Jakarta: Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengapresiasi Polri yang menyelesaikan kerusuhan di Rutan cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, dengan cara damai dan elegan. Namun menyayangkan ada politikus yang memanfaatkan insiden tersebut.
"Ini sungguh sebuah prestasi. Memang memakan waktu, tapi Polri bisa menyelesaikan masalah ini tanpa menimbulkan komplikasi atau masalah lain," kata Wakil Sekjen PSI Danik Eka Rahmaningtiyas, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 10 Mei 2018.
Padahal, lanjut Danik, bisa dibayangkan kemarahan anggota Polri setelah mengetahui lima rekan mereka dibunuh dengan cara keji. Namun, mereka tetap menghadapi para narapidana terorisme dengan profesional.
"Para petinggi Polri dan jajarannya telah memperlihatkan kematangan psikologis luar biasa. Ini bukan hal yang mudah," lanjut Danik.
Ironisnya, kata dia, ada sejumlah politikus yang mengaitkan insiden itu dengan eks Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. "Alih-alih berempati dengan para korban, mereka mengumbar kenyinyiran yang memalukan" ujar Danik.
Baca: Pujian dan Pelajaran buat Polri
Disaat duka mendalam, menurut Danik, seharusnya perbedaan politik dikesampingkan. Upaya penyelesaian masalah harus jadi prioritas, bukan mencari popularitas murahan. Menurutnya, kerusuhan di Mako Brimob meneguhkan fakta bahwa terorisme harus dibasmi.
"Mereka sama sekali tak berperikemanusiaan. Hati mereka sudah tumpul. Tindakan tegas harus diberikan, mereka harus menerima sanksi setimpal," ucap Danik.
Seperti diketahui, Ahok mendekam di Rumah Tahanan Mako Brimob karena terbelit kasus penistaan agama. Dalam kasus tersebut Ahok divonis menjalani masa tahanan selama dua tahun.
Selasa, 8 Mei 2018, kerusuhan pecah di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Kerusuhan diawali bentrok antara narapidana terorisme dengan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Lima polisi pun gugur dalam peristiwa ini. Empat di antara korban gugur merupakan anggota Densus 88 Antiteror dan satu anggota Brimob Polda Metro Jaya. Peristiwa ini juga menewaskan satu narapidana terorisme.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/RkjZZagk" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengapresiasi Polri yang menyelesaikan kerusuhan di Rutan cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, dengan cara damai dan elegan. Namun menyayangkan ada politikus yang memanfaatkan insiden tersebut.
"Ini sungguh sebuah prestasi. Memang memakan waktu, tapi Polri bisa menyelesaikan masalah ini tanpa menimbulkan komplikasi atau masalah lain," kata Wakil Sekjen PSI Danik Eka Rahmaningtiyas, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 10 Mei 2018.
Padahal, lanjut Danik, bisa dibayangkan kemarahan anggota Polri setelah mengetahui lima rekan mereka dibunuh dengan cara keji. Namun, mereka tetap menghadapi para narapidana terorisme dengan profesional.
"Para petinggi Polri dan jajarannya telah memperlihatkan kematangan psikologis luar biasa. Ini bukan hal yang mudah," lanjut Danik.
Ironisnya, kata dia, ada sejumlah politikus yang mengaitkan insiden itu dengan eks Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. "Alih-alih berempati dengan para korban, mereka mengumbar kenyinyiran yang memalukan" ujar Danik.
Baca: Pujian dan Pelajaran buat Polri
Disaat duka mendalam, menurut Danik, seharusnya perbedaan politik dikesampingkan. Upaya penyelesaian masalah harus jadi prioritas, bukan mencari popularitas murahan. Menurutnya, kerusuhan di Mako Brimob meneguhkan fakta bahwa terorisme harus dibasmi.
"Mereka sama sekali tak berperikemanusiaan. Hati mereka sudah tumpul. Tindakan tegas harus diberikan, mereka harus menerima sanksi setimpal," ucap Danik.
Seperti diketahui, Ahok mendekam di Rumah Tahanan Mako Brimob karena terbelit kasus penistaan agama. Dalam kasus tersebut Ahok divonis menjalani masa tahanan selama dua tahun.
Selasa, 8 Mei 2018, kerusuhan pecah di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Kerusuhan diawali bentrok antara narapidana terorisme dengan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Lima polisi pun gugur dalam peristiwa ini. Empat di antara korban gugur merupakan anggota Densus 88 Antiteror dan satu anggota Brimob Polda Metro Jaya. Peristiwa ini juga menewaskan satu narapidana terorisme.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)