medcom.id, Surabaya: Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim menyatakan 162 data ante mortem korban AirAsia QZ8501 sudah lengkap, setelah satu data milik co-pilot Remi Emmanuel terkumpul.
"Sekarang sudah ada 162 data ante mortem sehingga tim bisa melanjutkan proses berikutnya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono kepada wartawan di Surabaya, Minggu (4/1/2015) malam.
Ia menjelaskan, data milik co-pilot asal Prancis tersebut didapat setelah DVI bekerja sama dengan Interpol, mengingat tim sempat kesulitan karena keluarganya bertempat tinggal di Kepulauan Karibia.
Ante mortem merupakan kegiatan profiling yakni menyiapkan data orang seperti rekam medis, sidik jari, DNA, termasuk ciri-ciri seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya. Sampel DNA dari keluarga Remi juga sudah terkumpul.
"Total sampel DNA sampai saat ini berjumlah 146 sampel, sisanya 16 sampel kami harap keluarga segera menyerahkan," imbuh dia.
Sementara itu, dari 162 penumpang AirAsia, sebanyak 34 jenazah sudah di Rumah Sakit Bhayangkara dan sembilan jenazah di antaranya yang terdiri atas lima perempuan dan empat laki-laki telah diserahkan ke keluarga. Selain itu, sembilan jenazah dalam tahap pendalaman rekonsiliasi, 12 jenazah pada pukul 18.00 WIB selesai dilakukan pemeriksaan post-mortem.
Pada Senin hari ini, sebut dia, sekitar pukul 09.00 wib akan digelar rapat rekonsiliasi terhadap 20 jenazah dengan mencocokkan data dari ante mortem maupun post-mortem.
"Malam ini tim bekerja, khususnya yang telah selesai pemeriksaan 'post mortem', dilanjutkan rapat pra-rekonsiliasi, yakni data-data mentah disajikan dalam bentuk informasi sehingga besok rapat memudahkan tim untuk membahas," katanya.
medcom.id, Surabaya: Tim
Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim menyatakan 162 data
ante mortem korban AirAsia QZ8501 sudah lengkap, setelah satu data milik co-pilot Remi Emmanuel terkumpul.
"Sekarang sudah ada 162 data
ante mortem sehingga tim bisa melanjutkan proses berikutnya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono kepada wartawan di Surabaya, Minggu (4/1/2015) malam.
Ia menjelaskan, data milik co-pilot asal Prancis tersebut didapat setelah DVI bekerja sama dengan Interpol, mengingat tim sempat kesulitan karena keluarganya bertempat tinggal di Kepulauan Karibia.
Ante mortem merupakan kegiatan
profiling yakni menyiapkan data orang seperti rekam medis, sidik jari, DNA, termasuk ciri-ciri seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya. Sampel DNA dari keluarga Remi juga sudah terkumpul.
"Total sampel DNA sampai saat ini berjumlah 146 sampel, sisanya 16 sampel kami harap keluarga segera menyerahkan," imbuh dia.
Sementara itu, dari 162 penumpang AirAsia, sebanyak 34 jenazah sudah di Rumah Sakit Bhayangkara dan sembilan jenazah di antaranya yang terdiri atas lima perempuan dan empat laki-laki telah diserahkan ke keluarga. Selain itu, sembilan jenazah dalam tahap pendalaman rekonsiliasi, 12 jenazah pada pukul 18.00 WIB selesai dilakukan pemeriksaan
post-mortem.
Pada Senin hari ini, sebut dia, sekitar pukul 09.00 wib akan digelar rapat rekonsiliasi terhadap 20 jenazah dengan mencocokkan data dari
ante mortem maupun
post-mortem.
"Malam ini tim bekerja, khususnya yang telah selesai pemeriksaan 'post mortem', dilanjutkan rapat pra-rekonsiliasi, yakni data-data mentah disajikan dalam bentuk informasi sehingga besok rapat memudahkan tim untuk membahas," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)