medcom.id, Jakarta: Analis bahan peledak, Reinhart Wetik menyebut, petasan memiliki daya detonasi yang cukup rendah. Kendati begitu, petasan memiliki kepekaan cukup tinggi untuk bisa meledak lebih cepat.
"(Petasan) kepekaannya cukup tinggi. Dia bisa meledak dengan gesekan atau karena jatuh," kata Reinhart kepada Metro TV, Kamis, 26 Oktober 2017.
Reinhart menambahkan, para pekerja di sebuah pabrik petasan sebisa mungkin diberi pengetahuan khusus terkait bahan-bahan peledak. Minimal, kata dia, pekerja harus mengetahui tentang bagaimana supaya tidak terjadi ledakan.
Baca: 3 Orang Diperiksa Terkait Ledakan Pabrik Petasan di Kosambi
Selain itu, pada saat zat-zat sudah terangkum, atau sudah berbentuk, bahan peledak harus sudah ditempatkan di tempat yang lebih aman dan cukup jauh dari pekerja.
"Dalam peracikan, sebelum jadi bahan peledak, itu masih aman-aman saja. Tapi, kalau sudah tercampur zat-zatnya, sudah jadi berbentuk bahan peledak, dia harus dihindari dari gesekan atau terjatuh," ungkapnya.
Selain itu, Reinhart menjelaskan, lokasi pabrik atau gudang penyimpanan petasan sedianya harus jauh dari pemukiman warga dan fasilitas umum. Karena, jika terjadi bencana di pabrik atau gudang tersebut tidak langsung merembet ke pemukiman warga.
"Untuk masalah petasan, walaupun dia bahan ledakan berdetonasi rendah, tapi kalau dia berjumlah besar, juga termasuk berbahaya, terutama terhadap lingkungan dan lokasi kompleks tersebut," tandasnya.
Seperti diketahui, sebuah pabrik petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses meledak pada Kamis, 26 Oktober 2017 pagi. Ledakan terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca: Korban Tewas Ledakan Pabrik Petasan Bertambah Jadi 47
Menurut keterangan warga sekitar, sempat ada suara ledakan dari dalam pabrik sebelum terjadi kebakaran. Pabrik petasan di Kosambi, Kabupaten Tangareng itu diketahui baru beroperasi satu bulan terakhir.
Hingga petang tadi, jumlah korban tewas dalam insiden nahas itu mencapai 47 jiwa. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, dari total 47 korban tewas, 39 diantaranya sedang dalam perjalanan menuju RS Polri Kramat Jati. Sementara sisanya masih dalam tahap evaluasi.
medcom.id, Jakarta: Analis bahan peledak, Reinhart Wetik menyebut, petasan memiliki daya detonasi yang cukup rendah. Kendati begitu, petasan memiliki kepekaan cukup tinggi untuk bisa meledak lebih cepat.
"(Petasan) kepekaannya cukup tinggi. Dia bisa meledak dengan gesekan atau karena jatuh," kata Reinhart kepada
Metro TV, Kamis, 26 Oktober 2017.
Reinhart menambahkan, para pekerja di sebuah pabrik petasan sebisa mungkin diberi pengetahuan khusus terkait bahan-bahan peledak. Minimal, kata dia, pekerja harus mengetahui tentang bagaimana supaya tidak terjadi ledakan.
Baca: 3 Orang Diperiksa Terkait Ledakan Pabrik Petasan di Kosambi
Selain itu, pada saat zat-zat sudah terangkum, atau sudah berbentuk, bahan peledak harus sudah ditempatkan di tempat yang lebih aman dan cukup jauh dari pekerja.
"Dalam peracikan, sebelum jadi bahan peledak, itu masih aman-aman saja. Tapi, kalau sudah tercampur zat-zatnya, sudah jadi berbentuk bahan peledak, dia harus dihindari dari gesekan atau terjatuh," ungkapnya.
Selain itu, Reinhart menjelaskan, lokasi pabrik atau gudang penyimpanan petasan sedianya harus jauh dari pemukiman warga dan fasilitas umum. Karena, jika terjadi bencana di pabrik atau gudang tersebut tidak langsung merembet ke pemukiman warga.
"Untuk masalah petasan, walaupun dia bahan ledakan berdetonasi rendah, tapi kalau dia berjumlah besar, juga termasuk berbahaya, terutama terhadap lingkungan dan lokasi kompleks tersebut," tandasnya.
Seperti diketahui, sebuah pabrik petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses meledak pada Kamis, 26 Oktober 2017 pagi. Ledakan terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca: Korban Tewas Ledakan Pabrik Petasan Bertambah Jadi 47
Menurut keterangan warga sekitar, sempat ada suara ledakan dari dalam pabrik sebelum terjadi kebakaran. Pabrik petasan di Kosambi, Kabupaten Tangareng itu diketahui baru beroperasi satu bulan terakhir.
Hingga petang tadi, jumlah korban tewas dalam insiden nahas itu mencapai 47 jiwa. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, dari total 47 korban tewas, 39 diantaranya sedang dalam perjalanan menuju RS Polri Kramat Jati. Sementara sisanya masih dalam tahap evaluasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DMR)