Jakarta: Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) covid-19 di rumah sakit dipastikan masih aman di tengah lonjakan kasus covid-19 varian Omicron. Ada 5.227 kasus Omicron terdeteksi di Indonesia terhitung sejak 15 Desember 2021 hingga 17 Februari 2022.
"Masih aman, karena BOR masih 30 persen. Umumnya karena belum melakukan konversi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, kepada Media Indonesia, Jumat, 18 Februari 2022.
Juru bicara vaksinasi covid-19 itu menyampaikan keterisian tempat tidur dengan jumlah pasien yang diisolasi masih cukup rendah. Kebijakan agar RS merawat pasien sedang, berat, kritis, dan yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan diharapkan mampu meringankan beban rumah sakit dan tenaga kesehatan.
"Kalau kasus umumnya ringan dan tidak bergejala. Kita sudah melihat bahwa ketersediaan tempat tidur dengan jumlah pasien yang diisolasi saat ini masih cukup rendah. Terlihat seperti di Sumatera Utara jumlah kasus 637 sementara tempat tidur isolasi yang disediakan sebanyak 4 ribu,” ujar dia.
BOR RS di DKI Jakarta terpakai 8.418 dari 15.313 tempat tidur yang disediakan. Begitu juga Provinsi lainnya, seperi Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, dan Papua dengan jumlah kapasitas tempat tidur untuk isolasi yang masih memadai.
Ketersediaan tempat tidur ICU juga masih memadai dan meningkat. Di Sumatra Utara ada 21 tempat tidur ICU terisi dari 390 yang tersedia, DKI Jakarta 406 tempat tidur ICU terpakai dari 921 yang disediakan.
Banten 103 tempat tidur ICU terisi dari 354 yang tersedia, Jawa Barat 273 tempat tidur ICU terisi dari 1.034 yang tersedia, DIY 30 tempat tidur ICU terisi dari 142 yang tersedia, dan Jawa Tengah 202 tempat tidur ICU terisi dari 922 yang tersedia. Kemudian, Jawa Timur 287 tempat tidur ICU terisi dari 1.490 yang tersedia, Bali 99 tempat tidur ICU terisi dari 240 yang tersedia, Kalimantan Selatan 11 tempat tidur ICU terisi dari 109 yang tersedia, dan Papua 10 tempat tidur ICU terisi dari 122 yang tersedia.
"Kita ketahui pada saat varian Delta kita memiliki 140 ribu kapasitas tempat perawatan, sementara saat ini yang kita sediakan baru sekitar 90 ribu,” terang Nadia.
Baca: BOR Rumah Sakit Terkendali Meski Kasus Harian Melampaui Puncak Delta
Saat ini, konfirmasi positif covid-19 lebih didominasi kasus-kasus di Jawa dan Bali. Masyarakat diharapkan tetap tenang karena pemerintah sudah lebih siap menghadapi fase peningkatan gelombang varian Omicron mengingat pembelajaran di gelombang Delta pada Juli-Agustus 2021.
“Kami memprediksi bahwa peningkatan kasus di pulau Jawa, di luar Jawa, dan Bali akan mulai terjadi dalam beberapa minggu ke depan melihat pola dari pembelajaran selama gelombang Delta sebelumnya,” ucap Nadia.
Pemerintah terus mengimbau masyarakat tetap melakukan upaya-upaya penguatan protokol kesehatan. Pemerintah daerah diharapkan melakukan penguatan testing, tracing, treatment untuk mencegah perluasan penyebaran covid-19 varian Omicron.
“Kita berharap masyarakat tetap waspada walaupun mungkin terjadi penurunan kasus di wilayahnya. Ingat bahwa untuk Jawa dan Bali akan ada potensi peningkatan kasus di 3 sampai 4 minggu ke depan. Oleh karena itu kita tetap menjalankan protokol kesehatan, deteksi dini, dan segera vaksinasi,” papar Nadia.
Nadia mengatakan sebagian besar gejala pasien varian Omicron lebih ringan daripada varian Delta. Kemungkinan besar menurut diagnosa para ahli gejala ringan itu disebabkan vaksinasi di Indonesia sudah cukup tinggi.
“Vaksinasi memberikan manfaat besar untuk mencegah pasien dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang sampai berat. Melengkapi vaksinasi covid-19 memiliki sisi positif yang jauh lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Nadia.
