Jakarta: Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-98 secara virtual. Salah satu rangkaian perayaan diisi dengan dialog antarpemuka agama Islam dan Konghucu.
“Ini ada potensi titik temu yang harus kita terus jaga dan selaraskan dari sekian perbedaan,” kata staf khusus bidang kerukunan beragama Kementerian Agama (Kemenag) Ishfah Abidal Aziz dalam perayaan HUT Matakin secara virtual, Sabtu, 10 April 2021.
Ishfah menilai pencarian titik temu penting. Pasalnya, hal itu bisa mempererat kebersamaan antarumat beragama untuk membangun Indonesia.
Secara garis besar, kata Ishfah, agama Islam dan Konghucu memiliki kesamaan. Misalnya, sama-sama mengajarkan jalan menuju Tuhan.
“Keyakinan pada Tuhan yang Maha Esa sudah lama diajarkan di agama Konghucu dan Islam,” ujar dia.
Ishfah menyebut kedua agama memiliki tempat ibadah masing-masing. Tempat ibadah bertujuan mengagungkan dan mendedikasikan hidup pada Tuhan.
Konghucu dan Islam juga sama-sama mengakui keberadaan Tuhan, memiliki unsur upacara, dan ritual peribadatan, serta kitab suci. Terakhir, kedua agama memiliki penganut atau umat.
“Beriman pada Tuhan diharapkan bisa mengaplikasikan sifat-sifat mulia dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Ishfah.
Jakarta: Majelis Tinggi Agama
Konghucu Indonesia (Matakin) menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-98 secara virtual. Salah satu rangkaian perayaan diisi dengan dialog antarpemuka agama Islam dan Konghucu.
“Ini ada potensi titik temu yang harus kita terus jaga dan selaraskan dari sekian perbedaan,” kata staf khusus bidang kerukunan beragama Kementerian Agama (Kemenag) Ishfah Abidal Aziz dalam perayaan HUT Matakin secara virtual, Sabtu, 10 April 2021.
Ishfah menilai pencarian titik temu penting. Pasalnya, hal itu bisa mempererat kebersamaan antarumat beragama untuk membangun Indonesia.
Secara garis besar, kata Ishfah, agama Islam dan Konghucu memiliki kesamaan. Misalnya, sama-sama mengajarkan jalan menuju Tuhan.
“Keyakinan pada Tuhan yang Maha Esa sudah lama diajarkan di agama Konghucu dan Islam,” ujar dia.
Ishfah menyebut kedua agama memiliki tempat ibadah masing-masing. Tempat ibadah bertujuan mengagungkan dan mendedikasikan hidup pada Tuhan.
Konghucu dan Islam juga sama-sama mengakui keberadaan Tuhan, memiliki unsur upacara, dan ritual peribadatan, serta kitab suci. Terakhir, kedua agama memiliki penganut atau umat.
“Beriman pada Tuhan diharapkan bisa mengaplikasikan sifat-sifat mulia dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Ishfah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)