Jakarta: Kasus dugaan kekerasan dan eksploitasi di perusahaan animasi dan game art 'BS' yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, viral di media sosial. Berikut adalah fakta-fakta yang berhasil dihimpun terkait perusahaan tersebut, yang diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap karyawan.
1. Perusahaan Beroperasi Sejak 2019 dengan 80 Karyawan
Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus, perusahaan BS sudah beroperasi sejak 2019 di Menteng dan bergerak di bidang industri game dan animasi. Berdasarkan keterangan saksi di lokasi, perusahaan tersebut memiliki sekitar 80 karyawan, baik laki-laki maupun perempuan. Pemilik perusahaan diduga berasal dari Tiongkok.
"Didapatkan informasi bahwa perusahaan BS bergerak di bidang industri game dan animasi. Beroperasi sejak 2019 dan pemilik tempat tersebut diketahui warga asing, yaitu dari China. Karyawan laki-laki dan perempuan kurang lebih berjumlah 80 orang," ujar AKBP Muhammad Firdaus pada Sabtu 14 September 2024.
Baca juga: Ingat! Perlindungan Ketenagakerjaan Bukan hanya untuk Pekerja Formal
2. Jam Kerja Karyawan Hingga Subuh
Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah jam kerja karyawan yang tidak menentu. Berdasarkan keterangan saksi sekuriti, sebagian besar karyawan baru pulang bekerja pada dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB. Bahkan, ada yang bekerja hingga subuh, dengan jam kerja paling awal selesai pukul 18.00 WIB.
"Untuk jam pulang karyawan tidak sama, paling cepat pukul 18.00 WIB dan paling lama pukul 04.00 WIB," ujar Firdaus.
3. Kantor Kosong Sejak Juli 2024
Firdaus mengungkapkan bahwa kantor perusahaan BS sudah kosong sejak Juli 2024. Saksi menyebut bahwa sejak bulan tersebut, kantor BS tidak lagi ditempati oleh karyawan. Tiga orang, yang diduga asisten rumah tangga perusahaan, terlihat keluar dari kantor pada bulan Juli, dua di antaranya adalah laki-laki separuh baya dan satu perempuan.
"Saat ini keadaan situasi kantor BS tutup sekitar bulan Juli 2024 dan tempat tersebut sudah tidak ditempati. Menurut saksi, bahwa sekira pada bulan Juli 2024 tersebut," tambah Firdaus.
4. Viralnya Curhatan Eks Karyawan tentang Kekerasan
Kasus ini mencuat setelah curhatan salah satu mantan karyawan berinisial CS tersebar di media sosial. Dalam cerita tersebut, CS mengaku mengalami kekerasan verbal dan fisik oleh pemilik perusahaan.
Lebih mengejutkan lagi, CS yang saat itu sedang hamil mengalami pendarahan akibat tekanan pekerjaan, yang berujung pada kelahiran prematur dan kematian bayinya.
CS juga mengaku dihukum secara fisik oleh pemilik perusahaan, seperti disuruh naik-turun tangga sebanyak 45 kali pada malam hari dan menampar dirinya sendiri hingga 100 kali.
5. Kasus Eksploitasi Masih Dalam Penyelidikan
Pihak kepolisian saat ini masih mencari para karyawan yang diduga menjadi korban eksploitasi dan kekerasan. Polisi mengimbau korban yang mengalami kekerasan di perusahaan BS untuk segera melapor. Profiling terhadap pelaku juga tengah dilakukan untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran ini.
6. Perusahaan BS Diduga Ganti Nama
Meski kantor BS dikabarkan telah tutup sejak Juli 2024, informasi terbaru menyebutkan bahwa perusahaan yang sama kembali beroperasi dengan inisial 'LS'. Perusahaan LS dikabarkan dipimpin oleh individu yang sama, yakni CL dan KL, yang sebelumnya terlibat dalam manajemen BS.
