Palangka Raya: Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, menyebut banjir di wilayahnya akibat kiriman air dari hulu Sungai Kahayan. Sebab, banjir hanya menggenangi wilayah yang berada di kawasan bantaran Sungai Kahayan.
"Kalau (banjir) di dalam kota (berarti) sistem dranise (bermasalah). Saya tidak ingin mengkritik daerah lain, tapi inilah faktanya. Fakta (rumah warga) di bantaran (sungai) banjir semua," ujar Fairid di Jalan Titik 0, Jalan Ruas Palangka Raya, Kamis, 18 November 2021.
Fairid menyebut untuk mencegah banjir kiriman ini perlu upaya bersama dari seluruh pemerintah daerah yang berada di hulu hingga hilir Sungai Kahayan. Banjir yang berdampak pada 15 ribu jiwa itu disebut bukan sepenuhnya menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkot Palangka Raya.
"Kewenangan sungai itu juga harus koordinasi, karena kewenangan sungai bukan (ranah Pemerintah) Kota Palangka Raya. Tapi sudahlah ini menjadi pembelajaran kita bersama kita mulai peduli akan lingkungan kita masing-masing," tutur dia.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya, pada Rabu, 17 November 2021, 11.127 jiwa terdampak banjir. Ada penambahan lebih dari tiga ribu jiwa terdampak banjir per Kamis.
Fairid menyebut pihaknya tengah fokus mengevakuasi masyarakat yang masih berada di rumah. Dia memastikan berusaha semakimal mungkin mencegah korban jiwa dalam bencana ini.
Pemkot Palangka Raya juga mendirikan 15 posko pengungsian yang tersebar di 21 kelurahan dan lima kecamatan terdampak banjir. Pemkot Palangka Raya juga berencana menjadikan Gedung Tambun Bungai sebagai lokasi pengungsian untuk mengantisipasi masyarakat yang tidak tertampung di tempat pengungsian.
"Di setiap posko itu ada petugas medis kesehatan bersiaga 24 jam. Tadi saya sudah berkunjung untuk balita di bawah 1 tahun, lansia, atau yang kronis atau disabilitas, saya instruksikan dibawa ke rumah singgah poncowati atau RSUD Palangka Raya," jelas dia.
Baca: Banjir Palangka Raya Meluas, 4 Lansia Dievakuasi Gunakan Perahu Karet
Palangka Raya: Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, menyebut banjir di wilayahnya akibat kiriman air dari hulu Sungai Kahayan. Sebab,
banjir hanya menggenangi wilayah yang berada di kawasan bantaran
Sungai Kahayan.
"Kalau (banjir) di dalam kota (berarti) sistem dranise (bermasalah). Saya tidak ingin mengkritik daerah lain, tapi inilah faktanya. Fakta (rumah warga) di bantaran (sungai) banjir semua," ujar Fairid di Jalan Titik 0, Jalan Ruas Palangka Raya, Kamis, 18 November 2021.
Fairid menyebut untuk mencegah banjir kiriman ini perlu upaya bersama dari seluruh pemerintah daerah yang berada di hulu hingga hilir Sungai Kahayan. Banjir yang berdampak pada 15 ribu jiwa itu disebut bukan sepenuhnya menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkot Palangka Raya.
"Kewenangan sungai itu juga harus koordinasi, karena kewenangan sungai bukan (ranah Pemerintah) Kota Palangka Raya. Tapi sudahlah ini menjadi pembelajaran kita bersama kita mulai peduli akan lingkungan kita masing-masing," tutur dia.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya, pada Rabu, 17 November 2021, 11.127 jiwa terdampak banjir. Ada penambahan lebih dari tiga ribu jiwa terdampak banjir per Kamis.
Fairid menyebut pihaknya tengah fokus mengevakuasi masyarakat yang masih berada di rumah. Dia memastikan berusaha semakimal mungkin mencegah korban jiwa dalam
bencana ini.
Pemkot Palangka Raya juga mendirikan 15 posko pengungsian yang tersebar di 21 kelurahan dan lima kecamatan terdampak banjir. Pemkot Palangka Raya juga berencana menjadikan Gedung Tambun Bungai sebagai lokasi pengungsian untuk mengantisipasi masyarakat yang tidak tertampung di tempat pengungsian.
"Di setiap posko itu ada petugas medis kesehatan bersiaga 24 jam. Tadi saya sudah berkunjung untuk balita di bawah 1 tahun, lansia, atau yang kronis atau disabilitas, saya instruksikan dibawa ke rumah singgah poncowati atau RSUD Palangka Raya," jelas dia.
Baca:
Banjir Palangka Raya Meluas, 4 Lansia Dievakuasi Gunakan Perahu Karet
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)