medcom.id, Tangerang: Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyiapkan anggaran sebesar Rp70 miliar untuk membangun iradiator gamma multiguna. Itu adalah alat yang bisa digunakan untuk sterilisasi dan pengawetan bahan pangan, alat kesehatan, sampai hasil perikanan.
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan bahwa anggaran proyek akan dicairkan bertahap. Hal itu sesuai dengan target pembangunan selama dua tahun yang dimulai sejak tahun ini.
"Tahun ini sudah hampir Rp10 miliar kita keluarkan untuk perizinan. Nantinya, bertahap untuk pembangunan fisik dan lain-lain," ujarnya saat kunjungan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (7/7/2015).
Lebih lanjut, jelas dia, saat ini proses perizinan sudah diurus ke Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Targetnya, pengurusan izin tuntas pada akhir tahun ini. Sehingga awal tahun depan sudah mulai pada tahap pembangunan fisik.
Ia pun mengungkapkan, 70 persen bahan infrastruktur termasuk peralatan berasal dari dalam negeri. Sementara 30 persen sisanya, yakni sumber radioaktif diimpor dari Hungaria.
"Kalau sumber radioaktif itu harus dari negara yang memiliki PLTN, seperti Hungaria. Karena kita juga kemungkinan akan pakai desain dari mereka," ucapnya.
Disampaikan pula, bahwa iradiator gamma yang akan dibangun berkekuatan 20MGy (20 mega gray). Sedangkan saat ini, Batan baru memiliki sebuah iradiator dengan kekuatan maksimal 150 KGy.
"Indonesia ada alatnya satu di Batan Pasar Jumat dan satu lagi punya swasta (Relion). Yang kita (Batan) punya itu juga sebenarnya untuk penelitian," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusat Diseminasi dan Kemitraan Batan Heru Santosa.
Ia menambahkan, sedianya alat tersebut bukan hanya berfungsi sebagai alat sterilisasi dan menghilangkan hama pada makanan tapi juga untuk alat-alat kesehatan bahkan sampai bibit padi.
"Dengan disinari gamma, bibit itu kemudian ditanam nanti tumbuhnya macam-macam," tandasnya.
Selebihnya, menurut Heru, alat iradiator gamma nantinya sebagai prototipe. Ke depan, akan dikembangkan sampai ke pelabuhan-pelabuhan di berbagai daerah.
"Harapannya, di setiap pelabuhan ada iradiator karena alat itu juga bisa mengawetkan ikan. Bahkan di setiap penghasil ikan juga harusnya ada iradiator, jadi enggak perlu formalin dan lebih aman," papar dia.
medcom.id, Tangerang: Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyiapkan anggaran sebesar Rp70 miliar untuk membangun iradiator gamma multiguna. Itu adalah alat yang bisa digunakan untuk sterilisasi dan pengawetan bahan pangan, alat kesehatan, sampai hasil perikanan.
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan bahwa anggaran proyek akan dicairkan bertahap. Hal itu sesuai dengan target pembangunan selama dua tahun yang dimulai sejak tahun ini.
"Tahun ini sudah hampir Rp10 miliar kita keluarkan untuk perizinan. Nantinya, bertahap untuk pembangunan fisik dan lain-lain," ujarnya saat kunjungan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (7/7/2015).
Lebih lanjut, jelas dia, saat ini proses perizinan sudah diurus ke Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Targetnya, pengurusan izin tuntas pada akhir tahun ini. Sehingga awal tahun depan sudah mulai pada tahap pembangunan fisik.
Ia pun mengungkapkan, 70 persen bahan infrastruktur termasuk peralatan berasal dari dalam negeri. Sementara 30 persen sisanya, yakni sumber radioaktif diimpor dari Hungaria.
"Kalau sumber radioaktif itu harus dari negara yang memiliki PLTN, seperti Hungaria. Karena kita juga kemungkinan akan pakai desain dari mereka," ucapnya.
Disampaikan pula, bahwa iradiator gamma yang akan dibangun berkekuatan 20MGy (20 mega gray). Sedangkan saat ini, Batan baru memiliki sebuah iradiator dengan kekuatan maksimal 150 KGy.
"Indonesia ada alatnya satu di Batan Pasar Jumat dan satu lagi punya swasta (Relion). Yang kita (Batan) punya itu juga sebenarnya untuk penelitian," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusat Diseminasi dan Kemitraan Batan Heru Santosa.
Ia menambahkan, sedianya alat tersebut bukan hanya berfungsi sebagai alat sterilisasi dan menghilangkan hama pada makanan tapi juga untuk alat-alat kesehatan bahkan sampai bibit padi.
"Dengan disinari gamma, bibit itu kemudian ditanam nanti tumbuhnya macam-macam," tandasnya.
Selebihnya, menurut Heru, alat iradiator gamma nantinya sebagai prototipe. Ke depan, akan dikembangkan sampai ke pelabuhan-pelabuhan di berbagai daerah.
"Harapannya, di setiap pelabuhan ada iradiator karena alat itu juga bisa mengawetkan ikan. Bahkan di setiap penghasil ikan juga harusnya ada iradiator, jadi enggak perlu formalin dan lebih aman," papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)