medcom.id, Jakarta: Alarm bencana yang tak berbunyi keras saat simulasi menjadi sorotan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei. Dia langsung memerintahkan jajarannya untuk mengganti alarm tersebut.
"Kita baru saja melakukan simulasi dan bagaimana kemampuan evakuasi. Masih ada yang harus dibenahi," kata Willem usai simulasi kebakaran di gedung BNPB Jakarta, Rabu 26 April 2017.
Selain catatan soal bunyi alarm yang membuat orang tak sepenuhnya menyadari adanya bencana, dia juga meminta instansi lebih banyak melakukan simulasi.
BNPB melaksanakan simulasi bencana kebakaran di gedung BNPB, Jakarta. Semua orang di dalam gedung langsung dievakuasi. Kebakaran disimulasikan timbul akibat gempa bumi sekitar pukul 10.00 WIB. Sejumlah pegawai langsung mencari perlindungan di bawah meja.
"Lindungi kepalanya. Lindungi kepalanya," ujar salah satu pegawai.
Selang beberapa menit, api menyala di lantai V. Para pegawai yang berada di dalam gedung langsung diarahkan ke luar gedung melalui tangga darurat.
Semua pegawai langsung diarahkan ke titik kumpul penyelamatan. Tampak petugas berompi hijau stabilo dan helm oranye memandu para pegawai dengan mengibarkan bendera putih dan membuat pagar betis.
Satu unit mobil pemadam tiba di lokasi pada pukul 10.08 WIB. Mobil itu langsung mengarah bagian luar gedung yang terlihat api menyembul. Petugas pun langsung menyemprotkan api ke gedung. Namun, tidak semua pegawai berhasil menyelamatkan diri.
Empat orang terjebak, yakni satu pegawai BNPB, dua siswa magang, dan satu petugas. Petugas kemudian berupaya mengevakuasinya menggunakan tali.
Pegawai BNPB dievakuasi dengan menggunakan tandu dan diturunkan dari lantai V menggunakan tali. Sementara siswa magang digendong petugas sambil turun menggunakan tali.
Satu siswa lain dan satu petugas turun sendiri menggunakan tali layaknya flying fox. Korban yang mengalami luka ringan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans yang sudah tiba di lokasi.
Dengan simulasi ini, Willem meminta masyarakat Indonesia selalu waspada dan siaga terhadap bencana.
medcom.id, Jakarta: Alarm bencana yang tak berbunyi keras saat simulasi menjadi sorotan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei. Dia langsung memerintahkan jajarannya untuk mengganti alarm tersebut.
"Kita baru saja melakukan simulasi dan bagaimana kemampuan evakuasi. Masih ada yang harus dibenahi," kata Willem usai simulasi kebakaran di gedung BNPB Jakarta, Rabu 26 April 2017.
Selain catatan soal bunyi alarm yang membuat orang tak sepenuhnya menyadari adanya bencana, dia juga meminta instansi lebih banyak melakukan simulasi.
BNPB melaksanakan simulasi bencana kebakaran di gedung BNPB, Jakarta. Semua orang di dalam gedung langsung dievakuasi. Kebakaran disimulasikan timbul akibat gempa bumi sekitar pukul 10.00 WIB. Sejumlah pegawai langsung mencari perlindungan di bawah meja.
"Lindungi kepalanya. Lindungi kepalanya," ujar salah satu pegawai.
Selang beberapa menit, api menyala di lantai V. Para pegawai yang berada di dalam gedung langsung diarahkan ke luar gedung melalui tangga darurat.
Semua pegawai langsung diarahkan ke titik kumpul penyelamatan. Tampak petugas berompi hijau stabilo dan helm oranye memandu para pegawai dengan mengibarkan bendera putih dan membuat pagar betis.
Satu unit mobil pemadam tiba di lokasi pada pukul 10.08 WIB. Mobil itu langsung mengarah bagian luar gedung yang terlihat api menyembul. Petugas pun langsung menyemprotkan api ke gedung. Namun, tidak semua pegawai berhasil menyelamatkan diri.
Empat orang terjebak, yakni satu pegawai BNPB, dua siswa magang, dan satu petugas. Petugas kemudian berupaya mengevakuasinya menggunakan tali.
Pegawai BNPB dievakuasi dengan menggunakan tandu dan diturunkan dari lantai V menggunakan tali. Sementara siswa magang digendong petugas sambil turun menggunakan tali.
Satu siswa lain dan satu petugas turun sendiri menggunakan tali layaknya flying fox. Korban yang mengalami luka ringan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans yang sudah tiba di lokasi.
Dengan simulasi ini, Willem meminta masyarakat Indonesia selalu waspada dan siaga terhadap bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)