Jakarta: Indonesia dinilai perlu menginisiasi membentuk koalisi kemanusiaan untuk membela Palestina. Koalisi ini diisi dengan negara-negara yang menentang kezaliman Israel termasuk negara-negara yang mendukungnya.
"Kita harus membuat koalisi ya, coalition of humanity, yang kita sama-sama ini untuk melawan kezaliman," kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana dalam program Crosscheck by Medcom.id di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 5 Mei 2024.
Koalisi ini, kata dia, mesti berisi negara-negara besar, misalnya, Tiongkok dan Rusia. Sehingga, poros ini tidak kewalahan ketika berhadapan dengan kekuatan dari negara tandingan seperti Amerika Serikat.
"Paling enggak ada daya getar, untuk mengatakan bahwa enough is enough, dunia tidak bisa lagi dalam posisi yang tidak melakukan apapun terhadap kezaliman-kezaliman terhadap kemanusiaan," ucap Hikmahanto.
Selain itu, Israel dan Amerika Serikat serta sekutunya juga memiliki kekuatan militer yang kuat. Koalisi Kemanusiaan ini harus bisa menandinginya.
"Negara-negara seperti Tiongkok, Rusia ini yang harus menghadapi Amerika Serikat dan lain sebagainya, karena kemampuan senjata mereka itu boleh dikatakan mampu gitu ya, sementara kalau kita sih saya yakin sih enggak enggak mampu," ujar Hikmahanto.
Poros ini harus berperan membawa pesan bahwa kemanusiaan penting. Terlebih, koalisi ini sebagai respons kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel di Palestina.
"Harus ada inisiasi untuk memikirkan bahwa kemanusiaan itu menjadi penting. Jadi jangan sampai kemanusiaan itu versi dari negara-negara barat saja dan selama ini kita dibohongi gitu diceramahin, tapi mereka tidak menjalankan," kata Hikmahanto.
Jakarta: Indonesia dinilai perlu menginisiasi membentuk koalisi kemanusiaan untuk membela
Palestina. Koalisi ini diisi dengan negara-negara yang menentang kezaliman Israel termasuk negara-negara yang mendukungnya.
"Kita harus membuat koalisi ya,
coalition of humanity, yang kita sama-sama ini untuk melawan kezaliman," kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana dalam program
Crosscheck by Medcom.id di akun
YouTube Medcom.id, Minggu, 5 Mei 2024.
Koalisi ini, kata dia, mesti berisi negara-negara besar, misalnya, Tiongkok dan Rusia. Sehingga, poros ini tidak kewalahan ketika berhadapan dengan kekuatan dari negara tandingan seperti Amerika Serikat.
"Paling enggak ada daya getar, untuk mengatakan bahwa
enough is enough, dunia tidak bisa lagi dalam posisi yang tidak melakukan apapun terhadap kezaliman-kezaliman terhadap kemanusiaan," ucap Hikmahanto.
Selain itu, Israel dan Amerika Serikat serta sekutunya juga memiliki kekuatan militer yang kuat. Koalisi Kemanusiaan ini harus bisa menandinginya.
"Negara-negara seperti Tiongkok, Rusia ini yang harus menghadapi Amerika Serikat dan lain sebagainya, karena kemampuan senjata mereka itu boleh dikatakan mampu gitu ya, sementara kalau kita sih saya yakin sih enggak enggak mampu," ujar Hikmahanto.
Poros ini harus berperan membawa pesan bahwa kemanusiaan penting. Terlebih, koalisi ini sebagai respons kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel di Palestina.
"Harus ada inisiasi untuk memikirkan bahwa kemanusiaan itu menjadi penting. Jadi jangan sampai kemanusiaan itu versi dari negara-negara barat saja dan selama ini kita dibohongi gitu diceramahin, tapi mereka tidak menjalankan," kata Hikmahanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)