memiliki kadar gula darah tinggi yang bisa berkembang menjadi diabetes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AWP)