Jakarta: Kasus
dugaan kekerasan dan eksploitasi di perusahaan animasi dan game art 'BS' yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, viral di media sosial. Berikut adalah fakta-fakta yang berhasil dihimpun terkait perusahaan tersebut, yang diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap
karyawan.
1. Perusahaan Beroperasi Sejak 2019 dengan 80 Karyawan
Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus, perusahaan BS sudah beroperasi sejak 2019 di Menteng dan bergerak di bidang industri game dan animasi. Berdasarkan keterangan saksi di lokasi, perusahaan tersebut memiliki sekitar 80 karyawan, baik laki-laki maupun perempuan. Pemilik perusahaan diduga berasal dari Tiongkok.
"Didapatkan informasi bahwa perusahaan BS bergerak di bidang industri game dan animasi. Beroperasi sejak 2019 dan pemilik tempat tersebut diketahui warga asing, yaitu dari China. Karyawan laki-laki dan perempuan kurang lebih berjumlah 80 orang," ujar AKBP Muhammad Firdaus pada Sabtu 14 September 2024.
Baca juga:
Ingat! Perlindungan Ketenagakerjaan Bukan hanya untuk Pekerja Formal
2. Jam Kerja Karyawan Hingga Subuh
Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah jam kerja karyawan yang tidak menentu. Berdasarkan keterangan saksi sekuriti, sebagian besar karyawan baru pulang bekerja pada dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB. Bahkan, ada yang bekerja hingga subuh, dengan jam kerja paling awal selesai pukul 18.00 WIB.
"Untuk jam pulang karyawan tidak sama, paling cepat pukul 18.00 WIB dan paling lama pukul 04.00 WIB," ujar Firdaus.
3. Kantor Kosong Sejak Juli 2024
Firdaus mengungkapkan bahwa kantor perusahaan BS sudah kosong sejak Juli 2024. Saksi menyebut bahwa sejak bulan tersebut, kantor BS tidak lagi ditempati oleh karyawan. Tiga orang, yang diduga asisten rumah tangga perusahaan, terlihat keluar dari kantor pada bulan Juli, dua di antaranya adalah laki-laki separuh baya dan satu perempuan.
"Saat ini keadaan situasi kantor BS tutup sekitar bulan Juli 2024 dan tempat tersebut sudah tidak ditempati. Menurut saksi, bahwa sekira pada bulan Juli 2024 tersebut," tambah Firdaus.
4. Viralnya Curhatan Eks Karyawan tentang Kekerasan
Kasus ini mencuat setelah curhatan salah satu mantan karyawan berinisial CS tersebar di media sosial. Dalam cerita tersebut, CS mengaku mengalami kekerasan verbal dan fisik oleh pemilik perusahaan.
Lebih mengejutkan lagi, CS yang saat itu sedang hamil mengalami pendarahan akibat tekanan pekerjaan, yang berujung pada kelahiran prematur dan kematian bayinya.
CS juga mengaku dihukum secara fisik oleh pemilik perusahaan, seperti disuruh naik-turun tangga sebanyak 45 kali pada malam hari dan menampar dirinya sendiri hingga 100 kali.
5. Kasus Eksploitasi Masih Dalam Penyelidikan
Pihak kepolisian saat ini masih mencari para karyawan yang diduga menjadi korban eksploitasi dan kekerasan. Polisi mengimbau korban yang mengalami kekerasan di perusahaan BS untuk segera melapor. Profiling terhadap pelaku juga tengah dilakukan untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran ini.
6. Perusahaan BS Diduga Ganti Nama
Meski kantor BS dikabarkan telah tutup sejak Juli 2024, informasi terbaru menyebutkan bahwa perusahaan yang sama kembali beroperasi dengan inisial 'LS'. Perusahaan LS dikabarkan dipimpin oleh individu yang sama, yakni CL dan KL, yang sebelumnya terlibat dalam manajemen BS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)