Jakarta: Pemerintah menyiapkan strategi yang lebih kuat dalam mengantisipasi gelombang 3 covid-19 jelang libur panjang akhir tahun. Salah satunya, menambah oksigen dan generator.
"Banyak hal yang dipastikan kebutuhannya kalau misalnya meningkat berkali-kali lipat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Oktober 2021.
Selain itu, Nadia memastikan stok obat-obatan aman. Namun, dia tidak berharap gelombang 3 covid-19 terjadi, dan kasus melonjak seperti pada Juli 2021.
"Kita berusaha menekan kasus tersebut. Walaupun ada peningkatan, kita upayakan dan kendalikan," papar dia.
Nadia menyebut fasilitas kesehatan seperti ruang perawatan dan isolasi terpusat cukup untuk mengadapi gelombang 3 covid-19. Bahkan, jumlah tempat perawatan jauh lebih banyak ketimbang Juli 2021.
"Kemudian obat sudah diganti favipiravir, bukan lagi oseltamivir," tutur dia.
Selain itu, masyarakat bisa mengakses layanan telemedicine yang terintegrasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Fasilitas itu memudahkan konsultasi bahkan penanganan covid-19 jarak jauh.
Upaya pemerintah mengantisipasi gelombang 3 covid-19:
Menambah oksigen, generator, dan memastikan stok obat-obatan aman
Memastikan fasilitas kesehatan siap menghadapi gelombang baru kasus covid-19
Mengganti obat covid-19 dengan favipiravir, bukan lagi oseltamivir
Memasifkan layanan kesehatan, baik telemedicine dan konsultasi jarak jauh
Menggenjot testing, tracing, dan treatment
Upaya lainnya, memasifkan upaya testing, tracing, dan treatment (3T). Sehingga, kasus covid-19 bisa terdeteksi sejak dini dan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Nadia juga meminta masyarakat mewaspadai varian covid-19, salah satunya varian Delta. Sebab, varian itu terus bermutasi.
Baca: IDI Ancang-ancang Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
Seluruh upaya tersebut, kata Nadia, membutuhkan partisipasi masyarakat. Caranya dengan mematuhi kebijakan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), disiplin protokol kesehatan, dan menyegerakan vaksinasi.
"Dukungan semua pihak penting dan betul-betul bisa menurunkan angka kasus," ujar dia.
Jakarta: Pemerintah menyiapkan strategi yang lebih kuat dalam mengantisipasi
gelombang 3 covid-19 jelang libur panjang akhir tahun. Salah satunya, menambah oksigen dan generator.
"Banyak hal yang dipastikan kebutuhannya kalau misalnya meningkat berkali-kali lipat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Oktober 2021.
Selain itu, Nadia memastikan stok obat-obatan aman. Namun, dia tidak berharap
gelombang 3 covid-19 terjadi, dan kasus melonjak seperti pada Juli 2021.
"Kita berusaha menekan kasus tersebut. Walaupun ada peningkatan, kita upayakan dan kendalikan," papar dia.
Nadia menyebut fasilitas kesehatan seperti ruang perawatan dan isolasi terpusat cukup untuk mengadapi
gelombang 3 covid-19. Bahkan, jumlah tempat perawatan jauh lebih banyak ketimbang Juli 2021.
"Kemudian obat sudah diganti favipiravir, bukan lagi oseltamivir," tutur dia.
Selain itu, masyarakat bisa mengakses layanan
telemedicine yang terintegrasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Fasilitas itu memudahkan konsultasi bahkan penanganan covid-19 jarak jauh.
Upaya pemerintah mengantisipasi gelombang 3 covid-19:
- Menambah oksigen, generator, dan memastikan stok obat-obatan aman
- Memastikan fasilitas kesehatan siap menghadapi gelombang baru kasus covid-19
- Mengganti obat covid-19 dengan favipiravir, bukan lagi oseltamivir
- Memasifkan layanan kesehatan, baik telemedicine dan konsultasi jarak jauh
- Menggenjot testing, tracing, dan treatment
Upaya lainnya, memasifkan upaya testing,
tracing, dan
treatment (3T). Sehingga, kasus covid-19 bisa terdeteksi sejak dini dan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Nadia juga meminta masyarakat mewaspadai varian covid-19, salah satunya varian Delta. Sebab, varian itu terus bermutasi.
Baca:
IDI Ancang-ancang Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
Seluruh upaya tersebut, kata Nadia, membutuhkan partisipasi masyarakat. Caranya dengan mematuhi kebijakan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), disiplin protokol kesehatan, dan menyegerakan vaksinasi.
"Dukungan semua pihak penting dan betul-betul bisa menurunkan angka kasus," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)