Jakarta: Kanal Indonesiana dibentuk sebagai wadah diplomasi Indonesia secara internasional. Dengan adanya kanal ini, seperti negara-negara maju sudah memiliki media kebudayaan terintegrasi yang menjadi sarana diplomasi budaya.
Kanal Indonesiana bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas seni budaya. Pasalnya, partisipasi masyarakat kunci dalam menciptakan kanal budaya yang inklusif dan relevan, serta menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan Indonesia yang luar biasa kaya.
Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Kemendikbudristek Hilmar Farid berharap agar publik berpartisipasi dalam mengembangkan dan memanfaatkan Kanal Indonesiana.
“Partisipasi yang diharapkan adalah seluas mungkin, di semua kanal. Kita betul-betul ingin melihat karya dan ekspresi dan mencari produksi yang keren-keren di seluruh daerah,” ujar
Hilmar di Jakarta, Jumat, 28 Juli 2023.
Ia mengajak masyarakat aktif memberikan informasi terkait karya budaya para seniman di Indonesia. Hilmar berharap Indonesiana bisa diakses seluas mungkin. Untuk pengembangan ke luar, Indonesiana diharapkan bisa menjadi platform yang mempromosikan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.
“Namun kami sadar bahwa banyak yang belum punya akses ke sana. Jadi nanti akan bisa diakses melalui satuan pendidikan dan komunitas yang biasa menyelenggarakan kegiatan nonton bareng seperti bioskop lokal. Ini pengembangan ke dalam,” ujarnya.
Mendikbudristek Nadiem Makarim menuturkan, Kanal Indonesiana merupakan salah satu
upaya untuk mewujudkan visi pemajuan kebudayaan. Yaitu berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan, dan menyejahterakan.
Ia menyebutkan, Indonesia adalah negara pertama di dunia yang memiliki Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK). Dalam mengukur IPK, aspek yang dinilai adalah warisan budaya, ketahanan sosial budaya, pendidikan, ekonomi budaya, gender, budaya literasi, dan ekspresi budaya.
“Skor IPK mengalami kenaikan dari 2018 ke 2019, namun nilai aspek ekspresi budaya masih
rendah, yakni 37,14 dari rentang nilai 0-100. Sebab, media yang menjadi sarana pembelajaran, wadah ekspresi, dan interaksi budaya Indonesia masih terbatas. Sudah saatnya bangsa ini memiliki pustaka keragaman budaya Indonesia yang berkualitas,” ujar Nadiem.
Kanal Indonesiana mengudara sejak 3 September 2021. Kini, dua tahun berjalan, jangkauan penonton Indonesiana TV semakin luas dengan sajian konten positif terkait budaya yang bisa dinikmati masyarakat Indonesia dari seluruh latar belakang dan usia.
Memasuki 2023, jangkauan penonton melalui jaringan televisi kabel sudah mencapai 66.396 penonton per bulan. Sedangkan melalui website, total penonton di 2023 mencapai 385.331 penonton per bulan.
Secara teknis, dalam penyusunan materi penyiarannya, Kanal Indonesiana bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas seni budaya sebagai kunci penggerak budaya. Keberadaan kanal budaya yang inklusif dan relevan, dinilai Nadiem penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan Indonesia yang luar biasa kaya.
Indonesiana TV berada di bawah koordinasi Balai Media Kebudayaan, Kemendikbudristek
dengan menyiarkan konten-konten audiovisual melalui saluran jaringan televisi kabel dan
situs web (OTT streaming dan video on demand).
Di tempat yang sama, Head of MediaHub, Iin Kusumastiwi, menyampaikan dukungan pihaknya dalam mendistribusikan konten Indonesiana TV yang telah bermitra sejak 2021 berperan aktif dalam pendistribusian konten Indonesiana TV baik berupa kanal linier maupun program lepasan ke seluruh platform atau operator TV di seluruh Indonesia.
“MediaHub juga mendukung promosi Indonesiana TV ke berbagai media antara lain di TV berlangganan, sosialisasi via SMS Blast, Digital Out of Home dan sosial media Telkom Group,” pungkas Iin.
