medcom.id, Jakarta: Kunjungan Ratu Denmark Margrethe II ke Indonesia membuahkan kesepakatan di empat bidang. Yakni dialog antaragama, energi terbarukan, kemaritiman dan pendidikan.
"Kita priorotas empat hal seperti yang disampaikan Presiden. Ini merupakan upaya peningkatan hubungan bilateral," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Merdeka , Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Retno menjelaskan, kerja sama peningkatan dialog antaragama dilatarbelakangi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia tapi mampu menjaga toleransi dalam keberagaman suku, budaya, agama dan ras. Di bidang energi, Denmark melirik pengembangan proyek energi angin di Sumba, Nusa Tenggara timur (NTT).
"Sehingga kita bisa mengembangkan values seperti ini dengan negara lain untuk memberikan pemahaman pentingnya value of tolerance. Kemudian pilot project yang sudah ada adalah wind energy di Sumba dan kita juga ingin mengembangkan renewable energy yang lain," tutur Retno.
Denmark juga ingin bekerja sama di bidang kemaritiman, khususnya memerangi illegal fishing. Mengenai kerja sama pendidikan, Menlu Retno menambahkan, Indonesia-Denmark sudah memiliki kerja sama di 14 universitas di kedua negara.
Menurut Retno, ini merupakan kunjungan kenegaraan pertama Ratu Denmark sejak Indonesia merdeka. Kunjungan ini juga dimanfaatkan RI untuk meminta dukungan sebagai anggota tidak tetap di DK PBB periode 2019-2020
"Jadi sejak kita membuka hubungan diplomatik dengan Denmark, ini baru pertama kalinya seorang kepala negara Denmark berkunjung ke Indonesia. Tadi juga minta dukungan Denmark untuk keanggotaan tidak tetap Indonesia di DK PBB," kata Retno.
medcom.id, Jakarta: Kunjungan Ratu Denmark Margrethe II ke Indonesia membuahkan kesepakatan di empat bidang. Yakni dialog antaragama, energi terbarukan, kemaritiman dan pendidikan.
"Kita priorotas empat hal seperti yang disampaikan Presiden. Ini merupakan upaya peningkatan hubungan bilateral," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Merdeka , Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Retno menjelaskan, kerja sama peningkatan dialog antaragama dilatarbelakangi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia tapi mampu menjaga toleransi dalam keberagaman suku, budaya, agama dan ras. Di bidang energi, Denmark melirik pengembangan proyek energi angin di Sumba, Nusa Tenggara timur (NTT).
"Sehingga kita bisa mengembangkan values seperti ini dengan negara lain untuk memberikan pemahaman pentingnya
value of tolerance. Kemudian
pilot project yang sudah ada adalah
wind energy di Sumba dan kita juga ingin mengembangkan
renewable energy yang lain," tutur Retno.
Denmark juga ingin bekerja sama di bidang kemaritiman, khususnya memerangi
illegal fishing. Mengenai kerja sama pendidikan, Menlu Retno menambahkan, Indonesia-Denmark sudah memiliki kerja sama di 14 universitas di kedua negara.
Menurut Retno, ini merupakan kunjungan kenegaraan pertama Ratu Denmark sejak Indonesia merdeka. Kunjungan ini juga dimanfaatkan RI untuk meminta dukungan sebagai anggota tidak tetap di DK PBB periode 2019-2020
"Jadi sejak kita membuka hubungan diplomatik dengan Denmark, ini baru pertama kalinya seorang kepala negara Denmark berkunjung ke Indonesia. Tadi juga minta dukungan Denmark untuk keanggotaan tidak tetap Indonesia di DK PBB," kata Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)