Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut masa pandemi covid-19 berdampak pada meningkatnya persentase stunting. Namun detail persentase kenaikan stunting masih dihitung.
"Kalau kita bicara dampak pandemi, ada beberapa dampak, memang pasti ada dampaknya ya, berapa besarnya sedang di dalam beberapa kajian," kata pelaksana tugas (Plt) Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kartini Rustandi dalam acara dialog bertajuk 'Bebas Stunting di Masa Pandemi', Selasa, 30 November 2021.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan angka stunting. Di antaranya masih ada ibu-ibu yang takut membawa anaknya ke puskesmas untuk pemeriksaan rutin dan imunisasi.
Kemudian, ada penerapan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membuat sejumlah fasilitas kesehatan di beberapa daerah tidak beroperasi. "Itu dulu. Tetapi sudah ada upaya-upaya bagaimana kita mempersiapkan atau membantu masyarakat untuk bisa melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, juga pemeriksaan pada anak-anak, bayi-bayi, dan anak balita untuk mendapatkan atau memantau pertumbuhan perkembangannya," kata dia.
Baca: Kemenkes: Anak Wasting Punya Risiko 3 Kali Lipat Jadi Stunting
Dia menyebut penyebab stunting bukan hanya karena kurang asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi pola asuh, budaya, sarana prasarana pendukung hidup sehat, dan tingkat kemiskinan. Masalah stunting, kata dia, harus dicegah sejak dini mulai dari perempuan remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan bayi baru lahir.
"Bagaimana mencegah dari ibu-ibu yang akan hamil, bahkan sejak remaja. Bagaimana membuat remaja itu menjadi sehat, kemudian ibu-ibu yang akan hamil siap hamil dan selama hamil itu harus dalam kondisi yang sehat. Setelah bayi lahir, mendapat ASI dan juga mendapat pola makan yang sehat dan apabila dia mengalami kekurangan gizi, maka kita akan memberikan makanan tambahan," kata Kartini.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) menyebut masa
pandemi covid-19 berdampak pada meningkatnya persentase stunting. Namun detail persentase kenaikan
stunting masih dihitung.
"Kalau kita bicara dampak pandemi, ada beberapa dampak, memang pasti ada dampaknya ya, berapa besarnya sedang di dalam beberapa kajian," kata pelaksana tugas (Plt) Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kartini Rustandi dalam acara dialog bertajuk 'Bebas Stunting di Masa Pandemi', Selasa, 30 November 2021.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan angka stunting. Di antaranya masih ada ibu-ibu yang takut membawa anaknya ke puskesmas untuk pemeriksaan rutin dan imunisasi.
Kemudian, ada penerapan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membuat sejumlah fasilitas kesehatan di beberapa daerah tidak beroperasi. "Itu dulu. Tetapi sudah ada upaya-upaya bagaimana kita mempersiapkan atau membantu masyarakat untuk bisa melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, juga pemeriksaan pada anak-anak, bayi-bayi, dan anak balita untuk mendapatkan atau memantau pertumbuhan perkembangannya," kata dia.
Baca:
Kemenkes: Anak Wasting Punya Risiko 3 Kali Lipat Jadi Stunting
Dia menyebut penyebab stunting bukan hanya karena kurang asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi pola asuh, budaya, sarana prasarana pendukung hidup sehat, dan tingkat kemiskinan. Masalah stunting, kata dia, harus dicegah sejak dini mulai dari perempuan remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan bayi baru lahir.
"Bagaimana mencegah dari ibu-ibu yang akan hamil, bahkan sejak remaja. Bagaimana membuat remaja itu menjadi sehat, kemudian ibu-ibu yang akan hamil siap hamil dan selama hamil itu harus dalam kondisi yang sehat. Setelah bayi lahir, mendapat ASI dan juga mendapat pola makan yang sehat dan apabila dia mengalami kekurangan gizi, maka kita akan memberikan makanan tambahan," kata Kartini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)