Penaburan benih menggunakan helikopter. Foto:MI/Dede Susianti
Penaburan benih menggunakan helikopter. Foto:MI/Dede Susianti

Tabur Benih dari Udara, Solusi Perbaiki Lahan Kritis

Dian Ihsan Siregar • 30 September 2017 10:53
medcom.id, Jakarta: Menabur benih dari udara (air seeding) menjadi salah satu solusi menghidupkan kembali lahan kritis. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mencatat sebanyak 24,3 juta hektare lahan di Indonesia sudah kritis dan perlu penghijauan.
 
"Air seeding merupakan alternatif solusi untuk menanggulangi lahan kritis yang semakin meningkat," kata Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung KLHK, Hilman Nugroho, dalam keterangan tertulis, Jumat 29 September 2017.
 
Dia mencontohkan lahan kritis di tiga kabupaten Sulawesi Tenggara, yakni Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan. Total ada 291.669 hektare lahan kritis di sana. Jumlah ini diperkirakan akan semakin bertambah bila tak diimbangi metode rehabilitasi yang cepat.

"Air seeding adalah terobosan reforestrasi. Jika terbukti efektif, KLHK akan mereplikasi kegiatan ini di tempat-tempat lain seperti di Jawa Barat, tepatnya di sekitar kawasan perbukitan yang dilalui sungai Citarum."
 
Direktur Pelaksana Yayasan Kalla, Rochmat Jatmiko, mengatakan program reforestrasi di Sulawesi Tenggara mencakup 7.000 hektare lahan kritis. Akan ada dua pendekatan.
 
Pertama, penanaman pohon secara manual seluas 1.500 hektare. Kedua, penebaran benih dengan menggunakan helikopter (air seeding) seluas 5.500 hektare.
 
"Benih yang ditabur sebanyak 11 ton yang diterbangkan oleh helikopter selama 55 jam atau sekitar dua minggu," kata Rochmat.
 
Setiap jamnya, helikopter dapat menaburi benih seluas 100 hektare. Jenis-jenis benih yang ditabur antara lain Sengon Laut, Sengon Buto, Gmelina, Akasia Mangium, Kaliandra Merah, dan Kaliandra Putih.
 
Kegiatan air seeding akan diimbangi dengan pelatihan-pelatihan. "Jika perbaikan hutan tak diimbangi dengan penguatan kapasitas manusia, keseimbangan ekosistem yang kita harapkan tak akan terjadi," tutur Rochmat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan