Jakarta: Center of Economic and Law Studies (Celios) mengatakan ekonomi ekstraktif menjadi biang ketimpangan di Indonesia. Ekonomi itu mencakup nikel, batu bara, hingga minyak dan gas (migas).
"Praktik-praktik ekonomi ekstraktif yang hari ini dilakukan menciptakan ketimpangan," kata Direktur Celios Bhima Yudhistira dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023.
Bhima mengatakan uang hasil pertambangan di daerah-daerah mengalir ke Jakarta. Sehingga 70 persen peredaran uang terpusat di Jakarta.
"Sementara kalau tanya masyarakat lokal seperti di Maluku Utara, semakin banyak pabrik di sana kemiskinannya juga semakin tinggi," ujar dia.
Data tersebut membuat Celios dan Greenpeace Indonesia berkolaborasi. Mereka menawarkan alternatif yang lebih baik dari segi pendapatan dan lingkungan dengan ekonomi hijau.
"Kita mau mengubah pola-pola ekonomi ekstraktif dan membuat timpang dengan model ekonomi lainnya," jelas Bhima.
Jakarta: Center of Economic and Law Studies (Celios) mengatakan
ekonomi ekstraktif menjadi biang ketimpangan di Indonesia. Ekonomi itu mencakup nikel, batu bara, hingga minyak dan gas (migas).
"Praktik-praktik ekonomi ekstraktif yang hari ini dilakukan menciptakan
ketimpangan," kata Direktur Celios Bhima Yudhistira dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023.
Bhima mengatakan uang hasil
pertambangan di daerah-daerah mengalir ke Jakarta. Sehingga 70 persen peredaran uang terpusat di Jakarta.
"Sementara kalau tanya masyarakat lokal seperti di Maluku Utara, semakin banyak pabrik di sana kemiskinannya juga semakin tinggi," ujar dia.
Data tersebut membuat Celios dan Greenpeace Indonesia berkolaborasi. Mereka menawarkan alternatif yang lebih baik dari segi pendapatan dan lingkungan dengan ekonomi hijau.
"Kita mau mengubah pola-pola ekonomi ekstraktif dan membuat timpang dengan model ekonomi lainnya," jelas Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)