Jakarta: Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir berharap pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden berjalan lancar dan aman. Dia ingin unsur keamanan bekerja maksimal supaya acara berjalan lancar.
"Agar menjadi momentum memulai amanah dengan seksama," kata Haedar dalam keterangan tertulis, Sabtu,19 Oktober 2019.
Haedar menjelaskan banyak harapan dari masyarakat Indonesia untuk pemerintahan pada kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf. Menurut Haedar usai pelantikan besok, diharap Indonesia menjadi negara yang lebih maju, adil, makmur, bersatu, bermartabat, dan berdaulat.
Sementara soal rekonsiliasi politik, Haedar memandang hal itu merupakan keniscayaan jika Indonesia ingin maju dan pemerintahan berjalan stabil.
"Soal parpol ada yang di pemerintahan atau di luar hal itu positif, agar ada check and balance sehingga demokrasi berjalan dinamis. Tetapi koridor moralnya demi bangsa dan negara, bukan untuk partai dan golongan sendiri," jelas Haedar.
Jokowi dan Ma'ruf dilantik di Gedung MPR, Minggu, 20 Oktober 2019. Keduanya akan mengucapkan sumpah jabatan untuk memimpin Tanah Air periode 2019-2024. Pengukuhan Jokowi-Ma;ruf akan dihadiri para tokoh bangsa.
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan datang. Rival Jokowi-Ma'ruf di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, pun bakal memenuhi undangan.
Sebanyak 17 kepala negara, kepala pemerintahan, dan utusan khusus negara sabahat juga akan hadir. Mereka di antaranya Wakil Presiden Tiongkok Wang Qishan, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad, PM Singapura Lee Hsien Loong, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Australia Scott Morisson, dan Raja Swaziland Mswati III.
Selain itu, Menteri Transportasi Amerika Serikat Elaine Chao akan datang ke Jakarta menyaksikan pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sementara itu, PM Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengirimkan utusan khusus.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/eN4Rwvyk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir berharap pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden berjalan lancar dan aman. Dia ingin unsur keamanan bekerja maksimal supaya acara berjalan lancar.
"Agar menjadi momentum memulai amanah dengan seksama," kata Haedar dalam keterangan tertulis, Sabtu,19 Oktober 2019.
Haedar menjelaskan banyak harapan dari masyarakat Indonesia untuk pemerintahan pada kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf. Menurut Haedar usai pelantikan besok, diharap Indonesia menjadi negara yang lebih maju, adil, makmur, bersatu, bermartabat, dan berdaulat.
Sementara soal rekonsiliasi politik, Haedar memandang hal itu merupakan keniscayaan jika Indonesia ingin maju dan pemerintahan berjalan stabil.
"Soal parpol ada yang di pemerintahan atau di luar hal itu positif, agar ada check and balance sehingga demokrasi berjalan dinamis. Tetapi koridor moralnya demi bangsa dan negara, bukan untuk partai dan golongan sendiri," jelas Haedar.
Jokowi dan Ma'ruf dilantik di Gedung MPR, Minggu, 20 Oktober 2019. Keduanya akan mengucapkan sumpah jabatan untuk memimpin Tanah Air periode 2019-2024. Pengukuhan Jokowi-Ma;ruf akan dihadiri para tokoh bangsa.
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan datang. Rival Jokowi-Ma'ruf di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, pun bakal memenuhi undangan.
Sebanyak 17 kepala negara, kepala pemerintahan, dan utusan khusus negara sabahat juga akan hadir. Mereka di antaranya Wakil Presiden Tiongkok Wang Qishan, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad, PM Singapura Lee Hsien Loong, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Australia Scott Morisson, dan Raja Swaziland Mswati III.
Selain itu, Menteri Transportasi Amerika Serikat Elaine Chao akan datang ke Jakarta menyaksikan pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sementara itu, PM Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengirimkan utusan khusus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)