Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut Indonesia berada di jalur sesar aktif. Gempa dengan skala kecil mapun besar dapat terjadi kapan saja.
Ahli geologi LIPI Mudrik Rahmat Daryono mengatakan upaya mitigasi bencana yang dilakukan pemerintah sudah maksimal. Pemerintah telah membuat mitigasi bencana sesuai rekomendasi LIPI.
"Ilmuwan sudah melakukan pemetaaan bencana dan dikeluarkan tahun lalu. Pemerintah juga sudah menanggapi dengan baik melalui pembuatan jalur evakuasi, sosialisasi kebencanaan, dan persiapan aparat. Semua sudah maksimal," kata Mudrik kepada dihubungi Media Indonesia, Senin, 1 Oktober 2018.
Baca: Kalla Menjamin Bantuan untuk Palu dan Donggala
Daryono tidak mengetahui bagaimana sosialisasi yang dilakukan pemerintah dan kondisi masyarakat dalam menerima informasi tersebut.
"Saya tahu betul Sulawesi itu semua sudah ada mitigasinya. Jalur evakuasi sudah dibuat. Tapi, apakah sosialisasi sampai kepada masyarakat, saya tidak tahu," ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat harus lebih peduli dengan program yang dicanangkan pemerintah baik berupa sosialisasi maupun pemasangan rambu. Daryono enggan berkomentar mengenai tidak terdengarnya peringatan dini tsunami setelah gempa berkekuatan 7,4 skala Richter di Donggala, Jumat, 28 September 2018.
"Itu pada tataran teknis dan bukan kewenangan saya. Prinsipnya, masyarakat sebaiknya patuh pada pemerintah, patuh pada sosialisasi yang dilakukan. Pada prinsipnya seluruh pihak harus memiliki kewaspadaan," katanya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/RkjZmEEk" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut Indonesia berada di jalur sesar aktif. Gempa dengan skala kecil mapun besar dapat terjadi kapan saja.
Ahli geologi LIPI Mudrik Rahmat Daryono mengatakan upaya mitigasi bencana yang dilakukan pemerintah sudah maksimal. Pemerintah telah membuat mitigasi bencana sesuai rekomendasi LIPI.
"Ilmuwan sudah melakukan pemetaaan bencana dan dikeluarkan tahun lalu. Pemerintah juga sudah menanggapi dengan baik melalui pembuatan jalur evakuasi, sosialisasi kebencanaan, dan persiapan aparat. Semua sudah maksimal," kata Mudrik kepada dihubungi
Media Indonesia, Senin, 1 Oktober 2018.
Baca: Kalla Menjamin Bantuan untuk Palu dan Donggala
Daryono tidak mengetahui bagaimana sosialisasi yang dilakukan pemerintah dan kondisi masyarakat dalam menerima informasi tersebut.
"Saya tahu betul Sulawesi itu semua sudah ada mitigasinya. Jalur evakuasi sudah dibuat. Tapi, apakah sosialisasi sampai kepada masyarakat, saya tidak tahu," ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat harus lebih peduli dengan program yang dicanangkan pemerintah baik berupa sosialisasi maupun pemasangan rambu. Daryono enggan berkomentar mengenai tidak terdengarnya peringatan dini tsunami setelah gempa berkekuatan 7,4 skala Richter di Donggala, Jumat, 28 September 2018.
"Itu pada tataran teknis dan bukan kewenangan saya. Prinsipnya, masyarakat sebaiknya patuh pada pemerintah, patuh pada sosialisasi yang dilakukan. Pada prinsipnya seluruh pihak harus memiliki kewaspadaan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)
