Eks Komandan Tim Mawar Mayor Jenderal TNI (Purn) Chairawan K Nusyiwan (kiri). Foto: Candra Yuri Nuralam/Medcom.id
Eks Komandan Tim Mawar Mayor Jenderal TNI (Purn) Chairawan K Nusyiwan (kiri). Foto: Candra Yuri Nuralam/Medcom.id

Eks Komandan Tim Mawar Polisikan Majalah TEMPO

Candra Yuri Nuralam • 09 Juli 2019 11:13
Jakarta: Mantan Komandan Pasukan Tim Mawar Mayor Jenderal (Purn) Chairawan K Nusyiwan  memolisikan majalah TEMPO atas pemberitaan yang membawa nama Tim Mawar sebagai dalang kerusuhan aksi 21-22 Mei 2019. Sebab, Chairawan belum puas dengan hasil mediasi dari Dewan Pers.
 
"Kan sudah ke Dewan Pers dulu, kan sudah ada hasilnya di Dewan Pers, sekarang laporin lagi," kata Chairawan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa, 9 Juli 2019.
 
Dewan Pers sudah memerintahkan kepada majalah TEMPO untuk memberikan hak jawab dan permohonan maaf atas pemberitaannya terkait Tim Mawar. Tapi, Chairawan tak puas dengan keputusan itu.

"Dewan Pers bilang saya berhak mendapat hak jawab dan permintaan maaf," ujar Chairawan.
 
Menurut dia, TEMPO belum memberikan hak jawab maupun permohonan maaf yang sudah diperintahkan oleh Dewan Pers. Hak jawab, kata dia, baru akan dibuat hari ini.
 
Chairawan juga bersikukuh Tim Mawar bukan dalang dibalik kerusuhan pada aksi 21-22 Mei.
 
Sebelumnya, Chairawan melaporkan Majalah TEMPO ke Dewan Pers. Pelaporan tersebut terkait pemberitaan Majalah TEMPO edisi 10 Juni 2019 berjudul 'Tim Mawar dan Kerusuhan Sarinah'. Pelaporan dilakukan pada hari Selasa, 11 Juni 2019. 
 
Kuasa Hukum Chairawan, Hendriansyah menyebut kliennya merasa dirugikan secara pribadi akibat pemberitaan tersebut. Sebab, Tim Mawar disebut-sebut sebagai dalang kerusuhan 21-22 Mei lalu. 
 
Dia menyebut isi konten berita tersebut menghakimi Tim Mawar. Majalah TEMPO dinilai tidak menjalankan tugas jurnalistik sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. 
 
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Koran TEMPO Budi Setyarso menyebut tidak ada itikad buruk dalam menggunakan diksi 'Tim Mawar' sebagai judul berita. Menurut dia, hal tersebut hanya bahasa jurnalistik semata.
 
"Sebenernya (diksi) Tim Mawar ini cara komunikasi kita mendekatkan siapa si Fauka (Fauka Noor Farid), kalau kita nulis Fauka kan siapa ini? Jadi itu jelas bahasa jurnalistik kita," kata Budi di Kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Juni 2019.
 
Menurut Budi, hal ini bertujuan untuk menggugah minat baca publik, bukan untuk berbohong. Pihaknya juga tidak memakai diksi tersebut sebagai korelasi negatif terkait kerusuhan 22 Mei.
 
Lebih detail Budi menjelaskan judul pada sampul Majalah Tempo 'Tim Mawar dan Rusuh Sarinah' yang dibuat pihaknya. Menurut dia, jelas ada pemisah antara diksi Tim Mawar dan Rusuh Sarinah. 
 
"Kita tidak menulis secara negatif (soal) Tim Mawar, bukan Tim Mawar di balik kerusuhan, atau Tim Mawar dalang kerusuhan, kita frasenya (menggunakan) dan, itu kita jelaskan," beber dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan