Jakarta: Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus covid-19 akibat adanya varian Omicron. Kementerian Kesehatan mencatat penambahan 3.205 kasus pada Sabtu, 22 Januari 2022.
Epidemiolog Dicky Budiman menyebut pemerintah harus mengambil langkah antisipatif. Misalya membatasi mobilitas masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.
"Pembelajaran tatap muka (PTM) ini harus ditunda dulu. Setidaknya satu bulan di masa-masa kritis. Online dulu karena berbahaya bagi anak," kata Dicky saat dihubungi, Minggu, 23 Januari 2022.
Dia juga mengimbau perkantoran kembali memberlakukan aturan work from home (WFH) dengan persentase 20-30 persen. Dicky mengingatkan meskipun Omicron memiliki gejala yang ringan, namun varian itu digolongkan dalam variant of concern (VOC) oleh WHO. Artinya, varian tersebut memang berbahaya dan perlu penanganan serius.
"Setiap VOC tentu punya kelebihan dan daya rusak masing-masing yang menjadi alasan kenapa dia jadi VOC. Berarti dia bisa memperburuk situasi pandemi dan menyebabkan kematian," ucap dia.
Terlebih lagi, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia belum divaksinasi. Khususnya lansia dan anak-anak yang menjadi kelompok rawan.
"Sebagaimapun 3T kita terbatas dan lemah, sehingga kasus terjadi secara senyap sebagaimana Delta pada awalnya. Jadi, meskipun gelombang 3 tidak sebesar dan selama gelombang 2, namun dampaknya akan sangat serius dalam jangka panjang," papar Dicky.
Baca: Varian Omicron Masuk Indonesia, Jokowi Minta Warga Segera Vaksinasi Lengkap
Jakarta: Indonesia kembali mengalami lonjakan
kasus covid-19 akibat adanya
varian Omicron. Kementerian Kesehatan mencatat penambahan 3.205 kasus pada Sabtu, 22 Januari 2022.
Epidemiolog Dicky Budiman menyebut pemerintah harus mengambil langkah antisipatif. Misalya membatasi mobilitas masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.
"
Pembelajaran tatap muka (PTM) ini harus ditunda dulu. Setidaknya satu bulan di masa-masa kritis.
Online dulu karena berbahaya bagi anak," kata Dicky saat dihubungi, Minggu, 23 Januari 2022.
Dia juga mengimbau perkantoran kembali memberlakukan aturan
work from home (
WFH) dengan persentase 20-30 persen. Dicky mengingatkan meskipun Omicron memiliki gejala yang ringan, namun varian itu digolongkan dalam
variant of concern (VOC) oleh WHO. Artinya, varian tersebut memang berbahaya dan perlu penanganan serius.
"Setiap VOC tentu punya kelebihan dan daya rusak masing-masing yang menjadi alasan kenapa dia jadi VOC. Berarti dia bisa memperburuk situasi pandemi dan menyebabkan kematian," ucap dia.
Terlebih lagi, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia belum divaksinasi. Khususnya lansia dan anak-anak yang menjadi kelompok rawan.
"Sebagaimapun 3T kita terbatas dan lemah, sehingga kasus terjadi secara senyap sebagaimana Delta pada awalnya. Jadi, meskipun gelombang 3 tidak sebesar dan selama gelombang 2, namun dampaknya akan sangat serius dalam jangka panjang," papar Dicky.
Baca:
Varian Omicron Masuk Indonesia, Jokowi Minta Warga Segera Vaksinasi Lengkap
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)