medcom.id, Jakarta: Alvian Elvis Peti diketahui baru diangkat sebagai Perwira Kapal atau Mualim 1 di tempatnya bekerja. Alvian merupakan salah seorang awak kapal yang diduga disandera Kelompok Abu Sayyaf.
Handri Suwan, Ketua RT 03/003, Jalan Swasembada Barat, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan, para tetangganya tahu bahwa Alvian bekerja di bidang perkapalan. Sudah tiga bulan terakhir Alvian berlayar.
"Dia baru diangkat jadi Mualim 1, posisinya di bawah kapten kapal," ungkap Handri, Selasa (29/3/2016).
Handri mengatakan, komunikasi terakhir dirinya dengan Alvian terjadi sekitar tiga bulan lalu. Saat itu, Alvian sempat memberitahu Handri akan berlayar di perairan Kalimantan.
Ia pun baru mengetahui kabar disanderanya Alvian dari media. Handri mengaku belum bicara banyak dengan keluarga Alvian.
"Saya baru tahu dari media saja. Istrinya sejak kemarin juga belum bicara apa-apa ke saya," ujar Handri.
Seperti diketahui, terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 pada 28 Maret 2016. Kapal tersebut membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
Saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan). Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak.
Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.
Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan. Saat ini sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu kapal Anand 12 dan 10 orang awak kapal masih berada di tangan pembajak, namun belum diketahui persis posisinya.
Dalam komunikasi melalui telepon kepada perusahaan pemilik kapal, pembajak/penyandera menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak tanggal 26 Maret, pihak pembajak sudah 2 kali menghubungi pemilik kapal.
Kementerian Luar Negeri juga masih terus mengupayakan pembebasan 10 WNI yang disandera. Menlu Retno Marsudi mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berkoordinasi untuk menyelamatkan awak kapal.
Polri pun siap membantu Kemenlu membebaskan 10 awak kapal tersebut. Polri saat ini juga tengah berkoordinasi intensif dengan kepolisian Filipina.
medcom.id, Jakarta: Alvian Elvis Peti diketahui baru diangkat sebagai Perwira Kapal atau Mualim 1 di tempatnya bekerja. Alvian merupakan salah seorang awak kapal yang diduga disandera Kelompok Abu Sayyaf.
Handri Suwan, Ketua RT 03/003, Jalan Swasembada Barat, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan, para tetangganya tahu bahwa Alvian bekerja di bidang perkapalan. Sudah tiga bulan terakhir Alvian berlayar.
"Dia baru diangkat jadi Mualim 1, posisinya di bawah kapten kapal," ungkap Handri, Selasa (29/3/2016).
Handri mengatakan, komunikasi terakhir dirinya dengan Alvian terjadi sekitar tiga bulan lalu. Saat itu, Alvian sempat memberitahu Handri akan berlayar di perairan Kalimantan.
Ia pun baru mengetahui kabar disanderanya Alvian dari media. Handri mengaku belum bicara banyak dengan keluarga Alvian.
"Saya baru tahu dari media saja. Istrinya sejak kemarin juga belum bicara apa-apa ke saya," ujar Handri.
Seperti diketahui, terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 pada 28 Maret 2016. Kapal tersebut membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
Saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan). Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak.
Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.
Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan. Saat ini sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu kapal Anand 12 dan 10 orang awak kapal masih berada di tangan pembajak, namun belum diketahui persis posisinya.
Dalam komunikasi melalui telepon kepada perusahaan pemilik kapal, pembajak/penyandera menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak tanggal 26 Maret, pihak pembajak sudah 2 kali menghubungi pemilik kapal.
Kementerian Luar Negeri juga masih terus mengupayakan pembebasan 10 WNI yang disandera. Menlu Retno Marsudi mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berkoordinasi untuk menyelamatkan awak kapal.
Polri pun siap membantu Kemenlu membebaskan 10 awak kapal tersebut. Polri saat ini juga tengah berkoordinasi intensif dengan kepolisian Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)