Tokoh lintas agama doa bersama dalam acara Gema Perdamaian 2015 di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, di Kota Denpasar, Sabtu 10 Oktober 2015. Antara Foto/Fikri Yusuf
Tokoh lintas agama doa bersama dalam acara Gema Perdamaian 2015 di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, di Kota Denpasar, Sabtu 10 Oktober 2015. Antara Foto/Fikri Yusuf

Menteri Agama: Menganut Agama Ibarat Mencintai Istri

Tri Kurniawan • 16 November 2015 10:27
medcom.id, Kendari: Keragaman agama, ras, dan etnis harus dilihat sebagai keberkahan. Dengan keragaman semua orang bisa saling melengkapi, mendukung, dan  mengisi kekurangan.
 
Hal itu disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat membuka pertemuan 1.000 tokoh lintas agama se-Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari.
 
Menurut Lukman, dengan keragaman setiap penganut agama, ras atau suku bisa melihat kekurangan dan kelemahan masing-masing dan bisa menjadikan kekurangan atau kelemahan tersebut sebagai kekuatan memperbaiki diri.

"Menganut agama ibarat mencintai istri. Istri di mata saya yang paling cantik di dunia, tapi tidak boleh saya mengatakan istri orang lain itu jelek," katanya, Minggu (15/11/2015).
 
Seseorang boleh menganggap agama yang dianutnya paling baik dan paling sempurna, namun tidak boleh menganggap agama lain buruk. Menjelek-jelekkan agama orang lain merupakan pemicu konflik.
 
"Sikap-sikap seperti itu tidak boleh dibiarkan dan harus dihindari," ujar Lukman.
 
Lukman berharap, pertemuan 1.000 tokoh lintas agama dapat melahirkan kesepakatan untuk bersama-sama menjaga, melindungi, dan memelihara kerukunan antarumat beragama.
 
Dia menegaskan, tindak kekerasan seperti di Paris atau Libanon baru-baru ini tidak bisa dibenarkan meski dengan alasan apapun. (Antara)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan