Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia yang baru, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Rusia untuk Republik Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva (Foto:Anggi Tondi Martaon)
Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia yang baru, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Rusia untuk Republik Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva (Foto:Anggi Tondi Martaon)

Ketua DPD Tunggu Putin Datang ke Indonesia Bawa Investor

Anggi Tondi Martaon • 24 April 2018 14:22
Jakarta: Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (Oso) menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia yang baru, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Rusia untuk Republik Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva. 
 
Pada pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Ketua DPD itu, Oso didampingi Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono dan Ketua BKSAP DPD RI Bahar Ngitung.
 
"Terima kasih yang mulia sudah datang ke sini, hubungan kita dengan Dubes yang lalu baik sekali," kata Oso, di ruang kerja Ketua DPD RI di lantai 8 Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, 24 April 2018.

Pertemuan berlangsung santai. Kedua belah pihak membicarakan berbagai aspek kerja sama kedua negara, khususnya bidang ekonomi. Dia meyakini, hubungan kerja sama antara Rusia dan Indonesia akan semakin baik ke depan.
 
"Saya kira cocok Presiden Vladimir Putin datang ke Indonesia membawa investor yang banyak ke sini," ucapnya.
 
Mendengar pernyataan itu, Vorobieva menyambut baik undangan tersebut. Namun, rencana itu belum bisa terwujud karena Putin belum dilantik kembali usai memenangkan Pemilu Rusia. Dia berjanji, akan mewujudkan ajakan tersebut segera setelah pelantikan.
 
Menyikapi keinginan peningkatan kerja sama ekonomi, Vorobieva menyampaikan bahwa Rusia saat ini tengah dilanda berbagai permasalahan mengembangkan kerja sama internasional akibat sanksi dari berbagai pihak, khususnya Eropa. 
 
Sanksi tersebut, kata Vorobieva, dilandasi oleh kejadian-kejadian yang tidak ada bukti. Diantaranya, upaya pembunuhan terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal (66) dan putrinya  Yulia (33) di Salisbury, 4 Maret 2018.
 
Menanggapi hal itu, Oso tak mau ambil pusing terhadap permasalahan tersebut. Menurutnya, kasus tersebut tidak ada hubunganya dengan kerja sama antara Indonesia dengan Rusia. "Jangan pikirkan Eropa. Pikirkan saja Indonesia-Rusia," kata Oso, tegas.
 
Selain membahas penguatan kerja sama antar kedua negara, Oso juga menyampaikan keluhan proyek kereta api di Kalimantan Timur (Kaltim) yang digarap oleh Rusia. Dia meminta agar proyek tersebut bisa diselesaikan.
 
"Proyek kereta api di Kaltim, jangan terlalu lama. Jadi jangan sampai orang berpikiran kenapa Rusia terlalu lama. Padahal Rusia punya teknologi," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan