Jakarta: Susu ikan menjadi topik yang ramai diperbincangkan di kalangan masyarakat Indonesia belakangan ini. Produk inovatif ini dianggap sebagai alternatif baru untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, terutama di tengah tingginya ketergantungan pada impor susu sapi.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki resmi meluncurkan produksi susu ikan pertama di Indonesia yang merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia. Peluncuran ini menjadi bagian dari penguatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.
"Susu ikan ini 100 persen produk asli Indonesia. Kita sudah bisa menguasai sektor hulu hingga hilir—mulai dari bahan baku lokal, inovasi teknologi, hingga riset dan pengembangan dilakukan sendiri," kata Teten Masduki dalam acara Talkshow (Protein Talk) Merdeka Protein dan Peluncuran Susu Ikan, di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 15 Agustus 2023.
Sejarah dan Pengembangan Susu Ikan di Indonesia
Ide produksi susu ikan pertama kali muncul dari kebutuhan untuk mencari sumber protein alternatif yang lebih terjangkau dan mudah didapat. Inisiatif ini mulai digagas sejak 2016, bertepatan dengan peringatan Hari Ikan Nasional.
"Kami memulai kemitraan dengan Koperasi Nelayan Mina Bahari pada 2021 dan meluncurkan Gerakan Merdeka Protein. Pada tahun ini, pabrik kami sudah stabil untuk produksi," kata CEO PT Berikan Teknologi Indonesia, Yogi Aribawa Krisna.
Baca juga: MenKopUKM Launching Susu Ikan Pertama di Indonesia Hasil Kemitraan Koperasi dan UKM
Teknologi yang digunakan untuk memproduksi susu ikan di Indonesia adalah hasil pengembangan lokal. Proses ini memanfaatkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI), sebuah ekstrak protein yang diambil dari daging ikan dan diubah menjadi konsentrat.
Konsentrat ini kemudian diolah menjadi minuman dengan rasa dan tekstur yang mendekati susu sapi.
"Kami berharap Indramayu bisa menjadi pilot project untuk pengembangan produksi susu ikan, sehingga dapat direplikasi di daerah lain," kata Yogi.
Kandungan Gizi Susu Ikan dan Manfaatnya
Susu ikan dikenal memiliki kandungan gizi yang tinggi, terutama dalam hal EPA DHA, Omega 3, dan tingkat penyerapan protein yang mencapai 96 persen. Produk ini juga bebas alergen dan mudah dicerna oleh tubuh.
"Susu ikan ini bisa menjadi substitusi protein hewani dari sapi dan kambing, serta mengurangi ketergantungan kita pada impor susu," kata Menteri Teten.
Susu ikan juga diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat dan mengatasi masalah stunting.
"Kami bangga bahwa susu ikan pertama di Indonesia diproduksi di Indramayu. Ini akan membantu meningkatkan status gizi masyarakat dan mengentaskan stunting," kata Bupati Indramayu Nina Agustina.
Potensi Hilirisasi Produk Perikanan di Indonesia
Peluncuran susu ikan ini tidak hanya memperkenalkan inovasi baru dalam produk olahan ikan, tetapi juga menjadi bagian dari langkah hilirisasi sektor perikanan di Indonesia.
"Hilirisasi berbasis bahan baku lokal, seperti ikan, rumput laut, dan produk perikanan lainnya, dapat terus dikembangkan di Indramayu dan daerah lainnya," kata Menteri Teten.
Dalam hal ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk meniru kesuksesan negara-negara seperti Norwegia dan Selandia Baru, yang pendapatan nasionalnya sebagian besar berasal dari produk perikanan dan susu.
"Indonesia seharusnya bisa lebih dari itu karena kita memiliki keanekaragaman hayati yang lebih lengkap," tambah Teten.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Meskipun susu ikan menunjukkan banyak potensi, tantangan masih ada. Salah satunya adalah penerimaan masyarakat terhadap rasa dan aroma susu ikan, yang mungkin tidak sepopuler susu sapi.
"Aroma dari susu ikan masih perlu perbaikan," kata Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Sis Apik Wijayanto.
Namun, pemerintah optimis bahwa susu ikan dapat menjadi alternatif yang layak bagi masyarakat Indonesia.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan serta pemerintah daerah, susu ikan berpotensi besar menjadi salah satu solusi gizi bagi masyarakat Indonesia.
"Kami berharap produk ini bisa menjadi bagian dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia," tutup Teten.
