Jepang: Kereta api menjadi salah satu transportasi yang diminati warga Jepang. Tak heran, East Japan Railway Company atau JR East, salah satu operator perkeretaapian di Jepang, mampu mengangkut 17 juta orang saban hari.
JR East mengembangkan konsep transit oriented development (TOD) untuk menarik penumpang sebanyak itu. Namun itu dilakukan tak sebentar yakni butuh waktu 15 tahun. Kini, JR East mendominasi operasi kereta api di kawasan timur Jepang.
Medcom.id bersama tim dari PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Kepala Bidang Usaha Transportasi Properti dan Keuangan BP BUMD DKI Jakarta Ahmad Ghiffari, dan teman-teman jurnalis berkesempatan belajar sistem itu secara langsung.
Gurita Bisnis JR East
Ada tiga jenis kereta api yang dioperasikan JR East, yakni kereta cepat Shinkansen, kereta metropolitan, dan kereta regional. Total panjang jalur kereta milik JR East 7.500 kilometer dengan jumlah penumpang mencapai 17 juta orang per harinya.
Di area metropolitan, JR East bekerja sama dengan lebih dari 20 operator kereta api dengan total 90 jalur dan 1.500 statiun, di mana operator satu dengan lainnya saling terkoneksi. Beberapa operator besar yang telah bekerja sama adalah Tokyo Metro, Tokyu Corporation, Tokyo Toei Metro, Odakyu, Keio, Seibu, Keikyu, dan Tobu.
JR East sendiri memiliki 25 jalur di area metropolitan yang menghubungkan kawasan-kawasan bisnis di Tokyo dengan total panjang 1.443 kilometer. “Jalur Yamanote merupakan line paling diminati yang kami miliki,” ujar Manager Global Railway Business Division JR East Haruo Yamada beberapa waktu lalu.
Jalur Yamanote memiliki Panjang 34,5 kilometer dan terdiri dari 29 stasiun. Yang terbesar dan tersibuk merupakan Stasiun Shinjuku. Stasiun itu juga menjadi stasiun terbesar di Jepang dan stasiun terbesar ketiga di dunia.
JR East Stasiun Shinjuku - Medcom.id/Intan Fauzi
Untuk jaringan Shinkansen, JR East memiliki panjang jalur 1.470 kilometer. Jumlah penumpangnya sebanyak 289 ribu per hari.
Yamada memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang jadi fokus dalam memberikan pelayanan. Buktinya, hingga kini belum pernah ada penumpang tewas selama kereta yang berkecepatan 320 kilometer per jam itu beroperasi.
“Rata-rata keterlambatan kereta pun kurang dari satu menit per kereta,” tambah dia.
JR East Membangun Kawasan TOD
JR East tak sekadar operator kereta api, perusahaan itu juga membangun transit oriented development (TOD) di area stasiun. Pada 28 November 2017. Yamada menyebut JR East sengaja membangun TOD untuk menarik minat warga Jepang menggunakan kereta.
"Transit oriented development atau disingkat TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan memaksimalkan penggunaan angkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota (MRT), Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda"
“Ini untuk menarik minat warga Jepang agar mau menggunakan kereta dalam setiap aktivitasnya,” ujar Yamada.
Yamada menjelaskan tidak semua aset di TOD yang dibangun JR East milik perusahaan. “Ada proyek negara juga, hampir setengahnya milik negara,” jelas dia.
Aset yang dimiliki pemerintah kebanyakan berupa infrastruktur stasiun. Di kawasan TOD Stasiun Shinjuku misalnya, terdapat terminal bus milik pemerintah pusat.
“Keberadaan terminal juga untuk menarik penumpang ke Shinjuku Station,” tegas Yamada.
Senior Perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Indonesia, Kawabata Tomoyuki - Medcom.id/Intan Fauzi
Senior Perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Indonesia, Kawabata Tomoyuki, mengatakan kawasan TOD Stasiun Shinjuku merupakan salah satu contoh TOD yang dibangun atas kerja sama pemerintah pusat dengan swasta. Namun JR East ditunjuk sebagai operator utama dalam pengembangan TOD.
