Jakarta: Palang Merah Indonesia (PMI) menggandeng masyarakat dalam mengantisipasi dampak fenomena La Nina. Sebab, masyarakat yang bakal paling merasakan dampak bencana.
“Kami secara penuh melibatkan partisipasi seluruh warga masyarakat,” kata Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI, Letjen TNI (Purn) Sumarsono, dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 Oktober 2020.
Sumarsono mengatakan penanganan bencana yang baik lahir dari koordinasi antara pemerintah, swasta, hingga masyarakat. Penanganan bencana tak bisa dibebankan ke salah satu pihak.
PMI gencar mempromosikan perilaku tangguh bencana di tengah masyarakat. Mulai dari keluarga, desa, hingga kelompok masyarakat yang rawan terkena bencana.
Kampanye dan antisipasi itu harus dilakukan sejak dini. Sebab, masyarakat membutuhkan waktu untuk memahami perilaku tangguh bencana dan membuat aksi nyata.
Sementara dari sisi lembaga, PMI menyusun tata kelola risiko terpadu dan memperkuat institusi kesehatan, pendidikan, serta pelayanan sosial.
“PMI terus berupaya menanggulangi bencana di Indonesia baik dengan memberikan bantuan kepada korban, memberikan pelayanan darah, dan mengerahkan relawan,” beber Sumarsono.
Baca: Jokowi Perintahkan Antisipasi Dampak Bencana Hidrometeorologi
Presiden Joko Widodo memerintahkan lembaga dan kementerian untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan akan meningkat bulan depan.
"Laporan yang saya terima dari BMKG fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20 sampai 40 persen di atas normal," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Oktober 2020.
Jokowi ingin seluruh kementerian dan lembaga betul-betul memperhatikan laporan BMKG tersebut. Terutama kementerian dan lembaga di bidang logistik, pertanian, serta perhubungan.
Jakarta: Palang Merah Indonesia (PMI) menggandeng masyarakat dalam mengantisipasi dampak fenomena
La Nina. Sebab, masyarakat yang bakal paling merasakan dampak bencana.
“Kami secara penuh melibatkan partisipasi seluruh warga masyarakat,” kata Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI, Letjen TNI (Purn) Sumarsono, dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 Oktober 2020.
Sumarsono mengatakan penanganan bencana yang baik lahir dari koordinasi antara pemerintah, swasta, hingga masyarakat. Penanganan
bencana tak bisa dibebankan ke salah satu pihak.
PMI gencar mempromosikan perilaku tangguh bencana di tengah masyarakat. Mulai dari keluarga, desa, hingga kelompok masyarakat yang rawan terkena bencana.
Kampanye dan antisipasi itu harus dilakukan sejak dini. Sebab, masyarakat membutuhkan waktu untuk memahami perilaku tangguh bencana dan membuat aksi nyata.
Sementara dari sisi lembaga, PMI menyusun tata kelola risiko terpadu dan memperkuat institusi kesehatan, pendidikan, serta pelayanan sosial.
“PMI terus berupaya menanggulangi bencana di Indonesia baik dengan memberikan bantuan kepada korban, memberikan pelayanan darah, dan mengerahkan relawan,” beber Sumarsono.
Baca:
Jokowi Perintahkan Antisipasi Dampak Bencana Hidrometeorologi
Presiden Joko Widodo memerintahkan lembaga dan kementerian untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan akan meningkat bulan depan.
"Laporan yang saya terima dari BMKG fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20 sampai 40 persen di atas normal," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Oktober 2020.
Jokowi ingin seluruh kementerian dan lembaga betul-betul memperhatikan laporan BMKG tersebut. Terutama kementerian dan lembaga di bidang logistik, pertanian, serta perhubungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)