Jakarta: Peretasan Pusat Data Nasional (PDN) bermula dari pembobolan antivirus Windows Defender. Hal ini memicu lumpuhnya sejumlah layanan publik, termasuk imigrasi dan pelayanan passpor.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap kronologi peretasan PDN diawali dengan upaya penonaktifkan fitur keamanan Windows Defender mulai 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB.
"Aktivitas malicious mulai terjadi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB, di antaranya melakukan instalasi file malicious, menghapus filesystem penting, dan menonaktifkan service yang sedang berjalan," ujar juru bicara Ariandi Putra, melansir siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"Diketahui tanggal 20 Juni 2024, pukul 00.55 Windows Defender mengalami crash dan tidak bisa beroperasi," sambungnya.
Selanjutnya, peretas mengirimkan serangan siber berupa ransomware. Ransomware adalah malware yang mengancam korban dengan memblokir akses data atau sistem penting milik korban.
Mengenal Windows Defender
Windows Defender adalah program antivirus dan antimalware yang dikembangkan oleh raksasa teknologi Microsoft. Program ini merupakan antivirus bawaan yang disediakan oleh Microsoft untuk perangkat bersistem operasi Windows.
Melansir situs resmi Microsoft, Windows Defender tersedia untuk berbagai perangkat Windows, termasuk Windows Vista, Windows 7, Windows XP, Windows 10, Windows 11, dan Windows Server 2003. Dulunya, program ini dikenal sebagai Microsoft AntiSpyware.
Seperti kebanyakan antivirus, Windows Defender berfungsi untuk meningkatkan keamanan sistem perangkat dari ancaman malware. Program ini menyediakan deteksi aktivitas anomali di perangkat dan perlindungan berlapis jika terjadi serangan malware.
Windows Defender adalah sebuah antivirus bawaan sistem operasi Windows. Namun antivirus ini diklaim tidak cukup untuk dijadikan benteng keamanan perlindungan data-data nasional.
Kekurangan Windows Defender
Windows Defender cenderung digunakan sebagai perlindungan tingkat dasar, sehingga tidak direkomendasikan untuk perlindungan tingkat lanjut.
Berikut ini kekurangan dan kelemahan Windows Defender:
Ketidakmampuan melakukan scanning secara menyeluruh.
Meskipun memiliki fitur full scan, namun pemeriksaan kurang begitu teliti dan akan memakan waktu yang cukup lama.
Memberikan perlindungan terbatas terhadap ancaman tingkat lanjut, seperti APT atau ransomware.
Cenderung menggunakan sumber daya intensif sehingga rentan memperlambat kinerja perangkat.
Sering menunjukkan alarm positif palsu, karena menandai beberapa software atau file yang sebetulnya tidak berbahaya sebagai ancaman.
Fitur keamanan terbatas untuk penggunaan skala besar.
Jakarta:
Peretasan Pusat Data Nasional (PDN) bermula dari
pembobolan antivirus Windows Defender. Hal ini memicu lumpuhnya sejumlah layanan publik, termasuk imigrasi dan pelayanan passpor.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap kronologi peretasan PDN diawali dengan upaya penonaktifkan fitur keamanan Windows Defender mulai 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB.
"Aktivitas malicious mulai terjadi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB, di antaranya melakukan instalasi file malicious, menghapus filesystem penting, dan menonaktifkan service yang sedang berjalan," ujar juru bicara Ariandi Putra, melansir siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"Diketahui tanggal 20 Juni 2024, pukul 00.55 Windows Defender mengalami crash dan tidak bisa beroperasi," sambungnya.
Selanjutnya, peretas mengirimkan serangan siber berupa ransomware. Ransomware adalah malware yang mengancam korban dengan memblokir akses data atau sistem penting milik korban.
Mengenal Windows Defender
Windows Defender adalah program antivirus dan antimalware yang dikembangkan oleh raksasa teknologi Microsoft. Program ini merupakan antivirus bawaan yang disediakan oleh Microsoft untuk perangkat bersistem operasi Windows.
Melansir situs resmi Microsoft, Windows Defender tersedia untuk berbagai perangkat Windows, termasuk Windows Vista, Windows 7, Windows XP, Windows 10, Windows 11, dan Windows Server 2003. Dulunya, program ini dikenal sebagai Microsoft AntiSpyware.
Seperti kebanyakan antivirus, Windows Defender berfungsi untuk meningkatkan keamanan sistem perangkat dari ancaman malware. Program ini menyediakan deteksi aktivitas anomali di perangkat dan perlindungan berlapis jika terjadi serangan malware.
Windows Defender adalah sebuah antivirus bawaan sistem operasi Windows. Namun antivirus ini diklaim tidak cukup untuk dijadikan benteng keamanan perlindungan data-data nasional.
Kekurangan Windows Defender
Windows Defender cenderung digunakan sebagai perlindungan tingkat dasar, sehingga tidak direkomendasikan untuk perlindungan tingkat lanjut.
Berikut ini kekurangan dan kelemahan Windows Defender:
- Ketidakmampuan melakukan scanning secara menyeluruh.
- Meskipun memiliki fitur full scan, namun pemeriksaan kurang begitu teliti dan akan memakan waktu yang cukup lama.
- Memberikan perlindungan terbatas terhadap ancaman tingkat lanjut, seperti APT atau ransomware.
- Cenderung menggunakan sumber daya intensif sehingga rentan memperlambat kinerja perangkat.
- Sering menunjukkan alarm positif palsu, karena menandai beberapa software atau file yang sebetulnya tidak berbahaya sebagai ancaman.
- Fitur keamanan terbatas untuk penggunaan skala besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)