Kawasan TOD juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang bagi para penumpang. “Selain pelayanan transportasi, di sini ada juga toko, restoran, dan terintegrasi dengan terminal bus yang terdapat di lantai 4,” tutur dia.
Kawabata menambahkan pembangunan kawasan TOD di Shinjuku memakan waktu yang cukup lama, yakni 15 tahun. Stasiun Shinjuku menjadi salah satu kawasan TOD yang menjadi kebanggaan JR East.
“Pembangunan TOD Stasiun Shinjuku ini cukup memakan waktu lebih lama dari biasanya karena dibangun di atas jalur kereta api yang sudah ada lebih dulu,” ucap Kawabata.
Data yang dimiliki JR East menyebutkan, bisnis yang dikembangkan di kawasan TOD antara lain, bisnis retail dan restoran, pusat perbelanjaan, hotel, kantor, dan juga periklanan. Di tahun 2016, pendapatan dari bisnis nonfare box tersebut sekitar USD7,6 miliar (Rp94,8 triliun) atau 32 persen dari total keseluruhan pendapatan JR East yang mencapai USD25,4 miliar (Rp338 triliun).
Salah satu bisnis nonfare box yang menjanjikan bagi JR East ialah bisnis pusat perbelanjaan. Pendapatan dari pusat perbelanjaan mencapai USD2,43 miliar (Rp32,5 triliun) atau 9,3 persen dari total pendapatan.
Salah satu pusat perbelanjaan milik JR East ialah NEWoman yang berada di Stasiun Shinjuku. Bahkan mereka menargetkan setiap orang yang datang ke NEWoman dapat berbelanja sekitar 30 ribu yen (setara dengan 3,6 juta rupiah).
NEWoman, pusat perbelanjaan milik JR East di Stasiun Shinjuku - Medcom.id/Intan Fauzi
Persiapan TOD Pertama MRT Jakarta
Corporate Secretary MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah menilai apa yang dipelajari MRT Jakarta dari JR East terkait pengelolaan TOD merupakan hal baru. Dalam waktu dekat, MRT Jakarta akan melakukan ground breaking TOD pertama MRT Jakarta yang terletak di Stasiun Dukuh Atas.
“Shinjuku saya rasa paling baik TOD-nya. Ada kereta, bus, dan perkantoran yang bisa jadi referensi. Bisnis development kami bisa buat itu sebagai acuan untuk akhir Desember ini,” kata pria yang akrab disapa Hikmat itu.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan akan memaksimalkan apa yang sudah dimiliki oleh MRT Jakarta. Salah satunya soal penunjukkan MRT Jakarta sebagai operator utama dalam pengelolaan TOD.
Penunjukan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 140 Tahun 2017 tentang Penugasan Perseroan Terbatas MRT Jakarta sebagai Operator Utama Pengelola Kawasan TOD Koridor Utara-Selatan Fase I. Dari 13 stasiun yang ada sepanjang Lebak Bulus-Bundaran HI, MRT Jakarta berhak mengelola delapan kawasan TOD, antara lain Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora Senayan, Blok M, dan Lebak Bulus.
“Yang kami harapkan, kalau pemerintah beri kepercayaan kepada MRT, itu akan memberikan kesempatan untuk dapat revenue yang lebih. Posisi MRT memulai apa yang diberikan pemerintah. Kewenangan ini yang coba kami manfaatkan,” ungkap William.
Pergub yang menjadi perpanjangan dari Pergub Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan TOD itu bakal dijadikan MRT Jakarta sebagai senjata untuk menarik para pihak swasta bekerja sama. Ketiadaan aset yang dimiliki MRT Jakarta bukan penghalang.
William menuturkan pihaknya sudah meminta aset Pemprov DKI yang belum dimanfaatkan, dikelola oleh MRT Jakarta. Ia memastikan Pemprov DKI sudah menyetujuinya.
“Itu bisa diatur, apakah hak pengelolaan, adanya investasi swasta, public private partnership, intinya kami siapkan kawasan TOD dengan mitra yang ada,” tukasnya.
