Jakarta: Pengamat vaksin Djoharsyah mengatakan 1,2 juta dosis vaksin virus korona (covid-19) buatan Sinovac, Tiongkok, memang didatangkan lebih awal. Vaksin akan diuji mutunya di laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum diedarkan.
"Sambil menunggu hasil uji klinis (di Bandung, Jawa Barat), produk ini kan juga harus dilakukan uji mutu," kata Djoharsyah dalam diskusi daring, Sabtu, 12 Desember 2020.
Djoharsyah menjelaskan BPOM perlu menguji mutu untuk mengetahui kualitas vaksin produksi dari 'Negeri Tirai Bambu' itu. BPOM juga akan menilai hasil evaluasi sementara dari uji klinis vaksin Sinovac pada awal Januari 2021.
Hasil uji klinis yang dipakai bukan hanya hasil pengetesan di Indonesia. Penelitian ini melibatkan hasil uji klinis di Brazil, Turki, dan Tiongkok.
Baca: Pemerintah Targetkan 67% Rakyat Indonesia Disuntik Vaksin Covid-19
"Nanti dua hasil itu (uji mutu dan uji klinis) akan berbarengan menjadi pertimbangan BPOM dinyatakan bisa lolos dan disimpulkan vaksin boleh beredar," ujar mantan Direktur Keuangan PT Bio Farma (Persero).
Djoharsyah mengatakan pemeriksaan mutu akan berlangsung secara terus-menerus setiap vaksin covid-19 datang ke Indonesia. Dengan begitu, vaksin yang masuk ke Tanah Air terjamin mutunya.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin covid-19 buatan Sinovac tiba di Indonesia pada Minggu, 6 Desember 2020. Pemerintah mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin bakal tiba pada Januari 2021.
Vaksin covid-19 dari Sinovac ini berupa produk jadi. Indonesia direncanakan menerima 15 juta dosis vaksin pada Desember 2020 dan 30 juta dosis vaksin dalam bentuk baku curah yang akan diproses PT Bio Farma.
Jakarta: Pengamat vaksin Djoharsyah mengatakan 1,2 juta dosis
vaksin virus korona (
covid-19) buatan Sinovac, Tiongkok, memang didatangkan lebih awal.
Vaksin akan diuji mutunya di laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum diedarkan.
"Sambil menunggu hasil uji klinis (di Bandung, Jawa Barat), produk ini kan juga harus dilakukan uji mutu," kata Djoharsyah dalam diskusi daring, Sabtu, 12 Desember 2020.
Djoharsyah menjelaskan BPOM perlu menguji mutu untuk mengetahui kualitas vaksin produksi dari 'Negeri Tirai Bambu' itu. BPOM juga akan menilai hasil evaluasi sementara dari uji klinis vaksin Sinovac pada awal Januari 2021.
Hasil uji klinis yang dipakai bukan hanya hasil pengetesan di Indonesia. Penelitian ini melibatkan hasil uji klinis di Brazil, Turki, dan Tiongkok.
Baca:
Pemerintah Targetkan 67% Rakyat Indonesia Disuntik Vaksin Covid-19
"Nanti dua hasil itu (uji mutu dan uji klinis) akan berbarengan menjadi pertimbangan BPOM dinyatakan bisa lolos dan disimpulkan vaksin boleh beredar," ujar mantan Direktur Keuangan PT Bio Farma (Persero).
Djoharsyah mengatakan pemeriksaan mutu akan berlangsung secara terus-menerus setiap vaksin covid-19 datang ke Indonesia. Dengan begitu, vaksin yang masuk ke Tanah Air terjamin mutunya.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin covid-19 buatan Sinovac tiba di Indonesia pada Minggu, 6 Desember 2020. Pemerintah mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin bakal tiba pada Januari 2021.
Vaksin covid-19 dari Sinovac ini berupa produk jadi. Indonesia direncanakan menerima 15 juta dosis vaksin pada Desember 2020 dan 30 juta dosis vaksin dalam bentuk baku curah yang akan diproses PT Bio Farma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
