Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah pengungsi akibat luncuran awan panas guguran (APG) dan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru bertambah menjadi 2.489 jiwa. Mereka tersebar di 11 titik lokasi pengungsian.
"Laporan yang kami terima pada pukul 23:43 WIB tadi malam, total pengungsi bertambah menjadi 2.489 jiwa dan mereka tetap berada di 11 titik," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kapusdatin dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin, 5 Desember 2022.
Muhari menyebut 21 titik lokasi pengungsian warga yang terdampak bencana erupsi ini tersebar pada sejumlah balai desa dan fasilitas umum di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. BNPB bersama personel gabungan TNI-Polri memastikan zona merah bebas dari aktivitas warga, utamanya para penambang pasir.
"Sebenarnya daerah merah ini warganya sudah direlokasi pasca APG Desember tahun lalu, namun yang kita khawatirkan adalah aktivitas ekonomi seperti penambangan pasir dan sebagainya," terang Muhari.
Ia pun meminta masyarakat untuk menghindari radius 8 kilometer (Km) dari puncak Semeru dan 19 Km ke arah barat daya, khususnya Curah Kobokan. Terlebih, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Semeru dari level III (siaga) menjadi level IV (awas).
"Masyarakat kami imbau untuk menghindari zona merah terlebih dahulu hingga PVMBG menetapkan status aktivitas vulkanik Semeru aman," pungkas Muhari.
BNPB terus berkoordinasi melalui komunikasi radio 24 jam bersama BPBD Lumajang untuk memastikan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Data yang diterima PVMBG, aktivitas APG sempat berhenti pukul 14.00 WIB, kemudian beraktivitas lagi pukul 21.36 WIB, dan berhenti kembali pukul 22.07 WIB, Minggu, 4 Desember 2022, hingga siang tadi.
"Tadi pagi kami telah dikirimkan laporan visual, kondisi Gunung Semeru Alhamdulillah sangat bersih, cerah, dan tidak ada aktivitas awan panas guguran," jelas Muhari.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah pengungsi akibat luncuran awan panas guguran (APG) dan peningkatan aktivitas vulkanik
Gunung Semeru bertambah menjadi 2.489 jiwa. Mereka tersebar di 11 titik lokasi pengungsian.
"Laporan yang kami terima pada pukul 23:43 WIB tadi malam, total pengungsi bertambah menjadi 2.489 jiwa dan mereka tetap berada di 11 titik," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kapusdatin dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin, 5 Desember 2022.
Muhari menyebut 21 titik lokasi pengungsian warga yang terdampak bencana erupsi ini tersebar pada sejumlah balai desa dan fasilitas umum di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. BNPB bersama personel gabungan TNI-Polri memastikan zona merah bebas dari aktivitas warga, utamanya para penambang pasir.
"Sebenarnya daerah merah ini warganya sudah direlokasi pasca APG Desember tahun lalu, namun yang kita khawatirkan adalah aktivitas ekonomi seperti penambangan pasir dan sebagainya," terang Muhari.
Ia pun meminta masyarakat untuk menghindari radius 8 kilometer (Km) dari puncak Semeru dan 19 Km ke arah barat daya, khususnya Curah Kobokan. Terlebih, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status
Gunung Semeru dari level III (siaga) menjadi level IV (awas).
"Masyarakat kami imbau untuk menghindari zona merah terlebih dahulu hingga PVMBG menetapkan status aktivitas vulkanik Semeru aman," pungkas Muhari.
BNPB terus berkoordinasi melalui komunikasi radio 24 jam bersama BPBD Lumajang untuk memastikan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Data yang diterima PVMBG, aktivitas APG sempat berhenti pukul 14.00 WIB, kemudian beraktivitas lagi pukul 21.36 WIB, dan berhenti kembali pukul 22.07 WIB, Minggu, 4 Desember 2022, hingga siang tadi.
"Tadi pagi kami telah dikirimkan laporan visual, kondisi Gunung Semeru Alhamdulillah sangat bersih, cerah, dan tidak ada aktivitas awan panas guguran," jelas Muhari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)