medcom.id, Jakarta: Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengecam adanya karikatur yang memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad SAW yang digambarkan di majalah Charlie Hebdo. Menurutnya, kebebasan berekspresi harus dibarengi pemahaman terhadap agama.
Ditemui pada Jumat (16/1), Menag meminta pers untuk tetap menghormati keyakinan agama setiap orang kendati memiliki kebebasan. Ia menegaskan, dalam Islam, ada keyakinan bahwa Rasulullah tidak bisa digambarkan secara fisik. Hal itu dilakukan untuk menghormati sosok beliau.
"Visualisasi terhadap Nabi dikhawatirkan akan mengurangi penghormatan atau bahkan dikhawatirkan akan menjadi pengkultusan. Sebaiknya pers dunia harus memahami hal ini," ucapnya.
Lukman pun meminta umat Islam untuk tidak terpancing dan melakukan hal-hal yang merugikan umat Islam sendiri. Menghormati Rasulullah, katanya, tidak harus dengan menumpahkan darah. Sebesar apapun kekecewaan umat Islam, harus disikapi dengan meneladani sikap Rasulullah yang saat dihina malah mendoakan mereka yang menghina.
"Bagi pers yang paham kode etik, tidak akan lakukan itu. Saya khawatir ada desain tersendiri di balik semua ini. Kedua pihak harus disadarkan. Pemerintah Indonesia sangat mengecam dan keberatan karena melukai hati umat Islam," tandasnya.
Majalah satir yang terbit di Prancis, Charlie Hebdo, berulang kali menerbitkan karikatur Nabi. Kelompok militan kemudian menyerang kantor majalah itu pada 7 Januari lalu hingga mengakibatkan 12 orang tewas, termasuk Pemimpin Redaksi Stephane Charbonnier.
medcom.id, Jakarta: Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengecam adanya karikatur yang memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad SAW yang digambarkan di majalah
Charlie Hebdo. Menurutnya, kebebasan berekspresi harus dibarengi pemahaman terhadap agama.
Ditemui pada Jumat (16/1), Menag meminta pers untuk tetap menghormati keyakinan agama setiap orang kendati memiliki kebebasan. Ia menegaskan, dalam Islam, ada keyakinan bahwa Rasulullah tidak bisa digambarkan secara fisik. Hal itu dilakukan untuk menghormati sosok beliau.
"Visualisasi terhadap Nabi dikhawatirkan akan mengurangi penghormatan atau bahkan dikhawatirkan akan menjadi pengkultusan. Sebaiknya pers dunia harus memahami hal ini," ucapnya.
Lukman pun meminta umat Islam untuk tidak terpancing dan melakukan hal-hal yang merugikan umat Islam sendiri. Menghormati Rasulullah, katanya, tidak harus dengan menumpahkan darah. Sebesar apapun kekecewaan umat Islam, harus disikapi dengan meneladani sikap Rasulullah yang saat dihina malah mendoakan mereka yang menghina.
"Bagi pers yang paham kode etik, tidak akan lakukan itu. Saya khawatir ada desain tersendiri di balik semua ini. Kedua pihak harus disadarkan. Pemerintah Indonesia sangat mengecam dan keberatan karena melukai hati umat Islam," tandasnya.
Majalah satir yang terbit di Prancis,
Charlie Hebdo, berulang kali menerbitkan karikatur Nabi. Kelompok militan kemudian menyerang kantor majalah itu pada 7 Januari lalu hingga mengakibatkan 12 orang tewas, termasuk Pemimpin Redaksi Stephane Charbonnier.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)