Jakart: Virus sarcov-2 atau virus korona (covid-19) diketahui dapat menyebar melalui droplet atau percikan kecil yang menempel di permukaan benda. Namun, baru-baru ini terdapat laporan yang menyebutkan virus tersebut bisa menyebar melalui udara.
Kepala Bidang Kesehatan dan Sosial Palang Merah Indonesia (PMI) Dokter Heru Ariyadi menyebut penyebaran lewat udara atau airbone ini memang masih menjadi pro kontra. Namun, laporan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) ini perlu dipahami agar warga dapat menghindari potensi penyebaran.
Heru menyebut virus penyebab covid-19 tidak terbang dengan sendirinya. Virus tersebut terbawa di droplet (percikan lendir mulut atau hidung) maupun media lain yang ringan.
Penularan covid-19 melalui udara berisiko terjadi jika sirkulasi udara di suatu ruangan buruk. Ruangan yang tertutup dan dipenuhi banyak orang berpotensi membuat partikel yang melayang di udara bertahan lama.
Droplet melayang yang membawa virus tersebut kemudian dapat menyebabkan seseorang yang menghirupnya tertular covid-19. "Ketika tidak ada media, virus diyakini mati. Ketika di udara luar, cairan tubuh yang dibatukkan atau dibersinkan akan cepat mengering," terang Heru dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Oktober 2020.
Cara paling efektif mencegah airbone ini, lanjut Heru, ialah membatasi jumlah orang dalam ruangan. Sirkulasi udara juga harus dipastikan baik.
Heru menjelaskan laporan CDC menyebutkan sifat airbone virus ini berpotensi terjadi di ruangan tertutup. CDC juga menyebut ada sejumlah bukti penularan terjadi pada jarak lebih dari 6 kaki (1,8 meter).
"Droplet terbentuk ketika seseorang yang terinfeksi bernyanyi atau olahraga," sebut laporan tersebut.
Heru mengimbau masyarakat memperhatikan sirkulasi udara ruangan. Masyarakat juga diimbau mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, terlebih di masa normal baru.
“Protokol kesehatan yang terus disosialisasikan adalah jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Tiga hal ini harus menjadi kebiasaan yang harus kita adaptasi dalam keseharian kita,” ucap dia.
Jakart: Virus sarcov-2 atau virus korona (
covid-19) diketahui dapat menyebar melalui droplet atau percikan kecil yang menempel di permukaan benda. Namun, baru-baru ini terdapat laporan yang menyebutkan virus tersebut bisa menyebar melalui udara.
Kepala Bidang Kesehatan dan Sosial Palang Merah Indonesia (
PMI) Dokter Heru Ariyadi menyebut penyebaran lewat udara atau
airbone ini memang masih menjadi pro kontra. Namun, laporan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) ini perlu dipahami agar warga dapat menghindari potensi penyebaran.
Heru menyebut virus penyebab
covid-19 tidak terbang dengan sendirinya. Virus tersebut terbawa di
droplet (percikan lendir mulut atau hidung) maupun media lain yang ringan.
Penularan covid-19 melalui udara berisiko terjadi jika sirkulasi udara di suatu ruangan buruk. Ruangan yang tertutup dan dipenuhi banyak orang berpotensi membuat partikel yang melayang di udara bertahan lama.
Droplet melayang yang membawa virus tersebut kemudian dapat menyebabkan seseorang yang menghirupnya tertular covid-19. "Ketika tidak ada media, virus diyakini mati. Ketika di udara luar, cairan tubuh yang dibatukkan atau dibersinkan akan cepat mengering," terang Heru dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Oktober 2020.
Cara paling efektif mencegah
airbone ini, lanjut Heru, ialah membatasi jumlah orang dalam ruangan. Sirkulasi udara juga harus dipastikan baik.
Heru menjelaskan laporan CDC menyebutkan sifat
airbone virus ini berpotensi terjadi di ruangan tertutup. CDC juga menyebut ada sejumlah bukti penularan terjadi pada jarak lebih dari 6 kaki (1,8 meter).
"Droplet terbentuk ketika seseorang yang terinfeksi bernyanyi atau olahraga," sebut laporan tersebut.
Heru mengimbau masyarakat memperhatikan sirkulasi udara ruangan. Masyarakat juga diimbau mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, terlebih di masa
normal baru.
“Protokol kesehatan yang terus disosialisasikan adalah jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Tiga hal ini harus menjadi kebiasaan yang harus kita adaptasi dalam keseharian kita,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)