Jepang: Kereta api menjadi salah satu transportasi yang diminati warga Jepang. Tak heran, East Japan Railway Company atau JR East, salah satu operator perkeretaapian di Jepang, mampu mengangkut 17 juta orang saban hari.
JR East mengembangkan konsep transit oriented development (TOD) untuk menarik penumpang sebanyak itu. Namun itu dilakukan tak sebentar yakni butuh waktu 15 tahun. Kini, JR East mendominasi operasi kereta api di kawasan timur Jepang.
Medcom.id bersama tim dari PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Kepala Bidang Usaha Transportasi Properti dan Keuangan BP BUMD DKI Jakarta Ahmad Ghiffari, dan teman-teman jurnalis berkesempatan belajar sistem itu secara langsung.
Gurita Bisnis JR East
Ada tiga jenis kereta api yang dioperasikan JR East, yakni kereta cepat Shinkansen, kereta metropolitan, dan kereta regional. Total panjang jalur kereta milik JR East 7.500 kilometer dengan jumlah penumpang mencapai 17 juta orang per harinya.
Di area metropolitan, JR East bekerja sama dengan lebih dari 20 operator kereta api dengan total 90 jalur dan 1.500 statiun, di mana operator satu dengan lainnya saling terkoneksi. Beberapa operator besar yang telah bekerja sama adalah Tokyo Metro, Tokyu Corporation, Tokyo Toei Metro, Odakyu, Keio, Seibu, Keikyu, dan Tobu.
JR East sendiri memiliki 25 jalur di area metropolitan yang menghubungkan kawasan-kawasan bisnis di Tokyo dengan total panjang 1.443 kilometer. “Jalur Yamanote merupakan line paling diminati yang kami miliki,” ujar Manager Global Railway Business Division JR East Haruo Yamada beberapa waktu lalu.
Jalur Yamanote memiliki Panjang 34,5 kilometer dan terdiri dari 29 stasiun. Yang terbesar dan tersibuk merupakan Stasiun Shinjuku. Stasiun itu juga menjadi stasiun terbesar di Jepang dan stasiun terbesar ketiga di dunia.
JR East Stasiun Shinjuku - Medcom.id/Intan Fauzi
Untuk jaringan Shinkansen, JR East memiliki panjang jalur 1.470 kilometer. Jumlah penumpangnya sebanyak 289 ribu per hari.
Yamada memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang jadi fokus dalam memberikan pelayanan. Buktinya, hingga kini belum pernah ada penumpang tewas selama kereta yang berkecepatan 320 kilometer per jam itu beroperasi.
“Rata-rata keterlambatan kereta pun kurang dari satu menit per kereta,” tambah dia.
JR East Membangun Kawasan TOD
JR East tak sekadar operator kereta api, perusahaan itu juga membangun transit oriented development (TOD) di area stasiun. Pada 28 November 2017. Yamada menyebut JR East sengaja membangun TOD untuk menarik minat warga Jepang menggunakan kereta.
"Transit oriented development atau disingkat TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan memaksimalkan penggunaan angkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota (MRT), Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda"
“Ini untuk menarik minat warga Jepang agar mau menggunakan kereta dalam setiap aktivitasnya,” ujar Yamada.
Yamada menjelaskan tidak semua aset di TOD yang dibangun JR East milik perusahaan. “Ada proyek negara juga, hampir setengahnya milik negara,” jelas dia.
Aset yang dimiliki pemerintah kebanyakan berupa infrastruktur stasiun. Di kawasan TOD Stasiun Shinjuku misalnya, terdapat terminal bus milik pemerintah pusat.
“Keberadaan terminal juga untuk menarik penumpang ke Shinjuku Station,” tegas Yamada.
Senior Perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Indonesia, Kawabata Tomoyuki - Medcom.id/Intan Fauzi
Senior Perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Indonesia, Kawabata Tomoyuki, mengatakan kawasan TOD Stasiun Shinjuku merupakan salah satu contoh TOD yang dibangun atas kerja sama pemerintah pusat dengan swasta. Namun JR East ditunjuk sebagai operator utama dalam pengembangan TOD.
