Jakarta: Pandemi covid-19 bukan hanya ujian untuk negara. Virus tak kasatmata itu turut menguji kemanusiaan dan persatuan Indonesia.
Di tengah masa sulit ini, beragam partisipasi masyarakat bermunculan untuk menghentikan penyebaran virus korona. Semua bergotong royong, tak mengenal usia, suku, agama, apalagi ras.
Semua bahu-membahu atas nama persaudaraan, seperti yang dilakukan Pusat Pastoral KAJ Samadi, Jakarta Timur. Saat gelombang kedua covid-19 menerpa Indonesia, fasilitas kesehatan hampir kolaps. Banyak pasien luntang-lantung, tak kebagian tempat tidur.
Sementara itu, kondisi pasien covid-19 tidak bisa ditawar. Mereka harus segera mendapatkan perawatan. Ini yang membuat asrama pastor di Klender itu beralih fungsi menjadi tempat isolasi pasien covid-19.
Romo Yustinus Ardianto, pastor Katolik yang bertanggung jawab atas fasilitas tersebut, bercerita mulanya Pusat Pastoral KAJ Samadi digunakan untuk isolasi bagi karyawan gereja, suster, romo, dan calon romo. Namun, pandemi semakin mengkhawatirkan.
“Karena yang terinfeksi semakin banyak, ya sudah dibuka saja untuk umum. Siapa pun bisa datang ke sini,” kata Yustinus kepada Medcom.id di Jakarta, Senin, 9 Agustus 2021.
Yustinus tak pernah bertanya soal agama. Baginya, tak penting apa agama warga yang membutuhkan pertolongan. Tak ada yang lebih gawat dari keselamatan masyarakat.
“Kita enggak tanya agamanya. Kita tanya saturasinya berapa, punya komirbid atau tidak,” ucap penyintas covid-19 ini.
Menurut dia, penanganan pandemi bukan saja urusan negara. Semuanya harus membantu tanpa pandang bulu.
“Sudah enggak relavan sekat agama ketika ada persoalan darurat. Ini bicara hidup dan mati,” tutur pria yang lahir di Kutabumi, Tangerang, Banten, itu.
Pusat Pastoral KAJ Samadi beberapa kali harus pasang copot salib di ruang isolasi. Ini mereka lakukan agar pasien dari agama lain nyaman tinggal di ruangan tersebut.
Ia tidak pernah merasa keberatan dengan keberadaan pasien dari agama lain. Dia juga tak marah ketika salib-salib itu harus dipindahkan.
“Saya tidak perlu merasa Tuhan itu disingkirkan atau tersinggung, tidak. Saya hanya ingin mereka nyaman,” ungkap dia.
Potret Keberagaman dari Masjid Hasyim Asyari
Contoh keberagaman dan persatuan juga ditunjukkan Masjid Hasyim Asyari, Jakarta Barat. Sejak Juni 2021, masjid yang terletak di Daan Mogot itu ikut ambil peran dalam penanganan kasus covid-19.
Aula yang berada di lantai bawah disulap menjadi tempat isolasi mandiri. Siapa pun dari latar belakang apa pun bisa datang.
“Kita tidak lagi bicara perbedaan. Kita bicara bagaimana kita menyelamatkan mereka. Kita harus gotong-royong menghadapi situasi ini,” ucap Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid Hasyim Asyari, Humaidi.
Hingga akhir Juni 2021, 33 pasien covid-19 di Masjid Raya Jakarta itu dinyatakan sembuh. Kini, layanan isolasi mandiri dihentikan sementara.
“Kita hanya bersifat alternatif saat kasus naik. Sekarang Alhamdulillah sudah turun,” ucap Humaidi.
Masjid yang dibangun di era Gubernur Basuki Tjahja Purnama ini juga menggelar vaksinasi massal lintas agama. Vaksinasi digelar 8 Juli dan 5 Agustus 2021 bekerja sama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama.
Tempat ibadah yang turut melaksanakan vaksinasi massal ialah Masjid Al Mubarokah Tambora, Masjid Al Falah Pal Merah, Masjid Baitus Salam Taman Sari, Masjid Tama Cahaya Kebon. Gereja Santa Maria Immakulata Kalideres, dan Gereja Santo Thomas Rasul Bojong Indah, dan Gereja Santo Andreas Kedoya.
