Panggung seni dengan lakon, Tabib Suci, sebagai upaya mengusung semangat persatuan melalui jalur kesenian dan budaya dengan pertunjukan yang inovatif. Dok. Istimewa
Panggung seni dengan lakon, Tabib Suci, sebagai upaya mengusung semangat persatuan melalui jalur kesenian dan budaya dengan pertunjukan yang inovatif. Dok. Istimewa

Seni dan Budaya Indonesia Wajib Dipertahankan

Antara • 19 Maret 2022 16:41
Jakarta: PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bekerja sama dengan Forum Indonesia Kita menggelar panggung seni dengan lakon, Tabib Suci, sebagai upaya mengusung semangat persatuan melalui jalur kesenian dan budaya dengan pertunjukan yang inovatif. Banyaknya pesan yang tersirat dalam cerita diharapkan dapat menjadi pelajaran dengan terus merawat kebinekaan untuk mewujudkan satu kesatuan Indonesia.
 
"Mari terus jaga persatuan dalam keberagaman dengan memupuk kecintaan terhadap Indonesia," ujar Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi, Jakarta, Sabtu, 19 Maret 2022.
 
Dia mengatakan pihaknya akan mendukung kemajuan seni dan budaya sebagai salah satu kekayaan serta ciri khas bangsa Indonesia. Pihaknya berkomitmen memberikan ruang bagi pelaku seni dan budaya untuk terus memajukan khazanah Nusantara sebagai warisan bagi generasi mendatang.

"Seni dan budaya Indonesia wajib untuk dipertahankan, sehingga ke depan dapat terus eksis sebagai identitas bangsa yang lahir dari keberagaman dalam kesatuan Bhinneka Tunggal Ika," kata Rahmad.
 
Baca: Peduli Seni dan Budaya, Relawan Optimistis Erick Thohir Bawa Indonesia Lebih Baik
 
Panggung yang mengolaborasikan seni teater, musik, dan tari ini berlangsung di GOR PKT pada Kamis malam, 17 Maret 2022. Lakon Tabib Suci ini ditulis dan disutradarai Agus Noor, serta diperankan pelaku seni kenamaan Indonesia, seperti Butet Kertaredjasa, Cak Lontong, Marwoto, Susilo Nugroho, Akbar, Mucle, Joned, Wisben, Inayah Wahid, Yu Ningsih, dan Sruti Respati.
 
Karyawan PKT Alvina E Dharmawangsa dan para penari dari Persatuan Istri Karyawan (PIKA) PKT ikut meramaikan kegiatan seni ini. Lakon Tabib Suci menceritakan tentang kemunculan para tabib di perkampungan hingga melahirkan persaingan antarmereka.
 
Para tabib ini mengaku tak hanya memiliki kesaktian untuk menyembuhkan beragam penyakit, tetapi juga menganggap diri sebagai orang suci. Mereka pamer kehebatan agar masyarakat kagum hingga menjadi pengikut.
 
Persaingan terjadi antartabib yang mengaku suci untuk berebut pengaruh, karena masing-masing memiliki maksud tersembunyi. Persaingan ini semakin lama justru mengorbankan orang-orang kecil di sekitar mereka, karena kegelisahan muncul dan merebak seiring dengan adanya para tabib tersebut.
 
Menurut Agus Noor, lakon ini mewakili situasi yang sedang terjadi di Indonesia. Masyarakat terpecah karena berbagai hal, seperti politik.
 
Menurut dia, kisah parodi ini untuk menyentil isu sosial yang terjadi di masyarakat, sebagai sebuah ikhtiar membangun kembali Indonesia yang plural, toleran, dan berbudaya sebagai rumah bersama.
 
"Sejarah membuktikan bahwa budaya mampu merekatkan semangat persatuan, sehingga ke depan negeri ini mampu menumbuhkan kembali nilai-nilai kebudayaan sebagai perekat bangsa dengan kerukunan yang tetap terjaga," ujar Agus.
 
Founder Indonesia Kita Butet Kertaredjasa mengatakan pertunjukan ini dilakukan untuk menyampaikan pesan kebinekaan di seluruh penjuru Tanah Air melalui kreativitas seni dan budaya.
 
Menurut dia, forum Indonesia Kita digagas sebagai cara para seniman menghidupkan kembali jiwa Indonesia dalam diri melalui jalan kebudayaan. Kemudian, turut berpartisipasi membangun bangsa dengan meyakini keberagaman bukan sesuatu untuk mempertajam perbedaan, tetapi untuk mengukuhkan kesatuan sebagai anak bangsa.
 
"Pemikiran ini kami tuangkan dalam ide kreatif Indonesia Kita, melalui seni pertunjukan untuk menyatukan keberagaman menjadi satu kesatuan Nusantara," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan