medcom.id, Jakarta: Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii) memintah semua pihak tak menyebar fitnah soal kebijakan lima hari sekolah. Program yang dituding bertujuan meniadakan pelajaran agama di sekolah sama sekali tak benar.
"(Program lima hari sekolah) bukan meniadakan pendidikan agama. Tidak benar semua. Jadi jangan main fitnah lah. Kita bicara yang baik," tegas Buya Syafii usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin 17 Juli 2017.
Buya Syafii juga menegaskan, polemik soal kebijakan tersebut seharusnya tak perlu terjadi. 'Kericuhan' dianggap terjadi karena kurangnya komunikasi.
"Soal guru yang ramai itu sesungguhnya soal komunikasi saja itu," kata Buya Syafii.
Ia menilai persoalan itu bisa selesai setelah Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) soal program tersebut. Menurut dia, Presiden berkomitmen melanjutkan program tersebut. Dalam penerapannya, bisa saja tak dilakukan pada semua sekolah.
Program lima hari sekolah dalam seminggu memang mendapat penolakan keras dari sejumlah pihak. Satu di antaranya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Mereka menganggap program tersebut mengancam madrasah atau pesantren. Bahkan, Presiden diminta mencopot Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy karena membuat gaduh melalui program tersebut.
medcom.id, Jakarta: Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii) memintah semua pihak tak menyebar fitnah soal kebijakan lima hari sekolah. Program yang dituding bertujuan meniadakan pelajaran agama di sekolah sama sekali tak benar.
"(Program lima hari sekolah) bukan meniadakan pendidikan agama. Tidak benar semua. Jadi jangan main fitnah lah. Kita bicara yang baik," tegas Buya Syafii usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin 17 Juli 2017.
Buya Syafii juga menegaskan, polemik soal kebijakan tersebut seharusnya tak perlu terjadi. 'Kericuhan' dianggap terjadi karena kurangnya komunikasi.
"Soal guru yang ramai itu sesungguhnya soal komunikasi saja itu," kata Buya Syafii.
Ia menilai persoalan itu bisa selesai setelah Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) soal program tersebut. Menurut dia, Presiden berkomitmen melanjutkan program tersebut. Dalam penerapannya, bisa saja tak dilakukan pada semua sekolah.
Program lima hari sekolah dalam seminggu memang mendapat penolakan keras dari sejumlah pihak. Satu di antaranya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Mereka menganggap program tersebut mengancam madrasah atau pesantren. Bahkan, Presiden diminta mencopot Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy karena membuat gaduh melalui program tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)