medcom.id, Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika telah bertemu dengan CEO Telegram Pavel Durov dan perwakilan Facebook Jeff Wu dan Alvin Tan di Indonesia.
Pertemuan ini disebut untuk menyamakan persepsi, sama-sama memerangi konten radikal dan terorisme yang berseliweran di dua platform tersebut.
Dirjen Aplikasi Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangarepan mengatakan pertemuan ini penting agar pemilik platform ikut bertanggung jawab terhadap konten negatif yang beredar di media sosial.
"Semua platform yang berbisnis di Indonesia harus menjaga lingkungan platformnya masing-masing. Kami memahami bahwa teknologi sangat membantu tapi siapapun yang berniat jahat dengan bantuan teknologi tidak akan kami beri ruang untuk sembunyi di sana," ujar Semuel, dalam Metro Siang, Rabu 2 Agustus 2017.
Usai pertemuan, Facebook berencana membuka kantor di Indonesia sebagai tindak lanjut kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Sementara khusus platform Telegram, lantaran masih berbentuk nirlaba, sementara akan dipikirkan terlebih dulu konsep bisnis yang akan dilakukan.
"Facebook berencana membuka kantor di Indonesia dalam waktu dekat. Mereka juga akan menyesuaikan persyaratan yang dibutuhkan," kata Semuel.
Tak hanya Facebook dan Telegram, Kementerian Kominfo juga berencana bertemu dengan Twitter, Line, dan beberapa platform media sosial lain untuk bekerja sama dengan pemerintah. Selain dalam waku dekat DNS milik Telegram direncanakan akan kembali dibuka.
"Kita panggil semua. Kita ingin mereka paham bahwa memerangi terorisme dan radikalisme ini benar-benar serius. Kerja sama yang erat ini untuk memberantas konten radikal dan terorisme," jelasnya.
medcom.id, Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika telah bertemu dengan CEO Telegram Pavel Durov dan perwakilan Facebook Jeff Wu dan Alvin Tan di Indonesia.
Pertemuan ini disebut untuk menyamakan persepsi, sama-sama memerangi konten radikal dan terorisme yang berseliweran di dua platform tersebut.
Dirjen Aplikasi Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangarepan mengatakan pertemuan ini penting agar pemilik platform ikut bertanggung jawab terhadap konten negatif yang beredar di media sosial.
"Semua platform yang berbisnis di Indonesia harus menjaga lingkungan platformnya masing-masing. Kami memahami bahwa teknologi sangat membantu tapi siapapun yang berniat jahat dengan bantuan teknologi tidak akan kami beri ruang untuk sembunyi di sana," ujar Semuel, dalam
Metro Siang, Rabu 2 Agustus 2017.
Usai pertemuan, Facebook berencana membuka kantor di Indonesia sebagai tindak lanjut kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Sementara khusus platform Telegram, lantaran masih berbentuk nirlaba, sementara akan dipikirkan terlebih dulu konsep bisnis yang akan dilakukan.
"Facebook berencana membuka kantor di Indonesia dalam waktu dekat. Mereka juga akan menyesuaikan persyaratan yang dibutuhkan," kata Semuel.
Tak hanya Facebook dan Telegram, Kementerian Kominfo juga berencana bertemu dengan Twitter, Line, dan beberapa platform media sosial lain untuk bekerja sama dengan pemerintah. Selain dalam waku dekat DNS milik Telegram direncanakan akan kembali dibuka.
"Kita panggil semua. Kita ingin mereka paham bahwa memerangi terorisme dan radikalisme ini benar-benar serius. Kerja sama yang erat ini untuk memberantas konten radikal dan terorisme," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)