Makkah: Vaksin booster atau penguat dinilai cukup memberikan perlindungan kepada jemaah haji Indonesia selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Vaksin booster merupakan salah satu syarat untuk jemaah haji berangkat ke Makkah.
"Insyaallah itu cukup melindungi, karena kami berdiskusi dengan beberapa nakes (tenaga kesehatan) di sektor-sektor, itu relatif tidak banyak yang kedapatan sakit parah," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, di Makkah, Selasa, 19 Juli 2022.
Setelah pelaksanaan puncak haji, biasanya jemaah yang batuk atau pilek bisa sembuh dengan obat. Dia bersyukur sebagian besar jemaah haji Indonesia masih disiplin menggunakan masker.
"Ini syukur kita cukup disiplin, cukup ketat protokolnya sehingga tidak banyak dikhawatirkan," ujar Hilman.
Negara lain juga mengirimkan jemaahnya dengan protokol kesehatan yang sama. Terlebih lagi jamaah Indonesia jarang berkumpul langsung dengan komunitas lain di Saudi.
"Dan alhamdulillah, kalau kita lihat pola interaksi jemaah Indonesia, mereka sesuai dengan klasternya berjemaah, rombongan naik bus juga bus yang kita isi, di sana juga beribadah sesama kelompoknya, kemudian juga di hotel tidak berinteraksi dengan yang lain. Meski tidak kita desainkan bubble system, tapi seperti bubble system," kata dia.
Dia mengingatkan bagi yang akan kembali ke Indonesia harus menyiapkan energi yang cukup, jangan terlalu kelelahan karena menjelang akhir diforsir banyak kegiatan.
Apalagi perjalanan pulang ke Tanah Air cukup memakan waktu yang panjang mulai dari hotel, menunggu di bandara, sampai penerbangan yang rata-rata mencapai 9-12 jam yang tentunya cukup menyita energi.
Kementerian Kesehatan mencatat 14 haji yang kembali ke Indonesia dari Arab Saudi dilaporkan terkonfirmasi positif covid-19.
Sebanyak 13 orang dari Debarkasi Surabaya. Sedangkan satu lainnya dilaporkan dari Debarkasi Solo.
Gejala yang timbul bersifat ringan. Sehingga, mereka cukup menjalani isolasi mandiri.
Makkah:
Vaksin booster atau penguat dinilai cukup memberikan perlindungan kepada
jemaah haji Indonesia selama pelaksanaan
ibadah haji di Tanah Suci. Vaksin
booster merupakan salah satu syarat untuk jemaah haji berangkat ke Makkah.
"Insyaallah itu cukup melindungi, karena kami berdiskusi dengan beberapa nakes (tenaga kesehatan) di sektor-sektor, itu relatif tidak banyak yang kedapatan sakit parah," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, di Makkah, Selasa, 19 Juli 2022.
Setelah pelaksanaan puncak haji, biasanya jemaah yang batuk atau pilek bisa sembuh dengan obat. Dia bersyukur sebagian besar jemaah haji Indonesia masih disiplin menggunakan masker.
"Ini syukur kita cukup disiplin, cukup ketat protokolnya sehingga tidak banyak dikhawatirkan," ujar Hilman.
Negara lain juga mengirimkan jemaahnya dengan protokol kesehatan yang sama. Terlebih lagi jamaah Indonesia jarang berkumpul langsung dengan komunitas lain di Saudi.
"Dan alhamdulillah, kalau kita lihat pola interaksi jemaah Indonesia, mereka sesuai dengan klasternya berjemaah, rombongan naik bus juga bus yang kita isi, di sana juga beribadah sesama kelompoknya, kemudian juga di hotel tidak berinteraksi dengan yang lain. Meski tidak kita desainkan
bubble system, tapi seperti
bubble system," kata dia.
Dia mengingatkan bagi yang akan kembali ke Indonesia harus menyiapkan energi yang cukup, jangan terlalu kelelahan karena menjelang akhir diforsir banyak kegiatan.
Apalagi perjalanan pulang ke Tanah Air cukup memakan waktu yang panjang mulai dari hotel, menunggu di bandara, sampai penerbangan yang rata-rata mencapai 9-12 jam yang tentunya cukup menyita energi.
Kementerian Kesehatan mencatat 14 haji yang kembali ke Indonesia dari Arab Saudi dilaporkan terkonfirmasi positif covid-19.
Sebanyak 13 orang dari Debarkasi Surabaya. Sedangkan satu lainnya dilaporkan dari Debarkasi Solo.
Gejala yang timbul bersifat ringan. Sehingga, mereka cukup menjalani isolasi mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)