Jakarta: Lion Air berencana membangun monumen berisikan nama-nama para korban yang tidak bisa ditemukan sebagai bentuk pemakaman. Namun, hal tersebut baru sebatas wacana.
"Sejauh informasinya demikian, belum komunikasi lagi. Sekitar sebulan lebih semenjak pindah posko dari Ibis Cawang ke Ibis Slipi, bungkam semua dari Lion," kata perwakilan keluarga korban, Anto Sahadi, di Rumas Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin 25 Februari 2019.
Rencananya, monumen itu akan dibuat di daerah Karawang, Jawa Barat, lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Seluruh biaya dan perizinan akan ditanggung Lion Air.
Baca juga: Keluarga Bersikeras Bertahan hingga Korban Ditemukan
Menanggapi hal ini keluarga korban menyambut niat baik Lion Air membangun monumen peringatan. Keluarga korban hanya minta diberikan kepastian.
"Kapten Putut (perwakilan Lion Air) sempat memberi tahu sudah dipersiapkan. Kami minta ketegasan pemerintah dan Lion Air. Jangan kami dibuat mengambang. Sehingga keluarga menjadi bingung," ungkapnya.
Sementara itu, sebanyak 64 dari 189 korban kecelakaan Lion Air PK-LQP JT610 positif tak bisa ditemukan lagi. Seluruh korban dinyatakan meninggal.
"Karena tidak ditemukan, jadi tidak teridentifikasi," kata Komisaris Polisi Edy P, dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin, 25 Februari 2019.
Baca juga: 64 Korban Lion Air Positif Tidak Ditemukan
Menurut Edy, sebanyak 125 korban lainnya sudah teridentifikasi. Saat ini tim DVI Polri masih mengidentifikasi tujuh kilogram kantung jenazah yang tersisa di Rumah Sakit Polri. Itu, kata Edy, belum bisa dipastikan berapa korban yang ada di dalamnya.
"Masih ada. Kan tadi lagi di cek juga. Dan yang keluarganya masih menunggu tulang belulang yang tujuh kilo belum di umumkan," pungkasnya.
Jakarta: Lion Air berencana membangun monumen berisikan nama-nama para korban yang tidak bisa ditemukan sebagai bentuk pemakaman. Namun, hal tersebut baru sebatas wacana.
"Sejauh informasinya demikian, belum komunikasi lagi. Sekitar sebulan lebih semenjak pindah posko dari Ibis Cawang ke Ibis Slipi, bungkam semua dari Lion," kata perwakilan keluarga korban, Anto Sahadi, di Rumas Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin 25 Februari 2019.
Rencananya, monumen itu akan dibuat di daerah Karawang, Jawa Barat, lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Seluruh biaya dan perizinan akan ditanggung Lion Air.
Baca juga:
Keluarga Bersikeras Bertahan hingga Korban Ditemukan
Menanggapi hal ini keluarga korban menyambut niat baik Lion Air membangun monumen peringatan. Keluarga korban hanya minta diberikan kepastian.
"Kapten Putut (perwakilan Lion Air) sempat memberi tahu sudah dipersiapkan. Kami minta ketegasan pemerintah dan Lion Air. Jangan kami dibuat mengambang. Sehingga keluarga menjadi bingung," ungkapnya.
Sementara itu, sebanyak 64 dari 189 korban kecelakaan Lion Air PK-LQP JT610 positif tak bisa ditemukan lagi. Seluruh korban dinyatakan meninggal.
"Karena tidak ditemukan, jadi tidak teridentifikasi," kata Komisaris Polisi Edy P, dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin, 25 Februari 2019.
Baca juga:
64 Korban Lion Air Positif Tidak Ditemukan
Menurut Edy, sebanyak 125 korban lainnya sudah teridentifikasi. Saat ini tim DVI Polri masih mengidentifikasi tujuh kilogram kantung jenazah yang tersisa di Rumah Sakit Polri. Itu, kata Edy, belum bisa dipastikan berapa korban yang ada di dalamnya.
"Masih ada. Kan tadi lagi di cek juga. Dan yang keluarganya masih menunggu tulang belulang yang tujuh kilo belum di umumkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)