grafis: AFP
grafis: AFP

Black Box AirAsia QZ8501

Ada Apa dengan Black Box?

12 Januari 2015 10:58
medcom.id, Jakarta: Setiap kali terjadi kecelakaan pesawat terbang komersial, black box menjadi salah satu yang paling dicari-cari. Benda berwarna oranye ini diyakini akan menguak misteri musibah yang bersangkutan. Termasuk jatuhnya AirAsia QZ8501 di Selat Karimata.
 
Lho warnanya oranye? Mengapa diberi nama black box alias kotak hitam?
 
"Black artinya kabar buruk," jelas Kepala Badan SAR Nasional Marsda FHB Soelistyo dalam keterangan pers di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (12/1/2015).

Kabar buruk? Perangkat ini memang baru dirasakan 'manfaatnya' ketika pesawat mengalami musibah. Ya itu tadi manfaatnya, mengetahui kronologi rangkaian peristiwa di dalam penerbangan beberapa saat sebelum musibah terjadi.
 
Kronologi itu dapat diketahui dari dua perangkat perekam dalam black box. Pertama adalah Voice Data Recorder (VDR) yang merekam pembicaraan di dalam cockpit antara pilot-kopilot-teknisi dengan petugas Air Traffic Control (ATC). Berikutnya adalah Flight Data Recoder (FDR) yang mencatat data-data teknis pesawat, seperti ketinggian, kemiringan, bobot, bahan bakar dan sebagainya.
 
Tentu tidak seluruh percakapan dan data teknis sepanjang penerbangan yang direkam. Di pesawat terbang tipe terbaru, black box mampu merekam data hingga 17-24 jam terakhir sebelum musibah terjadi, khususnya rute penerbangan antar benua yang memakan waktu hingga belasan jam. Data sebelumnya akan otomatis dihapus untuk menghemat kapasitor.
 
Tapi mengapa warnanya oranye? Ini ada hubungannya dengan 'manfaat' yang baru dirasakan bila terjadi musibah. Oranye adalah warna yang diyakini paling mudah dilihat dan ditemukan dalam berbagai kondisi. Ini pula yang menyebabkan seragam Tim SAR di seluruh dunia adalah oranye.
 
Agar 'manfaat' dapat dirasakan pada saat dibutuhkan, maka black box yang mulai diperkenalkan pada 1967 itu dibungkus dalam kemasan yang sebisa mungkin tahan segala musibah. Anti api, mampu bertahan dalam suhu lebih dari 1000 derajat celcius dan tidak hancur saat ditimpa tekanan minimal 3 ton.
 
Tekanan dan hantaman itu pula yang akan mengaktifkan perangkat pinger yang memberikan sinyal posisi black box. Hingga saat ini sinyal pinger dapat bertahan hingga maksimal 30 hari sejak kejadian dan sinyalnya masih bisa ditangkap meski berada di kedalaman laut hingga 6 ribu meter.
 
Seperti yang menimpa AirAsia QZ8501, sinyal pinger ditemukan di kedalaman 30 meter. Tiga hari lalu Tim SAR berhasil tahu di mana posisinya di dasar Selat Karimata dan sepanjang siang ini akan berusaha mengangkatnya ke permukaan laut.
 
Perangkat FDR diangkat pagi ini dari reruntuhan sayap pesawat. "Tugas utama sekarang mencari voice recorder," tegas Soelistyo.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan