Jakarta: Juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan mayoritas orang terinfeksi Omicron ialah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Pihaknya merekomendasikan perubahan tata laksana perawatan.
Khusunya pada pasien asimtomatik dan gejala ringan. Misalnya penambahan obat molnupiravir dan paxlovid untuk gejala ringan.
"Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit," kata Siti dikutip dari Antara, Sabtu, 8 Januari 2022.
Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan oksigen konsentrator atau isotank di daerah. Utamanya dengan peningkatan kasus perawatan, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.
"Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek," kata dia.
Kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia mencapai 318 pada Jumat, 7 Januari 2022. Terdapat penambahan 57 orang.
Omicron memiliki tingkat penularan jauh lebih cepat dibandingkan dengan varian Delta. Sejak ditemukan kali pertama pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.
Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak kali pertama dikonfirmasi pada 16 Desember 2021. Kemenkes mendorong daerah memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan klaster baru covid-19, dan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya.
Kewaspadaan individu juga harus terus ditingkatkan untuk menghindari potensi penularan Omicron. Protokol kesehatan dan vaksinasi harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan Omicron.
Baca: Aparat Diminta Tak Main-main Terkait Karantina
Jakarta: Juru bicara
Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan mayoritas orang terinfeksi
Omicron ialah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Pihaknya merekomendasikan perubahan tata laksana perawatan.
Khusunya pada pasien asimtomatik dan gejala ringan. Misalnya penambahan obat
molnupiravir dan paxlovid untuk gejala ringan.
"Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program
telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit," kata Siti dikutip dari Antara, Sabtu, 8 Januari 2022.
Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan oksigen konsentrator atau isotank di daerah. Utamanya dengan peningkatan kasus perawatan, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.
"Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek," kata dia.
Kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia mencapai 318 pada Jumat, 7 Januari 2022. Terdapat penambahan 57 orang.
Omicron memiliki tingkat penularan jauh lebih cepat dibandingkan dengan varian Delta. Sejak ditemukan kali pertama pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.
Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak kali pertama dikonfirmasi pada 16 Desember 2021. Kemenkes mendorong daerah memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan klaster baru covid-19, dan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya.
Kewaspadaan individu juga harus terus ditingkatkan untuk menghindari potensi penularan Omicron. Protokol kesehatan dan vaksinasi harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan Omicron.
Baca:
Aparat Diminta Tak Main-main Terkait Karantina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)