Jakarta:
Pandemi covid-19 bukan hanya ujian untuk negara. Virus tak kasatmata itu turut menguji kemanusiaan dan persatuan Indonesia.
Di tengah masa sulit ini, beragam partisipasi masyarakat bermunculan untuk menghentikan penyebaran virus korona. Semua bergotong royong, tak mengenal usia, suku,
agama, apalagi ras.
Semua bahu-membahu atas nama persaudaraan, seperti yang dilakukan Pusat Pastoral KAJ Samadi, Jakarta Timur. Saat gelombang kedua covid-19 menerpa Indonesia, fasilitas kesehatan hampir kolaps. Banyak pasien luntang-lantung, tak kebagian tempat tidur.
Sementara itu, kondisi pasien covid-19 tidak bisa ditawar. Mereka harus segera mendapatkan perawatan. Ini yang membuat asrama pastor di Klender itu beralih fungsi menjadi tempat isolasi pasien covid-19.
Romo Yustinus Ardianto, pastor Katolik yang bertanggung jawab atas fasilitas tersebut, bercerita mulanya Pusat Pastoral KAJ Samadi digunakan untuk isolasi bagi karyawan gereja, suster, romo, dan calon romo. Namun, pandemi semakin mengkhawatirkan.
“Karena yang terinfeksi semakin banyak, ya sudah dibuka saja untuk umum. Siapa pun bisa datang ke sini,” kata Yustinus kepada
Medcom.id di Jakarta, Senin, 9 Agustus 2021.
Yustinus tak pernah bertanya soal agama. Baginya, tak penting apa agama warga yang membutuhkan pertolongan. Tak ada yang lebih gawat dari keselamatan masyarakat.
“Kita enggak tanya agamanya. Kita tanya saturasinya berapa, punya komirbid atau tidak,” ucap penyintas covid-19 ini.
Menurut dia, penanganan pandemi bukan saja urusan negara. Semuanya harus membantu tanpa pandang bulu.
“Sudah enggak relavan sekat agama ketika ada persoalan darurat. Ini bicara hidup dan mati,” tutur pria yang lahir di Kutabumi, Tangerang, Banten, itu.
Pusat Pastoral KAJ Samadi beberapa kali harus pasang copot salib di ruang isolasi. Ini mereka lakukan agar pasien dari agama lain nyaman tinggal di ruangan tersebut.
Ia tidak pernah merasa keberatan dengan keberadaan pasien dari agama lain. Dia juga tak marah ketika salib-salib itu harus dipindahkan.
“Saya tidak perlu merasa Tuhan itu disingkirkan atau tersinggung, tidak. Saya hanya ingin mereka nyaman,” ungkap dia.
Potret Keberagaman dari Masjid Hasyim Asyari
Contoh keberagaman dan persatuan juga ditunjukkan Masjid Hasyim Asyari, Jakarta Barat. Sejak Juni 2021, masjid yang terletak di Daan Mogot itu ikut ambil peran dalam penanganan kasus covid-19.
Aula yang berada di lantai bawah disulap menjadi tempat isolasi mandiri. Siapa pun dari latar belakang apa pun bisa datang.
“Kita tidak lagi bicara perbedaan. Kita bicara bagaimana kita menyelamatkan mereka. Kita harus gotong-royong menghadapi situasi ini,” ucap Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid Hasyim Asyari, Humaidi.
Hingga akhir Juni 2021, 33 pasien covid-19 di Masjid Raya Jakarta itu dinyatakan sembuh. Kini, layanan isolasi mandiri dihentikan sementara.
“Kita hanya bersifat alternatif saat kasus naik. Sekarang Alhamdulillah sudah turun,” ucap Humaidi.
Masjid yang dibangun di era Gubernur Basuki Tjahja Purnama ini juga menggelar vaksinasi massal lintas agama. Vaksinasi digelar 8 Juli dan 5 Agustus 2021 bekerja sama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama.
Tempat ibadah yang turut melaksanakan vaksinasi massal ialah Masjid Al Mubarokah Tambora, Masjid Al Falah Pal Merah, Masjid Baitus Salam Taman Sari, Masjid Tama Cahaya Kebon. Gereja Santa Maria Immakulata Kalideres, dan Gereja Santo Thomas Rasul Bojong Indah, dan Gereja Santo Andreas Kedoya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)