medcom.id, Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menghadapi sejumlah hambatan dalam pencarian kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). Hambatan terbesar adalah gelombang tinggi yang mencapai 4 meter.
"Hambatan utamanya adalah gelombang tinggi," ungkap Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam Breaking News MetroTV, Kamis (1/1/2014).
Tatang mengatakan, gelombang tinggi membuat pengoperasian aquatiq hydrophone atau alat yang disebut pinger locator guna pendeteksi sinyal black box tak bisa dilakukan. Padahal, KNKT butuh 25 hari lagi untuk menemukan black box.
"KNKT memang bersaing dengan waktu. 30 hari black box itu sinyalnya akan hilang," terangnya.
Hingga saat ini, KNKT baru dapat mengoperasikan satu kapal untuk mendeteksi sinyal black box. Sebab, kapal penarik alat pendeteksi sinyal harus berukuran kecil.
"Kapalnya gak boleh kapal besar, yang kedua ombaknya harus stage one, artinya stage one ombaknya tidak tinggi, lautnya tenang. Kalau lautnya seperti ini 4 meter kami tidak beroperasi, kenapa? karena percuma hydrophone tidak bekerja atau kurang efisien," jelas tatang menambahkan.
medcom.id, Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menghadapi sejumlah hambatan dalam pencarian kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). Hambatan terbesar adalah gelombang tinggi yang mencapai 4 meter.
"Hambatan utamanya adalah gelombang tinggi," ungkap Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam Breaking News MetroTV, Kamis (1/1/2014).
Tatang mengatakan, gelombang tinggi membuat pengoperasian
aquatiq hydrophone atau alat yang disebut
pinger locator guna pendeteksi sinyal
black box tak bisa dilakukan. Padahal, KNKT butuh 25 hari lagi untuk menemukan
black box.
"KNKT memang bersaing dengan waktu. 30 hari black box itu sinyalnya akan hilang," terangnya.
Hingga saat ini, KNKT baru dapat mengoperasikan satu kapal untuk mendeteksi sinyal black box. Sebab, kapal penarik alat pendeteksi sinyal harus berukuran kecil.
"Kapalnya gak boleh kapal besar, yang kedua ombaknya harus
stage one, artinya
stage one ombaknya tidak tinggi, lautnya tenang. Kalau lautnya seperti ini 4 meter kami tidak beroperasi, kenapa? karena percuma
hydrophone tidak bekerja atau kurang efisien," jelas tatang menambahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)