Jakarta: Pemerintah didesak menggenjot produksi alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga medis di tengah wabah virus korona (covid-19). Pasalnya, alat kesehatan untuk antisipasi penyebaran virus kian langka dan bisa membahayakan kesehatan tenaga medis.
"Konversikan pabrik yang ada jadi pabrik APD dan lain sebagainya," kata Ketua Co-Hope Yosilia Nursakina di Gedung Metro TV, Jakarta Barat, Senin, 23 Maret 2020.
Yosilia mendorong pemerintah untuk memastikan ketersediaan APD bagi tenaga medis agar Indonesia swasembada APD. Apalagi, tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanggulangan wabah virus korona harus mendapat stok cukup alat kesehatan.
Co-Hope sebagai tim relawan kemanusiaan yang mendistribusikan APD kepada tenaga kesehatan dan rumah sakit rujukan covid-19 di Jakarta terus berupaya mengisi kekosongan stok. "Tapi kalau dari segi pengadaannya masih minim, kita juga tidak bisa mendistribusikan APD," ujarnya.
Beruntung, banyak pihak membantu kekurangan stok di petugas medis. Salah satunya puluhan ribu APD dari Dompet Kemanusiaan Yayasan Media Group.
Bantuan alat perlindungan diri dari Media Group untuk tenaga medis penanganan virus korona (covid-19). Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Baca: Dompet Kemanusiaan Media Group Salurkan Bantuan Alat Pelindung Diri
Pekan lalu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut petugas kesehatan yang menangani covid-19 kekurangan alat pelindung diri (APD). IDI meminta pemerintah memberikan fasilitas ini.
"Kami meminta pemerintah dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo (selaku kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19) menyediakan (alat pelindung diri)," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih di Kantor Pengurus Besar (PB) IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 16 Maret 2020.
Menurut dia, APD penting karena petugas kesehatan bersinggungan langsung dengan pasien yang diduga ataupun positif korona. Penyediaan APD dapat memaksimalkan penanganan korona tanpa menambah penderita virus.
Jakarta: Pemerintah didesak menggenjot produksi alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga medis di tengah wabah virus korona (covid-19). Pasalnya, alat kesehatan untuk antisipasi penyebaran virus kian langka dan bisa membahayakan kesehatan tenaga medis.
"Konversikan pabrik yang ada jadi pabrik APD dan lain sebagainya," kata Ketua Co-Hope Yosilia Nursakina di Gedung Metro TV, Jakarta Barat, Senin, 23 Maret 2020.
Yosilia mendorong pemerintah untuk memastikan ketersediaan APD bagi tenaga medis agar Indonesia swasembada APD. Apalagi, tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanggulangan wabah virus korona harus mendapat stok cukup alat kesehatan.
Co-Hope sebagai tim relawan kemanusiaan yang mendistribusikan APD kepada tenaga kesehatan dan rumah sakit rujukan covid-19 di Jakarta terus berupaya mengisi kekosongan stok. "Tapi kalau dari segi pengadaannya masih minim, kita juga tidak bisa mendistribusikan APD," ujarnya.
Beruntung, banyak pihak membantu kekurangan stok di petugas medis. Salah satunya puluhan ribu APD dari Dompet Kemanusiaan Yayasan Media Group.
Bantuan alat perlindungan diri dari Media Group untuk tenaga medis penanganan virus korona (covid-19). Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Baca:
Dompet Kemanusiaan Media Group Salurkan Bantuan Alat Pelindung Diri
Pekan lalu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut petugas kesehatan yang menangani covid-19 kekurangan alat pelindung diri (APD). IDI meminta pemerintah memberikan fasilitas ini.
"Kami meminta pemerintah dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo (selaku kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19) menyediakan (alat pelindung diri)," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih di Kantor Pengurus Besar (PB) IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 16 Maret 2020.
Menurut dia, APD penting karena petugas kesehatan bersinggungan langsung dengan pasien yang diduga ataupun positif korona. Penyediaan APD dapat memaksimalkan penanganan korona tanpa menambah penderita virus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)