Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bakal menggandeng pihak swasta untuk pengembangan produk. Kerja sama BRIN dan pihak swasta diyakini bisa menghasilkan produk bagus untuk meningkatkan ekonomi Indonesia.
"Motor pertumbuhan ekonomi itu kan ada di pelaku usaha. Bagaimana supaya usahanya bagus? Itu artinya dia harus men-develope produk," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam diskusi Chrosscheck by Medcom.id dengan tema 'Bos Badan Riset Buka Fakta Mengejutkan', Minggu, 30 Januari 2022.
Handoko mengatakan BRIN bisa membantu pihak swasta mengembangkan produknya untuk berkompetisi dengan perusahaan lain melalui seluruh laboratorium yang dimiliki. Produk swasta yang dibantu BRIN juga diyakini bakal memiliki diferensiasi dari barang lain.
"Nah, itu bagaimana supaya kita bisa bikin kencur itu cuma dijual bubuk kencur, tapi bisa jadi obat, bisa jadi suplemen, itu harus pakai riset," ujar Handoko.
Kerja sama ini belum ada sebelumnya. Pelaku usaha biasanya takut mengembangkan produk karena tidak memiliki laboratorium. Pengembangan produk yang mahal pun membuat pelaku usaha takut meningkatkan barang dagangannya.
"Padahal riset itu 90 persen gagal, artinya resikonya tinggi, tidak mungkin swasta bisa meng-handle itu, yang high cost dan high risk itu," kata Handoko.
Baca: BRIN Terapkan Sistem Coworking Space karena Cara Kerja Peneliti
Masalah itu bisa diatasi BRIN. BRIN siap membantu pihak swasta untuk mengembangkan produknya melalui sumber daya manusia (SDM) dan laboratorium yang dimiliki.
"Jadi, dia cuma bawa problem, dia tidak perlu investasi besar, dia bisa masuk ke pegembangan produk berbasis riset," ucap Handoko.
Kerja sama ini juga diyakini membuat Indonesia untung. Handoko yakin keuntungan bakal datang ke negara jika BRIN bisa membantu pihak swasta mengembangkan produk dagangannya.
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN) bakal menggandeng pihak swasta untuk
pengembangan produk. Kerja sama BRIN dan pihak swasta diyakini bisa menghasilkan produk bagus untuk meningkatkan ekonomi Indonesia.
"Motor pertumbuhan ekonomi itu kan ada di pelaku usaha. Bagaimana supaya usahanya bagus? Itu artinya dia harus men-
develope produk," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam diskusi
Chrosscheck by Medcom.id dengan tema 'Bos Badan Riset Buka Fakta Mengejutkan', Minggu, 30 Januari 2022.
Handoko mengatakan BRIN bisa membantu pihak swasta mengembangkan produknya untuk berkompetisi dengan perusahaan lain melalui seluruh laboratorium yang dimiliki. Produk swasta yang dibantu BRIN juga diyakini bakal memiliki diferensiasi dari barang lain.
"Nah, itu bagaimana supaya kita bisa bikin kencur itu cuma dijual bubuk kencur, tapi bisa jadi obat, bisa jadi suplemen, itu harus pakai riset," ujar Handoko.
Kerja sama ini belum ada sebelumnya. Pelaku usaha biasanya takut mengembangkan produk karena tidak memiliki laboratorium. Pengembangan produk yang mahal pun membuat pelaku usaha takut meningkatkan barang dagangannya.
"Padahal riset itu 90 persen gagal, artinya resikonya tinggi, tidak mungkin swasta bisa meng-
handle itu, yang
high cost dan high risk itu," kata Handoko.
Baca:
BRIN Terapkan Sistem Coworking Space karena Cara Kerja Peneliti
Masalah itu bisa diatasi BRIN. BRIN siap membantu pihak swasta untuk mengembangkan produknya melalui sumber daya manusia (SDM) dan laboratorium yang dimiliki.
"Jadi, dia cuma bawa problem, dia tidak perlu investasi besar, dia bisa masuk ke pegembangan produk berbasis riset," ucap Handoko.
Kerja sama ini juga diyakini membuat Indonesia untung. Handoko yakin keuntungan bakal datang ke negara jika BRIN bisa membantu pihak swasta mengembangkan produk dagangannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)