medcom.id, Jakarta: Indonesia merupakan negara maritim yang salah satu cirinya ialah kawasan laut yang sangat luas. Di samping mendatangkan banyak manfaat, laut juga menjadi taruhan negara ini, apakah dapat menjamin mengatasi bahaya yang terjadi di kawasan laut, atau tidak.
"Kita renungkan peta kita. Peta Republik Indonesia ini. Kalau kita lihat dari Pulau Weh sampai Merauke, itu jaraknya enam ribu kilometer. Dari Miangas sampai Pulau Rote, itu jaraknya dua ribu kilometer. Luas kita, adalah 5,8 juta kilometer. Tiga juta adalah lautan, minus ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif). Kalau dengan ZEE, enam juta kilometer persegi," kata Kepala KNKT Marsda TNI (Purn) Tatang Kurniadi, Senin (2/3/2015).
Hal itu disampaikannya saat upacara serah terima badan Air Asia QZ8501 di atas gladak Kapal SAR Pacitan di Terminal 1, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Di hadapan Tim SAR gabungan, ia mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya.
"Saat ini saya seperti mempunyai kebanggaan yang terulang beberapa puluh tahun lalu. Saya tahun 70 dilantik sebagai letnan dua penerbang. Ada satu kebanggaan. Hari ini perasaan itu muncul di sini walaupun di laut. Karena apa, saya paham sekali operasi SAR. Yang saudara lakukan. Hanya dua kata. Luar biasa," serunya bersemangat.
Tatang menegaskan, Tim SAR dan potensi SAR lainnya sangat dibutuhkan ke depan. Apalagi tim yang didominasi para pemuda yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Maka dari itu, tantangan luasnya lautan Indonesia menjadi taruhan. Sebab, Indonesia menjadi lintasan pelayaran dan pelabuhan di seluruh dunia.
"Anda bisa bayangkan. Indonesia dalam posisi silang. Penerbangan lewat di situ. Pelayaran lewat di situ. Potensi kecelakaan bisa terjadi, banyaknya di air. Inilah yang perlu kita siapkan. Ini adalah jaminan. Ini adalah taruhan sebagai warga negara, bahwa negara kita mampu mengatasi hal-hal itu. Kita buktikan dengan penyelamatan Air Asia. Dua bulan tidak mengenal menyerah. Ini yang harus kita catat," sambung dia.
medcom.id, Jakarta: Indonesia merupakan negara maritim yang salah satu cirinya ialah kawasan laut yang sangat luas. Di samping mendatangkan banyak manfaat, laut juga menjadi taruhan negara ini, apakah dapat menjamin mengatasi bahaya yang terjadi di kawasan laut, atau tidak.
"Kita renungkan peta kita. Peta Republik Indonesia ini. Kalau kita lihat dari Pulau Weh sampai Merauke, itu jaraknya enam ribu kilometer. Dari Miangas sampai Pulau Rote, itu jaraknya dua ribu kilometer. Luas kita, adalah 5,8 juta kilometer. Tiga juta adalah lautan, minus ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif). Kalau dengan ZEE, enam juta kilometer persegi," kata Kepala KNKT Marsda TNI (Purn) Tatang Kurniadi, Senin (2/3/2015).
Hal itu disampaikannya saat upacara serah terima badan Air Asia QZ8501 di atas gladak Kapal SAR Pacitan di Terminal 1, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Di hadapan Tim SAR gabungan, ia mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya.
"Saat ini saya seperti mempunyai kebanggaan yang terulang beberapa puluh tahun lalu. Saya tahun 70 dilantik sebagai letnan dua penerbang. Ada satu kebanggaan. Hari ini perasaan itu muncul di sini walaupun di laut. Karena apa, saya paham sekali operasi SAR. Yang saudara lakukan. Hanya dua kata. Luar biasa," serunya bersemangat.
Tatang menegaskan, Tim SAR dan potensi SAR lainnya sangat dibutuhkan ke depan. Apalagi tim yang didominasi para pemuda yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Maka dari itu, tantangan luasnya lautan Indonesia menjadi taruhan. Sebab, Indonesia menjadi lintasan pelayaran dan pelabuhan di seluruh dunia.
"Anda bisa bayangkan. Indonesia dalam posisi silang. Penerbangan lewat di situ. Pelayaran lewat di situ. Potensi kecelakaan bisa terjadi, banyaknya di air. Inilah yang perlu kita siapkan. Ini adalah jaminan. Ini adalah taruhan sebagai warga negara, bahwa negara kita mampu mengatasi hal-hal itu. Kita buktikan dengan penyelamatan Air Asia. Dua bulan tidak mengenal menyerah. Ini yang harus kita catat," sambung dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)