Kawasan TOD juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang bagi para penumpang. “Selain pelayanan transportasi, di sini ada juga toko, restoran, dan terintegrasi dengan terminal bus yang terdapat di lantai 4,” tutur dia.
Kawabata menambahkan pembangunan kawasan TOD di Shinjuku memakan waktu yang cukup lama, yakni 15 tahun. Stasiun Shinjuku menjadi salah satu kawasan TOD yang menjadi kebanggaan JR East.
“Pembangunan TOD Stasiun Shinjuku ini cukup memakan waktu lebih lama dari biasanya karena dibangun di atas jalur kereta api yang sudah ada lebih dulu,” ucap Kawabata.
Data yang dimiliki JR East menyebutkan, bisnis yang dikembangkan di kawasan TOD antara lain, bisnis retail dan restoran, pusat perbelanjaan, hotel, kantor, dan juga periklanan. Di tahun 2016, pendapatan dari bisnis nonfare box tersebut sekitar USD7,6 miliar (Rp94,8 triliun) atau 32 persen dari total keseluruhan pendapatan JR East yang mencapai USD25,4 miliar (Rp338 triliun).
Salah satu bisnis nonfare box yang menjanjikan bagi JR East ialah bisnis pusat perbelanjaan. Pendapatan dari pusat perbelanjaan mencapai USD2,43 miliar (Rp32,5 triliun) atau 9,3 persen dari total pendapatan.
Salah satu pusat perbelanjaan milik JR East ialah NEWoman yang berada di Stasiun Shinjuku. Bahkan mereka menargetkan setiap orang yang datang ke NEWoman dapat berbelanja sekitar 30 ribu yen (setara dengan 3,6 juta rupiah).
NEWoman, pusat perbelanjaan milik JR East di Stasiun Shinjuku - Medcom.id/Intan Fauzi
Persiapan TOD Pertama MRT Jakarta
Corporate Secretary MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah menilai apa yang dipelajari MRT Jakarta dari JR East terkait pengelolaan TOD merupakan hal baru. Dalam waktu dekat, MRT Jakarta akan melakukan ground breaking TOD pertama MRT Jakarta yang terletak di Stasiun Dukuh Atas.
“Shinjuku saya rasa paling baik TOD-nya. Ada kereta, bus, dan perkantoran yang bisa jadi referensi. Bisnis development kami bisa buat itu sebagai acuan untuk akhir Desember ini,” kata pria yang akrab disapa Hikmat itu.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan akan memaksimalkan apa yang sudah dimiliki oleh MRT Jakarta. Salah satunya soal penunjukkan MRT Jakarta sebagai operator utama dalam pengelolaan TOD.
Penunjukan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 140 Tahun 2017 tentang Penugasan Perseroan Terbatas MRT Jakarta sebagai Operator Utama Pengelola Kawasan TOD Koridor Utara-Selatan Fase I. Dari 13 stasiun yang ada sepanjang Lebak Bulus-Bundaran HI, MRT Jakarta berhak mengelola delapan kawasan TOD, antara lain Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora Senayan, Blok M, dan Lebak Bulus.
“Yang kami harapkan, kalau pemerintah beri kepercayaan kepada MRT, itu akan memberikan kesempatan untuk dapat revenue yang lebih. Posisi MRT memulai apa yang diberikan pemerintah. Kewenangan ini yang coba kami manfaatkan,” ungkap William.
Pergub yang menjadi perpanjangan dari Pergub Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan TOD itu bakal dijadikan MRT Jakarta sebagai senjata untuk menarik para pihak swasta bekerja sama. Ketiadaan aset yang dimiliki MRT Jakarta bukan penghalang.
William menuturkan pihaknya sudah meminta aset Pemprov DKI yang belum dimanfaatkan, dikelola oleh MRT Jakarta. Ia memastikan Pemprov DKI sudah menyetujuinya.
“Itu bisa diatur, apakah hak pengelolaan, adanya investasi swasta, public private partnership, intinya kami siapkan kawasan TOD dengan mitra yang ada,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)