Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak khawatir menerima vaksinasi covid-19 dosis ketiga atau booster secara heterolog. Vaksinasi heterolog merupakan pemberian vaksin dengan merek berbeda dari dosis pertama dan kedua.
“Beberapa penelitian dalam dan luar negeri menunjukkan vaksin booster heterolog menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin homolog,” kata Budi dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 11 Januari 2022.
Budi mengatakan vaksinasi heterolog juga sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO memberi keleluasaan pada negara-negara untuk melakukan vaksinasi booster secara homolog dan atau heterolog.
“Tergantung kondisi ketersediaan vaksin dan logistik di masing-masing negara pelaksana pemberian booster,” papar dia.
Baca: Menkes Jamin Ketersediaan Stok Vaksin Booster
Selain itu, Indonesia sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait vaksinasi heterolog. Pemberian vaksin booster heterolog sebanyak setengah dosis.
Budi menyebut penelitian juga menunjukkan vaksin booster setengah dosis efektif memperkuat antibodi. Antibodi yang muncul lebih baik atau relatif sama dengan pembentukan antibodi dari vaksin dosis lengkap.
“Serta KIPI (kejadian ikutan pascaimunisasi) yang lebih ringan,” jelas mantan Wakil Menteri BUMN itu.
Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak khawatir menerima vaksinasi
covid-19 dosis ketiga atau
booster secara heterolog. Vaksinasi heterolog merupakan pemberian
vaksin dengan merek berbeda dari dosis pertama dan kedua.
“Beberapa penelitian dalam dan luar negeri menunjukkan vaksin
booster heterolog menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin homolog,” kata Budi dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 11 Januari 2022.
Budi mengatakan vaksinasi heterolog juga sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO memberi keleluasaan pada negara-negara untuk melakukan vaksinasi
booster secara homolog dan atau heterolog.
“Tergantung kondisi ketersediaan vaksin dan logistik di masing-masing negara pelaksana pemberian
booster,” papar dia.
Baca:
Menkes Jamin Ketersediaan Stok Vaksin Booster
Selain itu, Indonesia sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta rekomendasi
Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait vaksinasi heterolog. Pemberian vaksin booster heterolog sebanyak setengah dosis.
Budi menyebut penelitian juga menunjukkan vaksin booster setengah dosis efektif memperkuat antibodi. Antibodi yang muncul lebih baik atau relatif sama dengan pembentukan antibodi dari vaksin dosis lengkap.
“Serta KIPI (kejadian ikutan pascaimunisasi) yang lebih ringan,” jelas mantan Wakil Menteri BUMN itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)