medcom.id, Jakarta: Sepuluh peti berwarna putih dibawa masuk satu persatu ke kabin pesawat CN295 milik TNI Angkatan Udara. Karangan bunga indah yang menghiasi peti jenazah itu, membawa suasana haru tersendiri.
Pukul 17.20, Jumat (2/1/2014) , cuaca teduh bukanlah hal yang cukup aneh. Hal lumrah yang terjadi sehari-hari. Awan terlihat menggelayuti langit Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat.
Sesekali, hembusan angin menyentuh kuduk mereka yang berbaris rapi, sejuk. Tim evakuasi membentuk barisan membuat pagar untuk melindungi CN2895 yang berdiri gagah, menunggu sepuluh nama masuk.
Sepuluh peti jenazah digotong tim evakuasi lainnya, membentuk dua barisan. Berjalan rapi dan teratur menuju ekor pesawat untuk kemudian mengantar peti berwarna putih dan berhias karangan bunga itu ke dalam CN295. Sikap hormat mengiringi tiap langkah serdadu pengangkut peti.
Hari kedua di tahun 2015, memberi harapan bagi keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak beberapa hari yang lalu, Minggu (30/12/2014). Sepuluh jenazah diantarkan menuju Bandara Juanda Surabaya untuk diidentifikasi tim forensik yang yang telah siaga.
Nama adalah yang paling ditunggu sanak keluarga dari 155 penumpang pesawat AirAsia QZ8501. Diantara mereka, ada keluarga dan sanak saudara yang kini terbujur kaku.
Keluarga masih menunggu nama. Karena dari 10 jenazah, janya enam yang baru diketahui ciri-cirinya. Tiga laki-laki dan tiga perempuan, empat lagi masih belum diketahui. Itu pun belum identitasnya.
Sepuluh nama yang belum diketahui identitasnya itu akan segera dibawa ke Surabaya. Setelah diidentifikasi, sepuluh jenazah akan segera dipulangkan ke keluarganya masing-masing.
Pukul 17.35, CN295 menghidupkan mesin, rotor berputar kian kencang. Pesawat milik TNI AU ini segera lepas landas membawa sepuluh peti jenazah. Membawa obat untuk tangis yang tertahan sejak akhir tahun lalu keluar dari perairan Selat Karimata.
Sepuluh peti jenazah diterbangkan, sepuluh nama akan kembali pulang
medcom.id, Jakarta: Sepuluh peti berwarna putih dibawa masuk satu persatu ke kabin pesawat CN295 milik TNI Angkatan Udara. Karangan bunga indah yang menghiasi peti jenazah itu, membawa suasana haru tersendiri.
Pukul 17.20, Jumat (2/1/2014) , cuaca teduh bukanlah hal yang cukup aneh. Hal lumrah yang terjadi sehari-hari. Awan terlihat menggelayuti langit Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat.
Sesekali, hembusan angin menyentuh kuduk mereka yang berbaris rapi, sejuk. Tim evakuasi membentuk barisan membuat pagar untuk melindungi CN2895 yang berdiri gagah, menunggu sepuluh nama masuk.
Sepuluh peti jenazah digotong tim evakuasi lainnya, membentuk dua barisan. Berjalan rapi dan teratur menuju ekor pesawat untuk kemudian mengantar peti berwarna putih dan berhias karangan bunga itu ke dalam CN295. Sikap hormat mengiringi tiap langkah serdadu pengangkut peti.
Hari kedua di tahun 2015, memberi harapan bagi keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak beberapa hari yang lalu, Minggu (30/12/2014). Sepuluh jenazah diantarkan menuju Bandara Juanda Surabaya untuk diidentifikasi tim forensik yang yang telah siaga.
Nama adalah yang paling ditunggu sanak keluarga dari 155 penumpang pesawat AirAsia QZ8501. Diantara mereka, ada keluarga dan sanak saudara yang kini terbujur kaku.
Keluarga masih menunggu nama. Karena dari 10 jenazah, janya enam yang baru diketahui ciri-cirinya. Tiga laki-laki dan tiga perempuan, empat lagi masih belum diketahui. Itu pun belum identitasnya.
Sepuluh nama yang belum diketahui identitasnya itu akan segera dibawa ke Surabaya. Setelah diidentifikasi, sepuluh jenazah akan segera dipulangkan ke keluarganya masing-masing.
Pukul 17.35, CN295 menghidupkan mesin, rotor berputar kian kencang. Pesawat milik TNI AU ini segera lepas landas membawa sepuluh peti jenazah. Membawa obat untuk tangis yang tertahan sejak akhir tahun lalu keluar dari perairan Selat Karimata.
Sepuluh peti jenazah diterbangkan, sepuluh nama akan kembali pulang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)