Tagar tersebut ternyata bentuk aksi perlawanan netizen yang membela hak para santri untuk tidak mendengarkan musik.
"Penggemar musik dangdut nggak suka musik metal nggak dikomen. Penggemar musik band nggak suka K-Pop nggak dikomen. Penghafal Quran nggak suka musik langsung dikomen salah didikan," cuit salah satu netizen.

"Heran, santri tutup kuping geger. Penguasa, orang kaya, investor, pejabat-pejabat tutup kuping nggak geger," timpal akun lain.

Sementara itu, seniman sekaligus budayawan Sujiwo Tejo juga turut memberikan pembelaaan untuk para santri tersebut.
Sujiwo bahkan mengkritik orang-orang yang menyindir kebiasaan para santri menutup telinga saat mendengar musik.
“Jangan ngaku demokratis bila ketawa-ketawa ngece melihat mereka yang menutup telinganya dari musik,” tulisnya di akun twitter @sudjiwotedjo dikutip Kamis 16 September 2021.
Secara pribadi, Sujiwo Tejo mengakui kalau dirinya adalah penikmat musik. Namun ia akan membela orang-orang yang tidak mendengar musik, karena itu merupakan hak masing-masing.
“Itu hak mereka. Hargai. Aku suka musik, dan hidup antara lain dari musik pula, tapi kubela hak siapa pun untuk tak mau mendengarkan musik,” sambung Sujiwo Tejo.
Jangan ngaku demokratis bila ketawa2 ngece melihat mereka yg menutup telinganya dari musik. Itu hak mereka. Hargai. Aku suka musik, dan hidup antara lain dari musik pula, tapi kubela hak siapa pun utk tak mau mendengarkan musik. pic.twitter.com/okfo9gM8Uj
— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) September 14, 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News