Jakarta: Indonesia dinilai belum membutuhkan evaluasi penggunaan produk vaksin akibat masuknya mutasi baru covid-19 ke Indonesia. Sebab, angka penularan varian baru virus covid-19 relatif kecil.
"Sebagian besar varian yang menyebar di Indonesia adalah varian lama," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amien Soebandrio dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertemakan Tsunami Kerumunan Lebaran 2021, Minggu, 16 Mei 2021.
Dia menyebut penyesuaian penggunaan vaksin bila mutasi covid-19 mendominasi penyebaran di Indonesia. Sebab, varian baru virus covid-19 itu bisa mengelabui antibodi yang telah dibentuk oleh vaksin.
"Dia escape dari antibodi yang telah dibentuk melalui vaksin," papar dia.
(Baca: Kemenkes: Vaksin Sinovac Efektif Cegah Kematian Akibat Covid-19 Hingga 98%)
Evaluasi penggunaan vaksin juga tak perlu selama tingkat efikasi sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Yakni, 50 persen.
"Saat ini arahan WHO semua vaksin yang sudah dikembangkan bisa digunakan," sebut dia.
Amien menyebut evaluasi produk vaksin hal lumrah. Sebab, untuk menyesuaikan kemampuan virus bermutasi.
"Sama sepeeti influenza. Sekali tiga tahun kita harus melakukan penyesuaian vaksin. Itu hal yang wajar," ujar dia.
Jakarta: Indonesia dinilai belum membutuhkan evaluasi penggunaan produk
vaksin akibat masuknya mutasi baru covid-19 ke Indonesia. Sebab, angka penularan varian baru virus covid-19 relatif kecil.
"Sebagian besar varian yang menyebar di Indonesia adalah varian lama," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amien Soebandrio dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertemakan Tsunami Kerumunan Lebaran 2021, Minggu, 16 Mei 2021.
Dia menyebut penyesuaian penggunaan vaksin bila
mutasi covid-19 mendominasi penyebaran di Indonesia. Sebab, varian baru virus covid-19 itu bisa mengelabui antibodi yang telah dibentuk oleh vaksin.
"Dia
escape dari antibodi yang telah dibentuk melalui vaksin," papar dia.
(Baca:
Kemenkes: Vaksin Sinovac Efektif Cegah Kematian Akibat Covid-19 Hingga 98%)
Evaluasi penggunaan vaksin juga tak perlu selama tingkat efikasi sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Yakni, 50 persen.
"Saat ini arahan WHO semua vaksin yang sudah dikembangkan bisa digunakan," sebut dia.
Amien menyebut evaluasi produk vaksin hal lumrah. Sebab, untuk menyesuaikan kemampuan virus bermutasi.
"Sama sepeeti influenza. Sekali tiga tahun kita harus melakukan penyesuaian vaksin. Itu hal yang wajar," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)