Jakarta: Keterisian tempat tidur atau
bed occupancy rate (BOR)
covid-19 di rumah sakit dipastikan masih aman di tengah lonjakan kasus covid-19 varian
Omicron. Ada 5.227 kasus Omicron terdeteksi di Indonesia terhitung sejak 15 Desember 2021 hingga 17 Februari 2022.
"Masih aman, karena
BOR masih 30 persen. Umumnya karena belum melakukan konversi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, kepada
Media Indonesia, Jumat, 18 Februari 2022.
Juru bicara vaksinasi covid-19 itu menyampaikan keterisian tempat tidur dengan jumlah pasien yang diisolasi masih cukup rendah. Kebijakan agar RS merawat pasien sedang, berat, kritis, dan yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan diharapkan mampu meringankan beban rumah sakit dan tenaga kesehatan.
"Kalau kasus umumnya ringan dan tidak bergejala. Kita sudah melihat bahwa ketersediaan tempat tidur dengan jumlah pasien yang diisolasi saat ini masih cukup rendah. Terlihat seperti di Sumatera Utara jumlah kasus 637 sementara tempat tidur isolasi yang disediakan sebanyak 4 ribu,” ujar dia.
BOR RS di DKI Jakarta terpakai 8.418 dari 15.313 tempat tidur yang disediakan. Begitu juga Provinsi lainnya, seperi Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, dan Papua dengan jumlah kapasitas tempat tidur untuk isolasi yang masih memadai.
Ketersediaan tempat tidur ICU juga masih memadai dan meningkat. Di Sumatra Utara ada 21 tempat tidur ICU terisi dari 390 yang tersedia, DKI Jakarta 406 tempat tidur ICU terpakai dari 921 yang disediakan.
Banten 103 tempat tidur ICU terisi dari 354 yang tersedia, Jawa Barat 273 tempat tidur ICU terisi dari 1.034 yang tersedia, DIY 30 tempat tidur ICU terisi dari 142 yang tersedia, dan Jawa Tengah 202 tempat tidur ICU terisi dari 922 yang tersedia. Kemudian, Jawa Timur 287 tempat tidur ICU terisi dari 1.490 yang tersedia, Bali 99 tempat tidur ICU terisi dari 240 yang tersedia, Kalimantan Selatan 11 tempat tidur ICU terisi dari 109 yang tersedia, dan Papua 10 tempat tidur ICU terisi dari 122 yang tersedia.
"Kita ketahui pada saat varian Delta kita memiliki 140 ribu kapasitas tempat perawatan, sementara saat ini yang kita sediakan baru sekitar 90 ribu,” terang Nadia.
Baca:
BOR Rumah Sakit Terkendali Meski Kasus Harian Melampaui Puncak Delta
Saat ini, konfirmasi positif covid-19 lebih didominasi kasus-kasus di Jawa dan Bali. Masyarakat diharapkan tetap tenang karena pemerintah sudah lebih siap menghadapi fase peningkatan gelombang varian Omicron mengingat pembelajaran di gelombang Delta pada Juli-Agustus 2021.
“Kami memprediksi bahwa peningkatan kasus di pulau Jawa, di luar Jawa, dan Bali akan mulai terjadi dalam beberapa minggu ke depan melihat pola dari pembelajaran selama gelombang Delta sebelumnya,” ucap Nadia.
Pemerintah terus mengimbau masyarakat tetap melakukan upaya-upaya penguatan protokol kesehatan. Pemerintah daerah diharapkan melakukan penguatan testing, tracing, treatment untuk mencegah perluasan penyebaran covid-19 varian Omicron.
“Kita berharap masyarakat tetap waspada walaupun mungkin terjadi penurunan kasus di wilayahnya. Ingat bahwa untuk Jawa dan Bali akan ada potensi peningkatan kasus di 3 sampai 4 minggu ke depan. Oleh karena itu kita tetap menjalankan protokol kesehatan, deteksi dini, dan segera vaksinasi,” papar Nadia.
Nadia mengatakan sebagian besar gejala pasien varian Omicron lebih ringan daripada varian Delta. Kemungkinan besar menurut diagnosa para ahli gejala ringan itu disebabkan vaksinasi di Indonesia sudah cukup tinggi.
“Vaksinasi memberikan manfaat besar untuk mencegah pasien dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang sampai berat. Melengkapi vaksinasi covid-19 memiliki sisi positif yang jauh lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Nadia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)