Jakarta: Kanal Indonesiana dibentuk sebagai wadah diplomasi Indonesia secara internasional. Dengan adanya kanal ini, seperti negara-negara maju sudah memiliki media kebudayaan terintegrasi yang menjadi sarana
diplomasi budaya.
Kanal Indonesiana bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas seni budaya. Pasalnya, partisipasi masyarakat kunci dalam menciptakan kanal budaya yang inklusif dan relevan, serta menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas
kebudayaan Indonesia yang luar biasa kaya.
Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud)
Kemendikbudristek Hilmar Farid berharap agar publik berpartisipasi dalam mengembangkan dan memanfaatkan Kanal Indonesiana.
“Partisipasi yang diharapkan adalah seluas mungkin, di semua kanal. Kita betul-betul ingin melihat karya dan ekspresi dan mencari produksi yang keren-keren di seluruh daerah,” ujar
Hilmar di Jakarta, Jumat, 28 Juli 2023.
Ia mengajak masyarakat aktif memberikan informasi terkait karya budaya para seniman di Indonesia. Hilmar berharap Indonesiana bisa diakses seluas mungkin. Untuk pengembangan ke luar, Indonesiana diharapkan bisa menjadi platform yang mempromosikan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.
“Namun kami sadar bahwa banyak yang belum punya akses ke sana. Jadi nanti akan bisa diakses melalui satuan pendidikan dan komunitas yang biasa menyelenggarakan kegiatan nonton bareng seperti bioskop lokal. Ini pengembangan ke dalam,” ujarnya.
Mendikbudristek Nadiem Makarim menuturkan, Kanal Indonesiana merupakan salah satu
upaya untuk mewujudkan visi pemajuan kebudayaan. Yaitu berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan, dan menyejahterakan.
Ia menyebutkan, Indonesia adalah negara pertama di dunia yang memiliki Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK). Dalam mengukur IPK, aspek yang dinilai adalah warisan budaya, ketahanan sosial budaya, pendidikan, ekonomi budaya, gender, budaya literasi, dan ekspresi budaya.
“Skor IPK mengalami kenaikan dari 2018 ke 2019, namun nilai aspek ekspresi budaya masih
rendah, yakni 37,14 dari rentang nilai 0-100. Sebab, media yang menjadi sarana pembelajaran, wadah ekspresi, dan interaksi budaya Indonesia masih terbatas. Sudah saatnya bangsa ini memiliki pustaka keragaman budaya Indonesia yang berkualitas,” ujar Nadiem.
Kanal Indonesiana mengudara sejak 3 September 2021. Kini, dua tahun berjalan, jangkauan penonton Indonesiana TV semakin luas dengan sajian konten positif terkait budaya yang bisa dinikmati masyarakat Indonesia dari seluruh latar belakang dan usia.
Memasuki 2023, jangkauan penonton melalui jaringan televisi kabel sudah mencapai 66.396 penonton per bulan. Sedangkan melalui website, total penonton di 2023 mencapai 385.331 penonton per bulan.
Secara teknis, dalam penyusunan materi penyiarannya, Kanal Indonesiana bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas seni budaya sebagai kunci penggerak budaya. Keberadaan kanal budaya yang inklusif dan relevan, dinilai Nadiem penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan Indonesia yang luar biasa kaya.
Indonesiana TV berada di bawah koordinasi Balai Media Kebudayaan, Kemendikbudristek
dengan menyiarkan konten-konten audiovisual melalui saluran jaringan televisi kabel dan
situs web (OTT
streaming dan video on demand).
Di tempat yang sama, Head of MediaHub, Iin Kusumastiwi, menyampaikan dukungan pihaknya dalam mendistribusikan konten Indonesiana TV yang telah bermitra sejak 2021 berperan aktif dalam pendistribusian konten Indonesiana TV baik berupa kanal linier maupun program lepasan ke seluruh platform atau operator TV di seluruh Indonesia.
“MediaHub juga mendukung promosi Indonesiana TV ke berbagai media antara lain di TV berlangganan, sosialisasi via SMS Blast, Digital Out of Home dan sosial media Telkom Group,” pungkas Iin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)