medcom.id, Kumai: Kapal Navigasi milik Kementerian Perhubungan, KN Jadayat, yang membawa staf ahli dari tim KNKT, akan melanjutkan evakuasi pada Selasa (6/1/2015). Hal tersebut lantaran saat melakukan evakuasi di wilayah suspek pertama, KN Jadayat dihantam ombak dan gelombang, dengan ketinggian mencapai empat meter.
"Semalam dihajar ombak lagi, dan tim KNKT berdasarkan BMKG yang memberikan data cuaca, masih buruk sampai tanggal 5 Januari 2015," kata Kasi Perambuan Dir. Kenavigasian Kemenhub Pudjo Kurnianto, di Kumai, Kota Waringin Barat, Kalimatan Tengah, Senin (5/1/2015).
KN Jadayat yang difokuskan mencari badan pesawat dan kotak hitam AirAsia QZ8501, merapat ke dermaga pukul 08.30 WIB. Sebelumnya, pada Minggu 4 Januari kemarin KN Jadayat melanjutkan evakuasi ke lokasi suspek diduga jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Usai mendapat laporan cuaca buruk, maka diputuskan oleh tim KNKT agar kembali untuk berlindung. "Kita merencanakan tanggal 6 Januari 2015 sore, bergerak lagi ke target," tutur Pudjo.
Dia membeberkan, pukul 22.00 WIB, KN Jadayat dan Andromeda milik Kemenhub bergerak ke suspek 1. Namun terhambat, karena dihadang cuaca buruk dan gelombang mencapai 4 meter. "Besok tanggal 6 Januari, kita bergerak keluar ke target bersama Andromeda dan Alugara," jelasnya.
Meskipun hari ini tidak melakukan evakuasi, tapi sejumlah kapal milik Kemenhub yakni Bima Sakti Utama, Mitra Utama, dan Mithuna saat ini sedang menyisir di sekitar Tanjung Puting, Kalteng. "Yang ada di lapangan untuk menyisir sekitar Tanjung Puting sesuai lokasi dari Basarnas," jelasnya.
Diketahui, dalam KN Jadayat mebawa dua staf ahli KNKT dipimpin oleh Sri Budjono. Selain itu, 9 Marine Port Authority (MPA) Singapore yang berada di bawah kendali KNKT, guna menginvestigasi segala temuan diduga bangkai pesawat AirAsia QZ8501.
Tak hanya itu, dalam kapal itu juga telah dilengkapi dengan Side Scan Sonar, Multibeam Echo Sounder, dan Pinger Locater untuk mendeteksi keberadaan bangkai pesawat QZ8501.
medcom.id, Kumai: Kapal Navigasi milik Kementerian Perhubungan, KN Jadayat, yang membawa staf ahli dari tim KNKT, akan melanjutkan evakuasi pada Selasa (6/1/2015). Hal tersebut lantaran saat melakukan evakuasi di wilayah suspek pertama, KN Jadayat dihantam ombak dan gelombang, dengan ketinggian mencapai empat meter.
"Semalam dihajar ombak lagi, dan tim KNKT berdasarkan BMKG yang memberikan data cuaca, masih buruk sampai tanggal 5 Januari 2015," kata Kasi Perambuan Dir. Kenavigasian Kemenhub Pudjo Kurnianto, di Kumai, Kota Waringin Barat, Kalimatan Tengah, Senin (5/1/2015).
KN Jadayat yang difokuskan mencari badan pesawat dan kotak hitam AirAsia QZ8501, merapat ke dermaga pukul 08.30 WIB. Sebelumnya, pada Minggu 4 Januari kemarin KN Jadayat melanjutkan evakuasi ke lokasi suspek diduga jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Usai mendapat laporan cuaca buruk, maka diputuskan oleh tim KNKT agar kembali untuk berlindung. "Kita merencanakan tanggal 6 Januari 2015 sore, bergerak lagi ke target," tutur Pudjo.
Dia membeberkan, pukul 22.00 WIB, KN Jadayat dan Andromeda milik Kemenhub bergerak ke suspek 1. Namun terhambat, karena dihadang cuaca buruk dan gelombang mencapai 4 meter. "Besok tanggal 6 Januari, kita bergerak keluar ke target bersama Andromeda dan Alugara," jelasnya.
Meskipun hari ini tidak melakukan evakuasi, tapi sejumlah kapal milik Kemenhub yakni Bima Sakti Utama, Mitra Utama, dan Mithuna saat ini sedang menyisir di sekitar Tanjung Puting, Kalteng. "Yang ada di lapangan untuk menyisir sekitar Tanjung Puting sesuai lokasi dari Basarnas," jelasnya.
Diketahui, dalam KN Jadayat mebawa dua staf ahli KNKT dipimpin oleh Sri Budjono. Selain itu, 9 Marine Port Authority (MPA) Singapore yang berada di bawah kendali KNKT, guna menginvestigasi segala temuan diduga bangkai pesawat AirAsia QZ8501.
Tak hanya itu, dalam kapal itu juga telah dilengkapi dengan Side Scan Sonar, Multibeam Echo Sounder, dan Pinger Locater untuk mendeteksi keberadaan bangkai pesawat QZ8501.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)