Jombang: Presiden Joko Widodo meresmikan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari, Jombang, Jawa Timur. Jokowi memuji kontribusi Hasyim dalam membangun bangsa.
"Sewaktu saya menandatangani yang namanya Keputusan Presiden yang menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, saya membayangkan apa yang sedang dipikirkan oleh beliau Hadratus Syaikh Bapak KH Hasyim Asy'ari di Tahun 1945," kata Jokowi dalam sambutannya, Selasa, 18 Desember 2018.
Menurut dia, perjuangan Hasyim luar bisa dalam menjaga kedaulatan negara. Bersama ulama lainnya, Hasyim mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai perang jihad di jalan Allah.
Kini, kata Jokowi, Salahuddin Wahid, cucu KH Hasyim, beserta seluruh keluarga besar Tebuireng terus mengingatkan umat Islam untuk mencintai Indonesia. Museum Islam Indonesia KH Hasyim bakal menjadi pengingat bila Islam datang dan berkembang di Indonesia dengan cara damai.
"Islam berkembang di Indonesia dengan dialog, dengan menggunakan media budaya lokal, seperti syair, wayang, gurindam, kasidah, dan lainnya," jelas dia.
(Baca juga: Praktik Islam Damai Indonesia Berbuah ATT DK PBB)
Gus Solah, sapaan Salahuddin Wahid, menjelaskan cikal bakal museum muncul pada 2010, ketika peziarah yang datang ke makam Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, membeludak. Dia mengusulkan pembangunan museum Islam di sekitar lokasi.
Pembangunan museum diperlukan lantaran tantangan zaman amat berbeda saat ini. Museum akan menjadi sarana pembelajaran bagaimana Islam masuk ke Nusantara, dengan cara-cara yang damai.
"Bagaimana Islam datang ke Nusantara tanpa dukungan militer politik, dengan dagang dan perkawinan menghormati budaya menggunakan medium dakwa setempat," jelas dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/zNAGqVzk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jombang: Presiden Joko Widodo meresmikan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari, Jombang, Jawa Timur. Jokowi memuji kontribusi Hasyim dalam membangun bangsa.
"Sewaktu saya menandatangani yang namanya Keputusan Presiden yang menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, saya membayangkan apa yang sedang dipikirkan oleh beliau Hadratus Syaikh Bapak KH Hasyim Asy'ari di Tahun 1945," kata Jokowi dalam sambutannya, Selasa, 18 Desember 2018.
Menurut dia, perjuangan Hasyim luar bisa dalam menjaga kedaulatan negara. Bersama ulama lainnya, Hasyim mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai perang jihad di jalan Allah.
Kini, kata Jokowi, Salahuddin Wahid, cucu KH Hasyim, beserta seluruh keluarga besar Tebuireng terus mengingatkan umat Islam untuk mencintai Indonesia. Museum Islam Indonesia KH Hasyim bakal menjadi pengingat bila Islam datang dan berkembang di Indonesia dengan cara damai.
"Islam berkembang di Indonesia dengan dialog, dengan menggunakan media budaya lokal, seperti syair, wayang, gurindam, kasidah, dan lainnya," jelas dia.
(Baca juga:
Praktik Islam Damai Indonesia Berbuah ATT DK PBB)
Gus Solah, sapaan Salahuddin Wahid, menjelaskan cikal bakal museum muncul pada 2010, ketika peziarah yang datang ke makam Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, membeludak. Dia mengusulkan pembangunan museum Islam di sekitar lokasi.
Pembangunan museum diperlukan lantaran tantangan zaman amat berbeda saat ini. Museum akan menjadi sarana pembelajaran bagaimana Islam masuk ke Nusantara, dengan cara-cara yang damai.
"Bagaimana Islam datang ke Nusantara tanpa dukungan militer politik, dengan dagang dan perkawinan menghormati budaya menggunakan medium dakwa setempat," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)