Jakarta:
Susu ikan menjadi topik yang ramai diperbincangkan di kalangan masyarakat Indonesia belakangan ini. Produk inovatif ini dianggap sebagai alternatif baru untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, terutama di tengah tingginya ketergantungan pada impor susu sapi.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki resmi meluncurkan produksi
susu ikan pertama di Indonesia yang merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia. Peluncuran ini menjadi bagian dari penguatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.
"Susu ikan ini 100 persen produk asli Indonesia. Kita sudah bisa menguasai sektor hulu hingga hilir—mulai dari bahan baku lokal, inovasi teknologi, hingga riset dan pengembangan dilakukan sendiri," kata Teten Masduki dalam acara Talkshow (Protein Talk) Merdeka Protein dan Peluncuran Susu Ikan, di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 15 Agustus 2023.
Sejarah dan Pengembangan Susu Ikan di Indonesia
Ide produksi susu ikan pertama kali muncul dari kebutuhan untuk mencari sumber protein alternatif yang lebih terjangkau dan mudah didapat. Inisiatif ini mulai digagas sejak 2016, bertepatan dengan peringatan Hari Ikan Nasional.
"Kami memulai kemitraan dengan Koperasi Nelayan Mina Bahari pada 2021 dan meluncurkan Gerakan Merdeka Protein. Pada tahun ini, pabrik kami sudah stabil untuk produksi," kata CEO PT Berikan Teknologi Indonesia, Yogi Aribawa Krisna.
Baca juga:
MenKopUKM Launching Susu Ikan Pertama di Indonesia Hasil Kemitraan Koperasi dan UKM
Teknologi yang digunakan untuk memproduksi susu ikan di Indonesia adalah hasil pengembangan lokal. Proses ini memanfaatkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI), sebuah ekstrak protein yang diambil dari daging ikan dan diubah menjadi konsentrat.
Konsentrat ini kemudian diolah menjadi minuman dengan rasa dan tekstur yang mendekati susu sapi.
"Kami berharap Indramayu bisa menjadi pilot project untuk pengembangan produksi susu ikan, sehingga dapat direplikasi di daerah lain," kata Yogi.
Kandungan Gizi Susu Ikan dan Manfaatnya
Susu ikan dikenal memiliki kandungan gizi yang tinggi, terutama dalam hal EPA DHA, Omega 3, dan tingkat penyerapan protein yang mencapai 96 persen. Produk ini juga bebas alergen dan mudah dicerna oleh tubuh.
"Susu ikan ini bisa menjadi substitusi protein hewani dari sapi dan kambing, serta mengurangi ketergantungan kita pada impor susu," kata Menteri Teten.
Susu ikan juga diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat dan mengatasi masalah stunting.
"Kami bangga bahwa susu ikan pertama di Indonesia diproduksi di Indramayu. Ini akan membantu meningkatkan status gizi masyarakat dan mengentaskan stunting," kata Bupati Indramayu Nina Agustina.
Potensi Hilirisasi Produk Perikanan di Indonesia
Peluncuran susu ikan ini tidak hanya memperkenalkan inovasi baru dalam produk olahan ikan, tetapi juga menjadi bagian dari langkah hilirisasi sektor perikanan di Indonesia.
"Hilirisasi berbasis bahan baku lokal, seperti ikan, rumput laut, dan produk perikanan lainnya, dapat terus dikembangkan di Indramayu dan daerah lainnya," kata Menteri Teten.
Dalam hal ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk meniru kesuksesan negara-negara seperti Norwegia dan Selandia Baru, yang pendapatan nasionalnya sebagian besar berasal dari produk perikanan dan susu.
"Indonesia seharusnya bisa lebih dari itu karena kita memiliki keanekaragaman hayati yang lebih lengkap," tambah Teten.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Meskipun susu ikan menunjukkan banyak potensi, tantangan masih ada. Salah satunya adalah penerimaan masyarakat terhadap rasa dan aroma susu ikan, yang mungkin tidak sepopuler susu sapi.
"Aroma dari susu ikan masih perlu perbaikan," kata Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Sis Apik Wijayanto.
Namun, pemerintah optimis bahwa susu ikan dapat menjadi alternatif yang layak bagi masyarakat Indonesia.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan serta pemerintah daerah, susu ikan berpotensi besar menjadi salah satu solusi gizi bagi masyarakat Indonesia.
"Kami berharap produk ini bisa menjadi bagian dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia," tutup Teten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DHI)